Apakah Anda tahu bahwa tahapan pentest bisa menjadi perisai untuk melindungi sistem dari ancaman siber? Proses ini bukan sekadar uji coba, tetapi serangkaian langkah strategis yang mengungkap celah tersembunyi sebelum diretas oleh pihak tak bertanggung jawab.
Mulai dari pengumpulan informasi hingga pelaporan hasil, setiap tahap memiliki peran penting untuk memastikan keamanan digital tetap terjaga. Artikel ini akan membahas tahapan demi tahapan yang dapat membantu Anda melihat sistem dengan cara yang berbeda.
Pengertian Penetration Testing
Penetration Testing, atau sering disebut pen testing, menguji keamanan sistem komputer dan jaringan dengan mensimulasikan serangan yang mungkin dilakukan oleh pihak luar maupun orang di dalam organisasi.
Metode ini membantu tim keamanan menemukan celah dengan cara meniru teknik yang biasa dipakai oleh hacker. Seorang asesor (Profesional keamanan siber atau ethical hacker) melakukan rangkaian uji coba yang realistis untuk mengevaluasi sejauh mana sistem rentan.
Hasil pengujian menunjukkan titik lemah dan memberi rekomendasi perbaikan supaya organisasi dapat memperkuat pertahanan terhadap ancaman cyber.
Fungsi Penetration Testing
Perusahaan perlu memahami apa saja fungsi dari penetration testing. Melalui proses ini, tim akan memperkuat sistem dan menilai sejauh mana perlindungan yang dimiliki mampu menghadapi serangan dunia nyata. Berikut 6 fungsi yang perlu Anda ketahui.
1. Mengidentifikasi Kerentanan
Penetration testing membantu perusahaan menemukan kerentanan dan kelemahan tersembunyi pada infrastruktur maupun aplikasi. Tujuannya adalah mengungkap celah keamanan yang berpotensi dimanfaatkan oleh pihak tidak berwenang untuk mengakses sistem atau data rahasia. Jadi, perusahaan dapat bertindak proaktif untuk menutup celah.
2. Meningkatkan Keamanan
Melalui pengujian menyeluruh pada sistem dan jaringan, perusahaan dapat meningkatkan lapisan keamanan digitalnya. Proses ini memastikan data penting dan informasi sensitif tetap terlindungi dari ancaman eksternal. Setelah hasil pengujian diterima, tim keamanan akan segera memperbaiki setiap celah yang ditemukan, sehingga keamanan sistem meningkat.
3. Menilai Efektivitas Keamanan
Dengan penetration testing, perusahaan dapat mengukur efektivitas langkah-langkah keamanan yang sudah diterapkan. Uji ini menunjukkan apakah sistem benar-benar mampu menahan serangan atau masih ada area yang perlu diperkuat. Hasilnya menjadi dasar penting bagi perusahaan untuk mengoptimalkan strategi keamanan dan alokasi sumber daya.
4. Mendukung Kepatuhan
Selain memperkuat sistem, penetration testing juga membantu perusahaan memenuhi standar kepatuhan keamanan seperti ISO 27001 atau PCI DSS. Banyak industri dan lembaga pemerintah mewajibkan uji ini sebagai bagian dari regulasi keamanan informasi.
Melalui pengujian tersebut, perusahaan dapat membuktikan bahwa sistemnya aman dan sesuai standar, sehingga meningkatkan kepercayaan pelanggan dan mitra bisnis.
5. Melatih Tim Keamanan
Proses ini juga menjadi sarana pembelajaran bagi tim keamanan internal. Dengan mempelajari hasil pengujian, tim dapat memahami pola serangan nyata dan memperkuat kemampuan mereka dalam menghadapi ancaman baru. Hasil penetration testing membantu tim mengasah keahlian teknis dan kesiapan mereka dalam menghadapi insiden keamanan mendatang.
6. Mendapatkan Wawasan Mendalam tentang Ancaman
Selama pengujian berlangsung, profesional keamanan mencoba beragam teknik dan strategi yang biasa digunakan oleh penyerang siber. Dari proses tersebut, perusahaan memperoleh wawasan tentang bagaimana ancaman bekerja dan seberapa besar risiko yang mungkin dihadapi. Pengetahuan ini berharga untuk meningkatkan respons dan mitigasi serangan.
Baca Juga : Perbedaan Vulnerability Assessment dan Penetration Testing
Tahapan Penetration Testing
Berikut ini alur kerja penetration testing secara ringkas agar Anda memahami bagaimana pengujian berlangsung dari persiapan hingga identifikasi kerentanan. Berikut tahapan lengkapnya!

1. Perencanaan (Planning)
Tim keamanan melakukan fase perencanaan sebagai langkah awal. Mereka berkomunikasi langsung dengan pemilik sistem atau website untuk menyepakati tujuan pengujian. Tim menetapkan scope, batasan, dan waktu pelaksanaan secara jelas.
Selain itu, mereka membahas dokumen legal, jumlah anggota tim, dan apakah staf operasional akan diberitahu sebelumnya. Tim juga menyiapkan kebutuhan teknis dan administrasi sebelum tes dimulai, termasuk mengidentifikasi risiko yang mungkin muncul. Koordinasi intensif dengan pemilik sistem memastikan pengujian berjalan tanpa mengganggu operasi sehari-hari.
2. Pengumpulan Informasi (Information Gathering)
Setelah perencanaan, tim mengumpulkan sebanyak mungkin data tentang target. Mereka melakukan information gathering & analysis untuk memahami infrastruktur, sistem operasi, aplikasi, dan teknologi yang digunakan.
Proses ini mencakup pemetaan sistem, pencatatan domain, alamat ip address, dan layanan yang berjalan. Tim menjalankan network survey untuk menemukan server, host, firewall, dan komponen jaringan lain yang relevan. Semakin lengkap data yang diperoleh, semakin akurat tim menilai potensi titik lemah target.
3. Pendeteksian Kerentanan (Vulnerability Scanning)
Dengan informasi yang cukup, tim melanjutkan ke fase pencarian celah. Mereka melakukan Vulnerability Scanning atau Vulnerability Assessment untuk mendeteksi kelemahan potensial. Tim menjalankan scanning sistem dan jaringan baik secara manual maupun otomatis menggunakan berbagai tools.
Pemindaian bertujuan menemukan port terbuka, layanan rentan, dan konfigurasi yang memungkinkan serangan. Hasil pemindaian memberi tim peta lokasi yang layak untuk diuji lebih lanjut dan menjadi dasar perencanaan langkah serangan berikutnya.
4. Eksploitasi (Exploitation)
Tahap ini menjadi inti proses penetration testing. Tim keamanan memanfaatkan kerentanan yang sudah diidentifikasi untuk mendapatkan akses tidak sah ke sistem atau data. Para pentester memilih target dan tools exploit yang tepat, lalu mencoba mengeksploitasi celah yang ada untuk memperoleh akses lebih dalam, termasuk teknik password cracking bila diperlukan.
Tim selalu bekerja dengan hati-hati agar tidak merusak sistem atau menyebarkan malware yang merugikan perusahaan. Selain itu, mereka mencatat setiap langkah eksploitasi untuk keperluan pelaporan dan perbaikan.
5. Pengujian Aplikasi Web (Web Application Testing)
Tahap ini khusus menguji aplikasi web yang berjalan di lingkungan perusahaan. Karena aplikasi web sering jadi sasaran, tim melakukan pengujian menyeluruh untuk menemukan kerentanan seperti SQL injection, Cross-site scripting (XSS), dan celah lainnya.
Tim menjalankan serangkaian uji fungsional dan serangan terkontrol untuk mereproduksi kondisi nyata, lalu mendokumentasikan temuan beserta langkah perbaikan yang disarankan agar pengembang dapat menutup celah dengan cepat.

6. Pengujian Jaringan (Network Testing)
Pada tahap Pengujian Jaringan, tim menguji seluruh infrastruktur jaringan untuk mengidentifikasi jalur masuk yang mungkin dimanfaatkan penyerang. Mereka memeriksa komponen seperti firewall, router, dan perangkat jaringan lain, serta menguji konfigurasi dan kebijakan akses.
Tim melakukan pemindaian, analisis lalu lintas, dan uji kontrol akses untuk menemukan titik lemah, lalu merekomendasikan langkah penguatan agar jaringan perusahaan lebih tangguh terhadap ancaman.
7. Eskalasi Hak Akses (Privilege Escalation)
Tim keamanan melakukan tahap eskalasi hak akses ketika mereka sudah memperoleh akses terbatas ke sistem atau jaringan target. Pada fase ini tim berupaya menaikkan hak akses ke level yang lebih tinggi untuk menguji seberapa parah kerentanan yang ada.
Tim juga mengevaluasi hingga sejauh mana serangan bisa menyebar di dalam sistem setelah hak akses meningkat. Tujuan utama tahap ini meliputi meningkatkan hak akses, mengukur kedalaman kerentanan, dan menentukan potensi dampak serta penyebaran serangan di lingkungan target.
8. Pelaporan dan Evaluasi (Reporting and Evaluation)
Tahap terakhir dalam proses penetration testing adalah menyusun dan menyerahkan laporan lengkap serta melakukan evaluasi menyeluruh. Pada fase ini pentester atau tim keamanan mengumpulkan semua temuan dan bukti pengujian, lalu menyusun laporan yang jelas dan rinci tentang kerentanan yang ditemukan.
Mereka merinci tingkat dan potensi risiko, mendokumentasikan langkah kerja yang dijalankan, serta menyajikan rekomendasi perbaikan (usulan perbaikan). Setelah laporan diserahkan kepada pemilik sistem, pihak terkait menggunakan temuan tersebut untuk mengambil tindakan lanjutan yang memperkuat keamanan dan menutup celah yang ditemukan.
Menjadikan Keamanan Prioritas yang Terukur
Memahami kedelapan tahapan pentest membantu Anda menilai dan memperkuat pertahanan digital secara sistematis. Dengan mengikuti alur mulai dari perencanaan hingga pelaporan, tim keamanan dapat menemukan celah, mengukur risikonya, dan menerapkan perbaikan yang tepat.
Terapkan rekomendasi hasil pengujian secara konsisten, latih tim internal, dan jadwalkan pengujian berkala supaya perlindungan Anda selalu up-to-date. Dengan begitu, Anda tidak hanya menutup celah hari ini tetapi juga memperkuat kesiapan menghadapi ancaman di masa mendatang.
Baca Juga : Red Team vs Blue Team: Lebih Baik Mana?

















