Apa itu Common Vulnerability Scoring System (CVSS)?

Apa itu Common Vulnerability Scoring System (CVSS)?

Daftar Isi

CVSS adalah standar yang digunakan untuk mengukur dan menilai tingkat keparahan kerentanannya (vulnerability) dalam sistem teknologi informasi. CVSS digunakan secara luas oleh para profesional keamanan siber untuk menentukan tingkat prioritas penanganan kerentanannya berdasarkan skor yang dihasilkan.

Sistem ini dirancang untuk memberikan penilaian yang konsisten, transparan, dan dapat dimengerti oleh berbagai pihak, baik pengembang, administrator sistem, hingga manajemen perusahaan. Dengan menggunakan skor ini, organisasi dapat memahami risiko yang dihadapi dan mengambil langkah mitigasi yang sesuai.

Manfaat Common Vulnerability Scoring System (CVSS)

Penggunaan CVSS memberikan banyak manfaat yang sangat relevan dalam manajemen keamanan siber, mulai dari penyederhanaan penilaian hingga mendukung kepatuhan terhadap regulasi. Berikut adalah penjelasan setiap manfaatnya:

1. Menyederhanakan Penilaian Kerentanan

CVSS mempermudah organisasi untuk menilai kerentanannya secara objektif. Dengan metrik yang terstruktur, tim keamanan dapat menghitung skor berdasarkan data teknis tanpa melibatkan interpretasi subjektif yang berisiko bias. Proses ini memungkinkan tim untuk fokus pada kerentanannya yang benar-benar membutuhkan perhatian segera, sehingga waktu dan sumber daya digunakan lebih efisien.

2. Open Framework

Salah satu keunggulan utama CVSS adalah sifatnya yang terbuka. Siapa saja, mulai dari pakar keamanan hingga pengembang perangkat lunak, dapat menggunakan dan memahami framework ini tanpa batasan.

Transparansi ini tidak hanya mendorong adopsi yang luas tetapi juga memungkinkan kontribusi dari komunitas keamanan global untuk terus memperbaiki dan menyempurnakan sistem.

Sebagai hasilnya, organisasi yang menggunakan CVSS selalu mendapatkan alat yang relevan dan sesuai dengan perkembangan ancaman keamanan terbaru.

3. Acuan Penanganan Kerentanan

CVSS menyediakan standar yang diakui secara global untuk mengukur tingkat keparahan kerentanannya. Hal ini sangat berguna bagi organisasi sebagai dasar untuk menentukan langkah mitigasi, seperti menginstal patch atau menerapkan kontrol tambahan.

4. Dukung Kepatuhan Regulasi dan Audit

Banyak standar keamanan dan regulasi, seperti GDPR atau ISO 27001, mengharuskan organisasi untuk mengidentifikasi dan menangani risiko keamanan mereka. CVSS memberikan kerangka kerja yang dapat digunakan untuk menunjukkan kepada auditor bahwa organisasi telah menilai risiko mereka secara profesional dan konsisten.

5. Kurangi Kerugian Bisnis

Kerentanannya yang tidak dikelola dengan baik dapat mengakibatkan kerugian besar, baik dari sisi finansial maupun reputasi. Dengan memanfaatkan CVSS, organisasi dapat memfokuskan sumber daya mereka pada ancaman yang paling berbahaya terlebih dahulu, sehingga mencegah potensi eksploitasi.

Metric CVSS

Berikut adalah penjelasan mengenai empat metrik utama dalam Common Vulnerability Scoring System (CVSS) yang dirancang untuk memberikan gambaran risiko kerentanannya dari berbagai sudut pandang:

1. Base Score (CVSS-B)

Metrik ini mengevaluasi karakteristik dasar dari kerentanannya, termasuk bagaimana serangan dapat dilakukan dan dampaknya terhadap sistem. Misalnya, kerentanannya yang memungkinkan serangan jarak jauh untuk mengakses data sensitif akan mendapatkan base score tinggi, karena ancaman dan dampaknya signifikan.

Sebaliknya, jika kerentanannya hanya memberikan dampak kecil atau sulit dieksploitasi, skor ini cenderung lebih rendah. Base score memberikan tolok ukur awal mengenai tingkat keparahan suatu kerentanannya.

2. Threat Metric (CVSS-BT)

Metrik ini menilai tingkat ancaman eksploitasi kerentanannya, dengan mempertimbangkan siapa yang dapat mengeksploitasi dan metode yang diperlukan. Sebagai contoh, kerentanannya yang dapat digunakan oleh penyerang tanpa keahlian teknis khusus atau akses fisik akan memiliki threat metric tinggi. Hal ini membantu organisasi memahami seberapa rentan sistem terhadap eksploitasi di dunia nyata, sehingga dapat menentukan langkah mitigasi sesuai berdasarkan ancaman faktual.

3. Environmental Metric (CVSS-BE)

Environmental metric fokus pada dampak kerentanannya dalam konteks spesifik lingkungan organisasi. Faktor-faktor seperti perlindungan tambahan (firewall, perangkat keamanan), mitigasi yang sudah diterapkan, atau seberapa penting sistem yang terpengaruh sangat mempengaruhi nilai metrik ini.

Contohnya, jika kerentanannya hanya memengaruhi sistem minor yang tidak kritis, nilainya mungkin lebih rendah. Namun, jika sistem tersebut mendukung operasi utama organisasi, nilai metric ini akan lebih tinggi karena risiko yang ditimbulkan jauh lebih besar.

4. Supplemental Metric (CVSS-BTE)

Supplemental metric memberikan konteks tambahan yang sering kali relevan dalam menilai risiko kerentanannya secara lebih luas. Metrik ini menyoroti kemungkinan kerentanannya mempengaruhi beberapa sistem atau aplikasi sekaligus.

Sebagai contoh, sebuah kerentanannya yang dapat menyebar dan merusak lebih dari satu sistem akan memiliki nilai metrik tambahan yang tinggi. Informasi ini sangat penting untuk memahami efek domino yang mungkin terjadi, sehingga organisasi dapat mempersiapkan langkah mitigasi yang lebih menyeluruh.

Kekurangan CVSS

Meskipun sangat berguna dalam membantu mengidentifikasi tingkat keparahan kerentanan keamanan, CVSS (Common Vulnerability Scoring System) memiliki beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan, terutama ketika digunakan dalam konteks penerapan dunia nyata. Berikut adalah beberapa kelemahan utamanya:

1. Tidak Dirancang untuk Prioritisasi

CVSS memang memberikan gambaran umum tentang tingkat keparahan kerentanan melalui skornya, tetapi sistem ini tidak dirancang untuk membantu organisasi secara langsung menentukan prioritas tindakan yang harus diambil. 

Sebagai contoh, dua kerentanan dengan skor yang sama dalam CVSS mungkin memiliki tingkat urgensi yang sangat berbeda tergantung pada lingkungan dan konfigurasi organisasi. Hal ini dapat menyebabkan kebingungan dalam menentukan langkah penanganan mana yang harus dilakukan terlebih dahulu, terutama ketika sumber daya organisasi terbatas. 

2. Tidak Merefleksikan Kerentanan Sebenarnya

Skor CVSS seringkali didasarkan pada skenario teoritis dan tidak selalu mencerminkan tingkat eksploitabilitas kerentanan dalam kondisi dunia nyata. Sebagai contoh, kerentanan dengan skor tinggi mungkin ternyata sulit untuk dieksploitasi karena faktor tambahan seperti perlindungan sistem yang telah diterapkan atau keterbatasan akses bagi penyerang.

Sebaliknya, ancaman dengan skor rendah mungkin justru lebih berbahaya jika dipadukan dengan kondisi khusus dalam infrastruktur suatu organisasi. Ketidakmampuan CVSS untuk menggambarkan risiko aktual ini dapat menyebabkan organisasi salah dalam mengambil keputusan, baik dengan mengabaikan ancaman yang sebenarnya signifikan atau terlalu fokus pada ancaman yang dampaknya kecil.

3. Skor Penilaian Kurang Relevan Tanpa Konteks

Salah satu kelemahan mendasar dari CVSS adalah kurangnya kemampuan untuk menyesuaikan skor berdasarkan konteks spesifik organisasi. Misalnya, kerentanan dengan skor tinggi pada sebuah server yang hanya digunakan untuk fungsi internal yang tidak penting mungkin tidak menjadi prioritas dibandingkan dengan skor rendah pada sistem yang berfungsi sebagai infrastruktur kritis.

Tanpa mempertimbangkan konteks operasional dan strategis, skor CVSS dapat memberikan persepsi yang salah tentang urgensi suatu ancaman. Organisasi harus melakukan analisis tambahan untuk memahami relevansi kerentanan ini dalam konteks aset, dampak bisnis, dan potensi eksposur.

3 Bugs yang Mempengaruhi CVSS Score

Berikut adalah beberapa contoh bug yang dapat memengaruhi skor CVSS (Common Vulnerability Scoring System). Contoh-contoh ini menunjukkan bagaimana kerentanan dievaluasi berdasarkan dampaknya terhadap sistem, tingkat kemudahan eksploitasi, dan konsekuensi akhirnya:

3 Bugs yang Mempengaruhi CVSS Score

1. CVE-2024-4879: Authentication Bypass

Kerentanan ini memungkinkan seorang penyerang untuk melewati proses autentikasi yang biasanya diperlukan untuk mengakses suatu sistem. Dalam skenario ini, mekanisme keamanan yang dirancang untuk memastikan bahwa hanya pengguna yang berwenang dapat masuk atau mengakses data menjadi tidak efektif.

Dampaknya bisa sangat besar, terutama pada sistem yang menangani informasi sensitif atau operasional kritis, seperti server perusahaan atau aplikasi berbasis cloud. CVSS base score dari bug ini berada pada level tinggi karena memiliki konsekuensi langsung pada integritas dan kerahasiaan sistem. Jika tidak segera ditangani, kerentanan ini berpotensi digunakan dalam serangan yang lebih kompleks.

2. CVE-2024-5178: Privilege Escalation

Privilege escalation adalah kerentanan yang memungkinkan seorang pengguna dengan hak akses terbatas untuk meningkatkan level aksesnya menjadi administrator atau pengguna dengan hak istimewa lebih besar. Hal ini memberikan pelaku serangan kemampuan untuk memodifikasi sistem, menghapus data, atau mengakses area yang seharusnya terbatas.

Bug seperti ini sangat berbahaya di lingkungan perusahaan karena pelaku bisa menyusup ke tingkat sistem yang lebih dalam, bahkan tanpa deteksi. Dalam skenario dunia nyata, jenis kerentanan ini sering digunakan sebagai bagian dari serangan berlapis, di mana penyerang pertama-tama mendapatkan akses dasar dan kemudian menggunakan eksploitasi privilege escalation untuk memperluas kontrol mereka.

3. CVE-2024-5217: Arbitrary Data Access

Kerentanan ini memungkinkan penyerang untuk mengakses data penting secara langsung tanpa perlu izin yang sah. Data yang dapat diakses mencakup informasi pribadi, data keuangan, atau bahkan rahasia dagang, tergantung pada sistem yang menjadi target. Dampak dari bug ini sangat serius, terutama jika data yang terekspos digunakan untuk tindakan kriminal seperti pencurian identitas atau pemerasan.

Dalam evaluasi CVSS, kerentanan ini cenderung mendapatkan skor tinggi pada kategori impact karena langsung mempengaruhi kerahasiaan data. Jika kerentanan ini ditemukan di aplikasi yang digunakan oleh banyak pengguna, konsekuensinya dapat menjadi sangat luas, termasuk hilangnya reputasi perusahaan dan kepercayaan pelanggan.

Bahaya Skor CVSS Tinggi pada Industri IT

Berikut bahaya yang dapat ditimbulkan oleh kerentanan dengan skor CVSS tinggi dan mengapa organisasi harus segera mengambil tindakan untuk mengatasi risiko ini.

1. Sistem yang Terkompromi (Compromised System)

Kerentanan dengan skor CVSS tinggi menunjukkan potensi yang serius untuk sistem sepenuhnya terkompromi. Hal ini memungkinkan penyerang mendapatkan akses yang tidak sah, baik untuk mencuri, merusak, atau memanipulasi data di dalam sistem.

Dalam kasus yang lebih buruk, penyerang dapat mengambil alih kendali penuh atas sistem, memungkinkan mereka menjalankan perintah, menghapus file penting, atau bahkan menghentikan operasi sistem secara keseluruhan. Akibatnya, dampak ini dapat melumpuhkan organisasi dalam waktu singkat.

2. Potensi Kerusakan Data dan Sistem

Kerentanan dengan dampak besar sering kali berujung pada kehilangan data penting yang mungkin tidak dapat dipulihkan. Selain itu, kerusakan pada sistem operasional dapat mengakibatkan downtime yang signifikan, mengganggu produktivitas, dan menciptakan beban kerja tambahan untuk tim IT. Ketika data yang hilang melibatkan informasi sensitif, seperti data pelanggan atau rahasia bisnis, implikasinya bisa meluas hingga menyebabkan konflik hukum atau hilangnya kepercayaan dari pihak yang berkepentingan.

3. Meningkatnya Risiko Keamanan

Skor CVSS tinggi menandakan ancaman yang memerlukan penanganan segera. Jika kerentanan ini diabaikan, organisasi membuka celah lebih besar bagi serangan siber di masa depan. Risiko ini tidak hanya mencakup serangan tunggal tetapi juga meningkatkan potensi untuk serangan berantai.

Di mana pelaku memanfaatkan satu kerentanan untuk menemukan atau mengeksploitasi celah lainnya. Situasi ini dapat memperburuk postur keamanan organisasi secara keseluruhan, membuatnya rentan terhadap berbagai jenis ancaman.

4. Gangguan pada Kepatuhan Regulasi dan Audit

Kegagalan menangani kerentanan dengan skor CVSS tinggi dapat berakibat langsung pada ketidakpatuhan terhadap regulasi industri atau standar keamanan. Banyak regulasi, seperti GDPR, HIPAA, atau PCI DSS, mewajibkan organisasi untuk mengelola risiko keamanan dengan baik.

Ketidakpatuhan ini dapat menyebabkan organisasi gagal dalam audit reguler, yang sering kali berujung pada denda, sanksi hukum, atau pembatasan operasional. Selain itu, risiko ini juga mengurangi peluang bisnis, terutama untuk organisasi yang bergantung pada sertifikasi keamanan tertentu.

5. Kerugian Finansial dan Reputasi

Eksploitasi kerentanan dengan skor tinggi dapat membawa dampak finansial yang sangat besar, mulai dari biaya pemulihan sistem, penggantian infrastruktur yang rusak, hingga kerugian dari hilangnya peluang bisnis.

Selain itu, insiden keamanan yang terjadi dapat mencoreng reputasi organisasi, terutama di mata pelanggan, mitra bisnis, dan investor. Kepercayaan yang hilang sering kali sulit dipulihkan dan dapat berdampak jangka panjang pada keberlanjutan bisnis. 

Optimalkan Keamanan: Perbaiki Skor CVSS Anda

Meningkatkan skor CVSS (Common Vulnerability Scoring System) bukan sekadar formalitas, tetapi langkah krusial untuk memperkuat sistem keamanan digital Anda. Skor CVSS mencerminkan tingkat kerentanan sistem Anda terhadap potensi ancaman.

Dengan memperbaikinya, Anda tidak hanya meminimalkan risiko serangan siber tetapi juga melindungi aset penting, reputasi, dan kepercayaan pemangku kepentingan terhadap bisnis Anda.

Perbaikan skor CVSS menunjukkan komitmen nyata terhadap keamanan dan kepatuhan. Ini memberikan sinyal positif kepada mitra dan pelanggan bahwa Anda proaktif dalam menjaga data mereka tetap aman. Jangan biarkan skor rendah menjadi titik lemah yang bisa dimanfaatkan oleh penyerang; lakukan audit, prioritas perbaikan, dan pantau terus tingkat kerentanan.

Konsultasi Sekarang!!
Butuh Bantuan ?
Halo !
Ada yang bisa kami bantu tentang Apa itu Common Vulnerability Scoring System (CVSS)? ?