Trojan merupakan salah satu bentuk malware berbahaya yang masuk ke sistem komputer dengan cara menipu pengguna, yakni berpura-pura sebagai aplikasi atau file yang terlihat legal dan tidak mencurigakan. Biasanya, Trojan tidak menyebar dengan sendirinya, melainkan memerlukan tindakan dari pengguna untuk dieksekusi.
Setelah aktif, Trojan dapat memberikan akses jarak jauh kepada peretas untuk mengontrol perangkat korban tanpa sepengetahuan pengguna. Efeknya bisa sangat merugikan, mulai dari pencurian data pribadi, kerusakan sistem, hingga penurunan kinerja perangkat.
Apa itu Trojan?
Trojan merupakan bentuk malware yang bekerja dengan menyamar sebagai file atau aplikasi yang terlihat aman dan terpercaya, sehingga membuat pengguna tanpa sadar menginstalnya. Setelah dijalankan, Trojan bisa melakukan berbagai tindakan berbahaya seperti mencuri informasi penting, memberikan akses ilegal kepada peretas, hingga merusak data dalam sistem.
Nama “Trojan” diambil dari kisah Kuda Trojan dalam mitologi Yunani, di mana musuh menyusup ke dalam kota dengan menyembunyikan pasukan di dalam patung kuda besar yang tampaknya merupakan hadiah. Sama seperti kisah tersebut, Trojan Horse digital menyusup ke perangkat melalui penyamaran aplikasi, tautan palsu, atau lampiran email berbahaya.
Trojan bukanlah virus dalam arti teknis karena tidak mereplikasi diri, tetapi kerusakan yang ditimbulkannya bisa sangat serius. Ia sering digunakan oleh peretas untuk membuka pintu belakang sistem (backdoor), memungkinkan akses ilegal ke jaringan dan informasi sensitif.
Sejarah Trojan
Trojan pertama kali muncul pada awal tahun 1980-an dan menjadi perhatian serius di dunia komputer saat penyebaran PC semakin meluas. Salah satu contoh awal adalah ANIMAL Trojan, program permainan yang tampak tidak berbahaya namun secara diam-diam menyalin dirinya ke direktori lain dalam sistem pengguna.
Perkembangan teknologi internet di era 1990-an hingga awal 2000-an membuat Trojan semakin mudah menyebar. Dengan munculnya email, IRC, dan unduhan ilegal, Trojan berkembang menjadi alat utama bagi penjahat siber untuk melancarkan serangan.
Seiring waktu, Trojan menjadi semakin kompleks. Varian modern seperti Zeus, Emotet, dan Dridex tidak hanya mencuri informasi keuangan, tetapi juga mengendalikan perangkat korban dari jarak jauh, menyebar melalui jaringan internal, dan bahkan menghindari deteksi antivirus dengan teknik obfuscation.
Cara Kerja Virus Trojan
Trojan bekerja dengan cara mengelabui pengguna agar menginstalnya secara sukarela, biasanya dengan menyamar sebagai file yang menarik seperti dokumen penting, aplikasi gratis, atau pembaruan perangkat lunak. Setelah diinstal, ia akan menjalankan kode berbahaya di latar belakang tanpa sepengetahuan pengguna.
Setelah aktif, Trojan dapat membuka backdoor, yang memungkinkan penyerang mengakses sistem dari jarak jauh. Dari sini, mereka dapat mencuri data pribadi, menginstal perangkat lunak berbahaya tambahan, atau memata-matai aktivitas pengguna melalui keylogger dan screen capture.
Beberapa jenis Trojan juga dirancang untuk menonaktifkan antivirus, merusak file sistem, atau mengubah konfigurasi sistem untuk mencegah penghapusan. Trojan sering digunakan sebagai bagian dari serangan siber lebih besar, termasuk botnet dan ransomware, menjadikannya salah satu ancaman paling merusak saat ini.
Ciri-ciri Serangan Virus Trojan
Mengenali ciri-ciri ini sangat penting untuk mengambil tindakan lebih cepat sebelum kerusakan menyebar. Saat Trojan berhasil masuk dan aktif di perangkat, Anda bisa mengenali kehadirannya melalui sejumlah tanda berikut:

1. Perangkat Menjadi Lambat
Jika perangkat Anda mendadak melambat tanpa sebab yang pasti, hal ini bisa mengindikasikan bahwa ada aktivitas mencurigakan di dalam sistem. Trojan sering berjalan di latar belakang, menggunakan sumber daya CPU dan RAM secara diam-diam.
Penggunaan prosesor yang tinggi, pemrosesan lambat, atau loading program yang memakan waktu adalah sinyal bahwa ada proses mencurigakan sedang berlangsung di dalam sistem.
2. Aplikasi Asing Muncul
Jika Anda melihat ada perangkat lunak baru yang tidak pernah Anda instal, bisa jadi itu adalah bagian dari payload Trojan. Tanpa izin pengguna, Trojan dapat menambahkan perangkat lunak lain ke sistem secara otomatis.
Beberapa aplikasi ini bisa terlihat seperti utility palsu, game bajakan, atau alat pengoptimal sistem, padahal sebenarnya itu hanya perangkat lunak pendamping yang berbahaya.
3. Crash dan Freeze yang Sering Terjadi
Seringnya perangkat mengalami hang, restart otomatis, atau crash mendadak dapat menjadi tanda bahwa sistem telah dimasuki Trojan. Kerusakan ini sering disebabkan oleh konflik sistem yang dipicu oleh kode berbahaya yang berjalan tanpa kontrol.
Dengan mengutak-atik file sistem penting, merusak driver, atau mengganggu fungsi inti sistem operasi, Trojan berpotensi membuat kinerja perangkat menjadi kacau dan tidak dapat diprediksi.
4. Perubahan di Desktop, Taskbar, dan Browser
Trojan kadang mengubah tampilan antarmuka pengguna, seperti wallpaper yang berubah sendiri, ikon baru di taskbar, atau halaman awal browser yang tidak dikenal. Ini menandakan adanya modifikasi sistem yang tidak sah.
Selain itu, pengguna juga sering melihat toolbar asing, ekstensi browser mencurigakan, atau shortcut ke situs tidak dikenal yang secara otomatis terpasang.
5. Pop-up Lebih Banyak
Trojan yang berfungsi sebagai adware biasanya ditandai dengan pop-up iklan yang muncul secara konstan, bahkan di luar aktivitas browsing. Iklan ini bisa berisi link phising atau perintah unduh malware tambahan.
Pop-up ini tidak hanya mengganggu, tapi juga bisa menjadi pintu masuk eksploitasi keamanan yang lebih lanjut oleh penyerang.
6. Pengalihan Internet
Jika saat mengetik alamat situs tertentu Anda justru diarahkan ke halaman web yang berbeda, itu merupakan gejala kuat dari Trojan redirector. Trojan ini mengubah pengaturan DNS atau file host sistem.
Akibatnya, pengguna bisa tertipu dan masuk ke situs palsu yang didesain menyerupai halaman login perbankan atau media sosial untuk mencuri data pribadi.
7. Perangkat Lunak Antivirus Dinonaktifkan
Trojan sering dirancang untuk menonaktifkan sistem keamanan, terutama antivirus dan firewall, agar mereka dapat bekerja tanpa hambatan. Tiba-tiba antivirus Anda tidak bisa dibuka atau memperbarui database-nya? Itu adalah tanda merah besar.
Bahkan, beberapa Trojan juga menghapus pembaruan keamanan, atau mencegah akses ke website resmi penyedia antivirus demi menghindari deteksi dan penghapusan.
Dampak dari Serangan Virus Trojan
Dampak serangan Trojan bisa sangat merugikan, tidak hanya bagi pengguna pribadi, tetapi juga bagi kalangan bisnis. Kerusakan yang ditimbulkan tidak hanya berdampak pada performa sistem, tetapi juga pada keamanan data dan kerahasiaan informasi.
Beberapa dampak yang paling umum termasuk pencurian data pribadi, kehilangan akses ke sistem, gangguan operasional, hingga kebocoran informasi finansial. Dalam banyak kasus, Trojan juga menjadi pintu masuk untuk serangan siber lanjutan seperti ransomware atau botnet attack.
Jenis-jenis Virus Trojan
Trojan tidak datang dalam satu bentuk saja, melainkan terdiri dari berbagai varian dengan fungsi dan tujuan yang berbeda. Memahami jenis Trojan penting untuk melakukan deteksi dan penanganan tepat. Jenis-jenis Trojan berikut dikenal luas karena frekuensinya tinggi dalam berbagai kasus serangan siber masa kini.

1. Backdoor Trojan
Trojan backdoor dirancang untuk menciptakan jalur tersembunyi yang memungkinkan akses jarak jauh tanpa otorisasi ke dalam sistem target. Penyerang bisa melakukan kendali penuh seperti melihat file, menginstal program, bahkan menghapus data.
Jenis ini sering digunakan dalam serangan bertarget dan akses jarak jauh tanpa autentikasi, yang memungkinkan peretas menyusup diam-diam ke jaringan internal.
2. Downloader Trojan
Trojan downloader berfungsi sebagai alat untuk mengunduh malware tambahan dari server penyerang. Biasanya ia berukuran kecil dan beroperasi secara senyap.
Setelah terpasang, jenis ini akan mengunduh ransomware, spyware, atau adware tanpa sepengetahuan pengguna, dan menyebabkan sistem terinfeksi ganda.
3. Infostealer Trojan
Trojan infostealer didesain untuk mencuri data sensitif seperti username, password, data kartu kredit, dan informasi login lainnya. Ia bisa mengambil data dari browser, clipboard, atau file tertentu.
Jenis ini sangat berbahaya jika digunakan untuk mencuri informasi akun bank atau akses akun media sosial untuk melakukan penipuan lebih lanjut.
4. Remote Trojan
Trojan remote memungkinkan kontrol penuh terhadap sistem korban seolah-olah penyerang berada di depan perangkat. Trojan semacam ini biasanya masuk dalam kategori Remote Access Trojan, atau yang dikenal dengan istilah RAT.
Trojan ini mampu merekam tampilan layar, mengakses kamera tanpa izin, dan mengawasi seluruh aktivitas pengguna secara langsung.
5. DDoS Attack Trojan
Trojan DDoS menjadikan komputer korban bagian dari jaringan botnet yang digunakan untuk meluncurkan serangan Distributed Denial of Service (DDoS) ke server tertentu.
Serangan ini bertujuan melumpuhkan situs atau layanan online dengan membanjiri lalu lintas jaringan menggunakan ribuan perangkat yang telah terinfeksi.
6. Fake Antivirus Trojan
Jenis ini menyamar sebagai software antivirus palsu yang menampilkan peringatan palsu untuk menakut-nakuti pengguna. Tujuannya adalah mendorong pengguna membeli lisensi untuk “membersihkan” sistem.
Selain mencuri uang, fake antivirus Trojan juga bisa mengunduh malware tambahan atau memblokir akses ke aplikasi keamanan asli.
7. Rootkit Trojan
Trojan rootkit berfungsi untuk menyembunyikan keberadaan malware lainnya. Ia dapat memodifikasi sistem inti dan membuat Trojan tidak terlihat oleh antivirus.
Karena tertanam dalam kernel sistem operasi, penghapusan rootkit sangat sulit dan sering membutuhkan boot disk khusus atau reinstall system.
8. Ransom Trojan
Trojan ransom mengenkripsi file korban dan menuntut pembayaran untuk mengembalikannya. Jenis ini merupakan elemen dari serangan ransomware, yang dikenal sebagai salah satu bentuk ancaman paling menghancurkan.
Jenis ini biasanya menyusup melalui lampiran email atau software bajakan dan segera mengunci file penting setelah aktif.
9. Exploit Trojan
Jenis ini mengeksploitasi celah keamanan atau vulnerability dalam sistem atau aplikasi untuk menyisipkan kode berbahaya. Biasanya, Trojan semacam ini menjadi komponen utama dalam serangan siber dengan skala besar dan dampak luas.
Exploit Trojan sangat berbahaya jika menyerang sistem yang belum diperbarui (outdated software) karena bisa langsung mengambil alih kontrol.
10. GameThief Trojan
Trojan GameThief secara spesifik menargetkan akun game online dengan mencuri detail login penggunanya. Informasi ini kemudian dijual di pasar gelap atau digunakan untuk menjual item virtual.
Jenis ini menyasar platform game populer, dan menyusup melalui modifikasi aplikasi game atau cheat tools yang tidak resmi.
11. Spy Trojan
Trojan spy bertindak sebagai keylogger, recorder aktivitas, dan pengumpul informasi pribadi lainnya. Ia memantau setiap aktivitas pengguna, termasuk ketikan dan pergerakan mouse.
Biasanya digunakan untuk mencuri informasi identitas, kredensial email, atau bahkan isi percakapan rahasia melalui aplikasi pesan.
Contoh Serangan Trojan yang Pernah Terjadi
Kasus-kasus berikut adalah contoh Trojan berbahaya yang pernah menyerang sistem secara luas dan menjadi peringatan serius dalam ranah keamanan digital.
1. Rakhni Trojan
Rakhni Trojan adalah jenis Trojan hybrid yang bisa bertindak sebagai ransomware atau crypto miner, tergantung pada perangkat korban. Ia pertama kali ditemukan pada tahun 2013 dan terus berkembang.
Setelah disebarkan lewat lampiran email berisi malware, Trojan ini akan aktif dan melakukan aksi seperti mengenkripsi data korban atau menjalankan aktivitas penambangan cryptocurrency tanpa sepengetahuan pengguna.
2. Tiny Banker
Tiny Banker atau Tinba adalah Trojan perbankan yang didesain untuk mencuri data login perbankan online. Ia menyusup ke browser dan meniru halaman login bank untuk mencuri kredensial.
Trojan ini terkenal karena ukurannya yang kecil—hanya sekitar 20 KB—dan kemampuannya untuk menghindari deteksi antivirus, serta digunakan secara luas dalam serangan ke institusi keuangan.
3. Zbot atau Zeus
Zeus Trojan, juga dikenal sebagai Zbot, merupakan salah satu Trojan paling terkenal dalam sejarah. Ia digunakan untuk mencuri informasi finansial dan kredensial login.
Zeus menyebar melalui phishing email, download drive-by, dan situs palsu. Ia sangat sulit dideteksi karena menggunakan kode terenkripsi dan sering digunakan dalam botnet global.
Langkah-Langkah Efektif untuk Membersihkan Komputer yang Terinfeksi Virus Trojan
Membersihkan komputer dari serangan Trojan membutuhkan langkah sistematis agar malware tidak menyebar atau aktif kembali. Tindakan cepat dan tepat sangat penting untuk meminimalkan kerusakan.
Berikut panduan lengkap untuk menangani infeksi Trojan secara aman dan efektif:
1. Putuskan Koneksi Internet
Langkah pertama adalah segera memutus koneksi internet. Ini mencegah Trojan mengirim data keluar atau menerima perintah dari server pusat.
Langkah ini juga menghambat potensi penyebaran Trojan ke perangkat lain dalam satu jaringan lokal.
2. Gunakan Program Antivirus atau Anti-Malware
Jalankan pemindaian penuh dengan software antivirus tepercaya atau anti-malware. Pastikan database virus telah diperbarui terlebih dahulu.
Beberapa program yang efektif seperti Malwarebytes, Kaspersky, atau Bitdefender dapat mendeteksi dan menghapus Trojan secara menyeluruh.
3. Identifikasi File yang Terinfeksi
Setelah pemindaian, catat nama dan lokasi file atau program yang terdeteksi. Beberapa Trojan menyamar dengan nama file sistem asli, sehingga penting untuk memastikan file tersebut benar-benar berbahaya.
Gunakan fitur karantina sebelum menghapus agar aman jika terjadi kesalahan identifikasi.
4. Nonaktifkan Sistem Pemulihan
System Restore dapat menyimpan salinan Trojan dalam restore point. Matikan sementara fitur ini untuk mencegah sistem mengembalikan file berbahaya.
Pastikan untuk mengaktifkannya kembali setelah komputer benar-benar bersih.
5. Boot ke Safe Mode
Hidupkan ulang komputer dan masuk ke Safe Mode. Dalam mode ini, hanya driver dasar dan layanan penting yang dijalankan, sehingga Trojan tidak dapat aktif sepenuhnya.
Langkah ini mempermudah proses penghapusan dan mencegah Trojan menghalangi program antivirus.
6. Hapus Program Terinfeksi
Buka Control Panel dan hapus program asing atau mencurigakan yang baru saja terinstal. Periksa juga folder startup dan task scheduler untuk melihat apakah ada skrip otomatis dari Trojan.
Gunakan registry editor dengan hati-hati bila diperlukan, hanya jika Anda yakin dengan modifikasi yang akan dilakukan.
7. Restart Komputer
Setelah pembersihan selesai, melakukan restart sistem secara normal. Kemudian jalankan kembali antivirus untuk memastikan tidak ada residu Trojan yang tersisa.
Langkah ini sekaligus mengembalikan sistem ke kondisi stabil dan mengaktifkan ulang fitur yang sebelumnya dinonaktifkan seperti System Restore.
Cara Melindungi Diri dari Ancaman Virus Trojan
Pencegahan merupakan langkah paling efektif dalam menghadapi Trojan. Dengan menerapkan kebiasaan digital yang aman, Anda bisa meminimalkan risiko serangan dan menjaga integritas sistem.
Berikut ini adalah langkah-langkah yang dapat membantu Anda melindungi perangkat dari ancaman Trojan malware:
1. Gunakan Program Antivirus yang Canggih
Pilihlah antivirus premium atau anti-malware tools yang terbukti efektif mendeteksi Trojan Horse. Pastikan fitur seperti real-time protection dan web shield aktif sepanjang waktu.
Antivirus yang baik akan memperingatkan Anda ketika mendeteksi file mencurigakan, serta secara otomatis memblokir akses ke situs berbahaya.
2. Perbarui OS Perangkat
Pembaruan sistem operasi penting untuk menambal celah keamanan yang bisa dieksploitasi Trojan. Jangan menunda update karena patch tersebut bisa jadi menyelamatkan perangkat Anda dari infeksi.
Aktifkan automatic update agar Anda tidak melewatkan pembaruan penting, baik untuk sistem operasi maupun aplikasi utama.
3. Berhati-hatilah dengan Website yang Dikunjungi
Hindari mengakses situs yang tidak aman atau mencurigakan. Banyak Trojan tersembunyi di dalam iklan berbahaya atau download otomatis dari situs yang tidak terpercaya.
Gunakan browser yang memiliki fitur perlindungan phishing dan hindari mengklik tautan dari sumber tidak dikenal.
4. Buat Password yang Kuat
Gunakan kombinasi karakter unik, termasuk huruf besar, kecil, angka, dan simbol untuk setiap akun penting Anda. Gunakan password manager untuk membantu Anda menyimpan dan mengelola kata sandi secara aman.
5. Backup Data Secara Rutin
Buat cadangan rutin untuk semua data penting Anda menggunakan cloud storage atau hard drive eksternal. Jika Trojan seperti ransomware menyerang, Anda tidak akan kehilangan file berharga.
Pastikan backup dilakukan secara otomatis dan terenkripsi demi keamanan maksimal.
6. Evaluasi Performa Perangkat
Periksa aktivitas CPU, penggunaan RAM, dan aplikasi startup secara berkala. Jika ada perilaku aneh seperti lambat tiba-tiba atau program asing berjalan, segera lakukan pemindaian malware.
Langkah ini membantu Anda mengenali gejala awal infeksi Trojan sebelum berkembang menjadi kerusakan yang lebih besar.
7. Hindari Mendownload File Bajakan
Software ilegal, film bajakan, dan crack tools sering menjadi wadah penyebaran Trojan. Selain melanggar hukum, Anda juga mempertaruhkan keamanan data.
Selalu unduh dari situs resmi dan pastikan file diperiksa sebelum dibuka atau dijalankan.
8. Periksa Software yang Terinstal
Tinjau daftar program terinstal secara berkala dan hapus aplikasi yang tidak dikenal. Beberapa Trojan menyamar sebagai aplikasi utilitas atau game ringan.
Cek juga program yang berjalan di latar belakang melalui Task Manager untuk mendeteksi proses yang tidak semestinya aktif.
9. Scan Website dari Malware
Jika Anda mengelola situs web, gunakan layanan seperti Google Safe Browsing atau Sucuri SiteCheck untuk memastikan website Anda bebas dari malware, termasuk Trojan.
Langkah ini penting agar pengunjung situs tidak menjadi korban infeksi akibat celah dari website yang Anda kelola.
Jangan Tunggu Sampai Terinfeksi — Lindungi Data dan Perangkat Anda dari Trojan Sekarang Juga!
Trojan bukan sekadar ancaman biasa—ia merupakan senjata utama dalam banyak serangan siber yang merusak dan merugikan. Dengan kemampuannya menyamar dan menyusup secara diam-diam, Trojan malware dapat mencuri data, mengendalikan perangkat, dan bahkan memeras pengguna.
Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk meningkatkan kewaspadaan digital. Mulailah dari tindakan sederhana seperti memperbarui sistem, menghindari tautan mencurigakan, hingga menggunakan perlindungan antivirus yang andal. Perlindungan terhadap Trojan bukan hanya soal teknologi, tapi juga soal kebiasaan digital yang bijak.
Dengan edukasi dan tindakan preventif yang tepat, Anda bisa menjaga diri dan data dari serangan Trojan yang semakin canggih dan tak terduga.
FAQ (Frequently Asked Question)
Apakah Trojan masih menjadi ancaman besar di era antivirus modern?
Ya, Trojan masih menjadi ancaman signifikan meskipun banyak pengguna telah memasang antivirus. Trojan terus berkembang dengan metode penyamaran yang lebih canggih, seperti menyamar sebagai software resmi atau disisipkan ke dalam lampiran email yang terlihat valid. Antivirus konvensional pun bisa tertipu jika Trojan tersebut belum terdaftar dalam database signature.
Mengapa banyak Trojan tidak langsung merusak sistem setelah masuk ke perangkat?
Banyak Trojan dirancang untuk bersifat diam-diam agar bisa mengumpulkan informasi, membuka backdoor, atau menunggu instruksi dari command and control server. Taktik ini memungkinkan pelaku mempertahankan akses jangka panjang tanpa menimbulkan kecurigaan dari pengguna atau sistem keamanan.
Apa perbedaan Trojan dengan virus biasa?
Trojan tidak mereplikasi dirinya seperti virus. Ia lebih mirip ‘kuda troya’ yang tampak tidak berbahaya atau bahkan berguna, namun menyembunyikan fungsi jahat di baliknya. Sementara virus bisa menyebar dari satu file ke file lain, Trojan membutuhkan tindakan dari pengguna untuk dieksekusi, seperti menginstal program tertentu.
Bagaimana cara Trojan bisa melewati firewall dan sistem keamanan perusahaan?
Trojan sering menyamar sebagai trafik biasa, menggunakan port umum seperti HTTP atau HTTPS, sehingga firewall tidak menganggapnya mencurigakan. Selain itu, Trojan juga bisa memanfaatkan aplikasi yang diizinkan untuk menghindari deteksi, misalnya melalui file makro di dokumen Microsoft Office.
Apakah Trojan hanya menargetkan sistem operasi Windows?
Meskipun Windows sering menjadi target utama karena jumlah penggunanya yang besar, sistem operasi lain seperti macOS, Linux, dan bahkan Android juga bisa menjadi sasaran Trojan. Banyak pengembang malware kini membuat Trojan lintas platform, atau menyesuaikan varian mereka untuk masing-masing sistem.
Apa indikasi bahwa sebuah perangkat mungkin telah terinfeksi Trojan?
Indikasinya bisa sangat halus, seperti melambatnya sistem, munculnya proses tidak dikenal, aktivitas jaringan mencurigakan, atau aplikasi yang berjalan sendiri. Namun, banyak Trojan modern mampu menyembunyikan keberadaannya sehingga pengguna awam mungkin tidak menyadari infeksi sama sekali.
Mengapa Trojan sering digunakan dalam serangan siber berskala besar?
Karena Trojan dapat membuka jalan bagi berbagai aktivitas jahat lainnya seperti pencurian data, penyebaran ransomware, atau pemantauan pengguna, ia sering menjadi ‘pintu masuk’ dalam skenario serangan siber yang lebih besar. Trojan sangat fleksibel dan bisa dikendalikan dari jarak jauh, menjadikannya senjata favorit pelaku kejahatan siber.
Apa yang membuat pencegahan Trojan menjadi tantangan besar?
Trojan biasanya tidak menunjukkan perilaku mencolok dan sering kali menyatu dengan aplikasi yang tampak normal. Penggunaan teknik seperti obfuscation, enkripsi payload, dan perubahan nama file membuat Trojan sulit dikenali oleh sistem deteksi berbasis signature atau heuristic.
Apakah menggunakan software bajakan meningkatkan risiko terkena Trojan?
Ya, software bajakan sangat rentan disusupi Trojan karena pengguna sering diminta menonaktifkan fitur keamanan agar bisa menjalankan crack atau patch. Ini memberikan celah besar bagi Trojan untuk dieksekusi tanpa peringatan, apalagi jika file tersebut disamarkan dengan baik.
Jika sebuah perangkat telah terinfeksi Trojan, apakah instal ulang sistem sudah cukup?
Instal ulang sistem bisa menghapus Trojan jika dilakukan secara bersih. Namun, jika backup atau media instalasi yang digunakan juga sudah terinfeksi, maka Trojan bisa kembali aktif setelah proses instalasi. Oleh karena itu, pembersihan menyeluruh dan pemindaian perangkat tambahan sangat disarankan.