Cracking adalah tindakan ilegal yang sering disalahartikan sebagai hacking. Dalam dunia keamanan siber, cracking mencakup berbagai metode untuk mengakses sistem atau data tanpa izin, seperti melalui password cracking.
Artikel ini akan membahas secara mendalam apa yang dimaksud dengan cracking, tujuan di balik aktivitas ini, serta jenis-jenis cracking yang umum dilakukan. Pahami lebih dalam tentang ancaman yang ditimbulkan oleh cracking dan bagaimana cara melindungi diri.
Mari pelajari lebih lanjut agar tahu cara menghadapinya!
Apa itu Cracking?
Cracking adalah upaya ilegal untuk mengakses sistem komputer dengan tujuan mencuri, merusak, atau melihat data tanpa izin. Cracking adalah tindakan peretasan yang dilakukan dengan niat jahat atau kriminal.
Seorang cracker berusaha untuk menghancurkan atau mencuri data dengan mendapatkan akses secara tidak sah ke jaringan atau sistem. Identitas mereka selalu disembunyikan karena aktivitas ini ilegal.
Cracking bisa melibatkan cara untuk mencuri atau melewati password komputer secara tidak sah, membobol akun media sosial, hingga mencuri informasi perbankan untuk melakukan transfer uang tanpa izin.
Jenis-jenis cracking
Berikut ini berbagai jenis cracking yang sering kali dilakukan dalam dunia keamanan siber.
1. Password cracking
Salah satu jenis cracking adalah password cracking. Ini cracking yang paling umum yang melibatkan proses di mana cracker mencoba mencuri password pengguna dari data yang tersimpan di database suatu sistem.
Oleh karena itu, situs web atau sistem biasanya menggunakan metode hashing untuk menyamarkan password. Hashing adalah proses mengubah password menjadi deretan karakter acak, membuatnya sulit bagi cracker untuk mengidentifikasinya secara langsung.
Misalnya, jika password asli adalah “coffe0720”, setelah di-hash mungkin akan berubah menjadi sesuatu seperti “Hjki07Bgy2001Dily”. Ketika pengguna memasukkan password yang benar, sistem akan mencocokkannya dengan hash yang tersimpan untuk memberikan akses.
Namun, cracker memiliki metode untuk mengatasi ini. Mereka menggunakan program khusus dan komputer yang dirancang untuk menghasilkan jutaan tebakan per detik untuk mencoba meniru hash tersebut.
Metode yang digunakan termasuk rainbow table cracking, brute force, dictionary attacks, dan phishing. Meskipun terdengar rumit, cracker yang terampil dan berpengalaman dapat menerobos sistem keamanan yang kelihatannya kuat.
2. Software cracking
Software cracking adalah modifikasi perangkat lunak untuk menghapus atau mengganti fitur tertentu, terutama fitur yang membatasi penggunaan seperti lisensi atau pembayaran. Setidaknya ada tiga teknik utama yang digunakan dalam software cracking:
- Patch: Mengubah susunan kode asli perangkat lunak dengan menambahkan sejumlah baris kode baru. Teknik ini sering digunakan untuk menonaktifkan fitur pembayaran, lisensi, atau fitur pembatasan lainnya sebelum perangkat lunak digunakan.
- Keygen: Mendapatkan nomor serial untuk mengaktifkan perangkat lunak secara gratis menggunakan key generator. Teknik ini memungkinkan pengguna mengakses software berbayar tanpa membeli lisensi resmi.
- Loader: Menonaktifkan proteksi dan keamanan suatu perangkat lunak menggunakan aplikasi khusus. Loader sering digunakan untuk mengaktifkan cheat pada game online atau mematikan proteksi salinan pada perangkat lunak berbayar.
Dengan memahami teknik-teknik ini, kita dapat lebih waspada terhadap bahaya dan risiko yang ditimbulkan oleh aktivitas cracking.
3. Network cracking
Network cracking adalah jenis cracking di mana seseorang melewati batas keamanan LAN ( Jaringan Area Lokal). Cracking jaringan kabel memerlukan koneksi langsung, sedangkan cracking jaringan nirkabel jauh lebih nyaman karena cracker hanya perlu berada di dekat sinyal nirkabel.
Proses network cracking mengharuskan cracker untuk menghubungkan perangkatnya secara langsung ke dalam jaringan. Namun, cracking jaringan nirkabel (Wi-Fi) dapat dilakukan ketika cracker berada di sekitar area sinyal jaringan.
Target network cracking umumnya jaringan publik yang tidak menggunakan password. Pada jaringan yang tidak memiliki fitur keamanan tersebut, memudahkan cracker untuk membobol. Mereka hanya perlu menggunakan sniffer untuk mengintersepsi transfer data yang terjadi di dalam jaringan tersebut.
Dampak yang Ditimbulkan oleh Cracking
Cracking tidak hanya mengancam keamanan data pribadi, tetapi juga merusak kepercayaan publik terhadap teknologi informasi. Berikut penjelasan lengkapnya!
1. Pencurian Data
Ketika seorang cracker berhasil masuk ke server milik sebuah website atau perusahaan, mereka mendapatkan akses ke berbagai macam informasi. Data yang dicuri bisa berupa informasi pengguna, seperti nama, alamat, dan detail keuangan, hingga laporan sensitif perusahaan.
Yang paling berbahaya adalah jika data rahasia perusahaan jatuh ke tangan yang salah. Data ini bisa dimanfaatkan oleh kompetitor atau pihak yang memiliki niat buruk untuk menghancurkan reputasi atau operasional perusahaan.
2. Manipulasi Data
Cracking tidak hanya tentang mencuri data, tetapi juga tentang mengubahnya untuk menciptakan kerusakan serius. Misalnya, cracker yang berhasil memasuki sistem perbankan dapat memodifikasi data saldo rekening, mengubah neraca bank, atau bahkan memalsukan catatan hukum dan medis.
Tindakan ini bisa mengakibatkan kekacauan besar, seperti kerugian finansial, rusaknya reputasi, dan masalah hukum. Dengan kemampuan untuk mentransfer dana secara ilegal dari satu rekening ke rekening lainnya, cracker dapat menyebabkan kerugian signifikan bagi individu dan institusi.
3. Tersebarnya Virus
Cracker dapat menanamkan berbagai jenis malware untuk mengeksploitasi korban. Salah satu bentuk malware yang sering digunakan adalah spyware, yang bertujuan untuk mematai-matai aktivitas pengguna dan mencuri informasi pribadi.
Salah satu ancaman terbesar dari aktivitas cracker adalah ransomware, yang mengenkripsi data berharga dalam sistem dan menyandera informasi tersebut. Pengguna yang terkena ransomware biasanya dipaksa membayar sejumlah uang tebusan kepada cracker untuk mendapatkan kembali akses ke data mereka
4. Tersebarnya Software Ilegal
Salah satu dampak serius dari aktivitas cracking adalah kemampuannya untuk meretas fitur premium berbayar pada perangkat lunak, yang berpotensi menghilangkan sumber pendapatan bagi developer.
Hal ini menimbulkan risiko serius terhadap keamanan dan privasi pengguna, karena informasi pribadi dalam software ilegal dapat dengan mudah diakses dan disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
5. Hancurnya Sistem Pertahanan Komputer
Ketika sistem jaringan rentan, para cracker dapat mengancam keamanannya dengan berbagai cara. Mereka tidak hanya bisa menghentikan akses pemilik sistem atau mengubahnya menjadi tidak berfungsi, tetapi juga bisa mengambil alih kontrol penuh atas sistem, mencuri data berharga untuk dijual, atau bahkan menghapus semua data yang ada.
Dampaknya sangat merugikan, terutama bagi perusahaan yang bergantung pada akses data online untuk menjalankan operasional mereka, yang dapat mengalami gangguan serius atau bahkan lumpuh total.
Cara Menghindari Cracking
Berikut adalah beberapa langkah praktis untuk menghindari cracking dan menjaga keamanan digital Anda.
1. Menggunakan Password yang Kuat
Salah satu langkah pertama dalam melindungi diri dari cracking adalah dengan menggunakan password yang kuat dan sulit ditebak. Pastikan password memiliki kombinasikan antara huruf besar, huruf kecil, angka, dan simbol, serta hindari menggunakan informasi pribadi atau pola yang mudah ditebak.
Selain itu, gantilah secara teratur password dan gunakan aplikasi manajemen password untuk mengelola kata sandi dengan aman dan efisien. Password manager dapat membantu menghasilkan kata sandi yang aman dan mengelola mereka secara otomatis dan mengurangi risiko pencurian password.
2. Memperketat Sistem Akses
Untuk meningkatkan keamanan sistem Anda terhadap ancaman cracking, langkah penting yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan two-factor authentication (2FA) dan captcha.
Two-factor authentication meminta pengguna untuk melakukan dua langkah verifikasi sebelum diizinkan masuk ke akun, seperti penggunaan password bersama dengan kode yang dikirim melalui SMS atau aplikasi otentikasi.
2FA efektif mengurangi risiko akses yang tidak sah, sementara itu, Captcha, menambah keamanan dengan memerlukan pengguna untuk memasukkan kode yang ditampilkan untuk memastikan bahwa yang mengakses adalah manusia, bukan program atau robot.
3. Meningkatkan Keamanan Website
Untuk melindungi website dari upaya cracking, salah satu cara efektif adalah dengan mengimplementasikan protokol HTTPS dan memasang sertifikat SSL yang dapat mengenkripsi data yang dipertukarkan antara pengguna dan server.
Selain itu, pemilihan gateway yang aman juga diperlukan untuk mengatur lalu lintas data secara efisien dan aman. Terakhir, menggunakan antivirus terbaik dapat membantu mendeteksi dan mencegah serangan malware.
4. Mengupgrade Sistem Keamanan
Mengupgrade sistem keamanan secara berkala meliputi beberapa langkah penting seperti mengaktifkan scanning antivirus, memperbarui password secara rutin dengan kombinasi karakter yang kuat dan unik untuk setiap akun, serta menggunakan jasa white hat hacker untuk melakukan uji penetrasi.
5. Jangan Klik Sembarangan Iklan di internet
Saat menjelajahi internet, sering kali kita menemui situs-situs dengan berbagai iklan yang muncul, bahkan yang mengunduh file tanpa izin. Untuk menghindari risiko ini, sangat penting untuk tidak mengklik iklan-iklan sembarangan. Iklan-iklan tersebut sering kali menjadi media untuk aktivitas cracking yang membahayakan keamanan data dan privasi.
6. Memilih Hosting dengan Keamanan Tinggi
Salah satu cara efektif untuk menghindari risiko cracking adalah dengan memilih layanan hosting yang menawarkan tingkat keamanan tinggi. Layanan hosting dengan keamanan tinggi umumnya dilengkapi dengan sistem keamanan yang kuat untuk melindungi database, server, dan mendukung keamanan situs secara keseluruhan.
Perbedaan Cracking dan Hacking
Cracking dan hacking seringkali disalah artikan sebagai aktivitas yang sama, sebenarnya memiliki perbedaan dalam dunia keamanan siber. Cracking merujuk pada segala bentuk aktivitas ‘hacking’ yang dilakukan dengan tujuan ilegal dan cenderung kriminal. Ini termasuk password cracking dan pengaksesan data tanpa izin yang jelas untuk tujuan yang tidak baik.
Di sisi lain, hacking lebih luas dalam pengertiannya dan dapat digunakan baik untuk tujuan positif maupun negatif. Seorang white hat hacker, misalnya, menggunakan keahliannya untuk mengidentifikasi dan mengamankan sistem sebelum diserang oleh pihak jahat, sementara black hat hacker bertindak mirip dengan cracker dengan tujuan yang merugikan.
Jadi, meskipun istilah ‘hacking’ sering digunakan secara umum untuk merujuk pada peretasan sistem, penting untuk memahami perbedaan antara hacking yang bersifat eksploratif dan konstruktif dengan aktivitas cracking yang berpotensi merugikan dan ilegal.
Kesimpulan
Cracking, sebagai tindakan ilegal untuk mengakses sistem komputer secara tidak sah, dapat menyebabkan dampak yang merusak dan serius. Serangan oleh cracker juga dapat mengakibatkan kerugian finansial yang signifikan, manipulasi data yang merugikan, tersebarnya virus dan software ilegal, serta rentannya sistem pertahanan komputer.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami jenis-jenis cracking yang ada dan mengimplementasikan langkah-langkah yang tepat untuk menghindari risiko ini. Saatnya terhindar dari segala macam cyber attacks!