Apa itu Biometrik? Jenis, Fungsi, dan Contohnya

Apa itu Biometrik? Jenis, Fungsi, dan Contohnya

Daftar Isi

Biometrik adalah teknologi identifikasi yang kini semakin sering Anda temui dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari membuka ponsel hingga sistem keamanan bandara. Tapi tahukah Anda, ternyata biometrik tidak hanya soal fingerprint atau wajah saja?

Di balik kemudahannya, ada berbagai jenis, fungsi penting, hingga contoh penggunaan yang jarang diketahui banyak orang. Artikel ini akan mengajak Anda mengenal lebih dalam bagaimana biometrik bekerja dan mengapa teknologi ini menjadi kunci masa depan keamanan digital. 

Apa itu Biometrik?

Biometrik adalah teknologi yang mengidentifikasi atau mengautentikasi seseorang dengan memanfaatkan ciri fisik dan perilaku yang bersifat unik. Istilah ini berasal dari kata bio yang berarti kehidupan dan metric yang berarti pengukuran. Artinya, biometrik menggunakan data biologis khas setiap individu sebagai alat autentikasi.

Ciri fisik yang digunakan dapat berupa fingerprint, pola iris mata, bentuk wajah, karakteristik suara, hingga DNA. Sementara itu, ciri perilaku mencakup pola mengetik, cara berjalan (gait), atau dinamika tanda tangan.

Biometrik juga meningkatkan keamanan data secara signifikan. Teknologi ini mengurangi risiko seperti peretasan, akses tanpa izin, atau serangan cyber lain yang biasanya memanfaatkan celah autentikasi. Selain itu, biometrik memperkuat sistem keamanan dengan mencatat aktivitas pengguna secara akurat, sehingga meningkatkan akuntabilitas.

Sejarah Singkat Biometrik

Gagasan mengenai biometrik bukanlah hal baru, karena konsepnya sudah ada sejak ribuan tahun lalu. Pada abad ke-2 sebelum masehi, Kaisar Ts’In She dari Tiongkok mulai menggunakan fingerprint untuk mengautentikasi dokumen resmi. Inilah salah satu bentuk awal penerapan biometrik dalam sejarah.

Memasuki era modern, William James Herschel, seorang administrator asal Inggris yang bertugas di India, menjadi tokoh penting dalam pengembangan biometrik. Pada tahun 1858, ia mulai menerapkan fingerprint untuk validasi dokumen bisnis, yang menjadi salah satu penggunaan biometrik skala besar pertama.

Sejak saat itu, teknologi biometrik terus berkembang. Dengan kemajuan dalam teknik encryption dan analisis data, biometrik kini menjadi solusi keamanan yang semakin andal. Dari perangkat pribadi hingga sistem keamanan publik, teknologi ini terus menjadi bagian penting dalam ekosistem keamanan digital yang makin kompleks.

Cara Kerja Biometrik

Proses kerja teknologi ini dirancang agar tetap aman namun tetap mudah digunakan. Pada dasarnya, sistem ini akan mengambil data biologis atau perilaku seseorang, menyimpannya sebagai referensi, lalu mencocokkannya saat verifikasi dilakukan. Berikut 5 langkah  cara kerja biometrik:

1. Pendaftaran

Langkah pertama dimulai saat Anda mendaftarkan data biometrik ke dalam sistem. Pada tahap ini, perangkat khusus akan memindai atau mengukur ciri unik tubuh Anda, seperti fingerprint, retina, atau bentuk wajah. Setelah itu, sistem akan mengenkripsi data tersebut dan menyimpannya ke dalam database sebagai referensi.

2. Ekstraksi

Setelah proses pendaftaran selesai, sistem akan mengekstrak ciri-ciri penting dari data yang sudah dikumpulkan. Misalnya, dalam teknologi pengenalan wajah, sistem akan mengambil detail seperti bentuk wajah dan posisi mata dari gambar yang dipindai.

3. Pembuatan Template

Dari hasil ekstraksi tadi, sistem akan membentuk template, yaitu representasi digital dari ciri biometrik Anda. Template ini akan disimpan dalam sistem dan menjadi acuan untuk proses verifikasi atau identifikasi di masa mendatang.

4. Pemindaian

Saat Anda ingin mengakses sistem, Anda harus melakukan pemindaian ulang menggunakan perangkat yang sama. Data biometrik yang baru dipindai akan diubah ke format digital dan dibandingkan dengan template yang sudah ada di database. Proses ini menentukan tingkat kemiripan antara keduanya.

5. Hasil Pemindaian

Berdasarkan hasil perbandingan, sistem akan memutuskan apakah identitas Anda berhasil diverifikasi. Jika data cocok, maka akses akan diberikan. Namun jika tidak cocok, akses akan ditolak secara otomatis.

Fungsi Biometrik dalam Bisnis

Dalam dunia bisnis, penggunaan biometrik membawa dampak besar terhadap efisiensi operasional dan sistem keamanan. Berikut adalah beberapa fungsi utama biometrik dalam konteks bisnis:

Fungsi Biometrik dalam Bisnis

1. Verifikasi Identitas

Perusahaan menggunakan biometrik untuk memverifikasi identitas seseorang secara akurat, terutama saat mendaftarkan pengguna baru dalam aplikasi digital. Dahulu, calon nasabah harus datang langsung ke kantor bank untuk memenuhi prosedur Know Your Customer (KYC) yang diwajibkan oleh bank sentral. 

Namun kini, proses tersebut berubah drastis. Berkat digital onboarding dan verifikasi biometrik, perusahaan dapat menyelesaikan tahapan registrasi hanya dalam waktu kurang dari satu menit. Proses ini memastikan bahwa identitas seseorang benar-benar sesuai dan tidak bisa dipalsukan.

2. Otentikasi Pengguna

Setelah proses verifikasi, biometrik juga berperan penting dalam otentikasi pengguna setiap kali mereka melakukan transaksi digital. Contohnya, aplikasi perbankan digital biasanya meminta otentikasi biometrik sebelum pengguna melakukan transfer dana. 

Dengan cara ini, sistem memastikan bahwa transaksi benar-benar dilakukan oleh pemilik akun yang sah. Otentikasi berbasis biometrik menjadi lapisan keamanan tambahan yang sangat penting di era digital.

3. Pencegahan Penipuan

Teknologi biometrik terbukti sangat efektif dalam mencegah penipuan, terutama di sektor keuangan. Perusahaan kini menerapkan verifikasi biometrik pada transaksi besar atau pencairan dana untuk memastikan hanya pihak yang berwenang yang dapat mengakses layanan tersebut. 

Inovasi seperti liveness detection memungkinkan sistem mendeteksi apakah yang tampil di depan kamera adalah orang hidup, bukan gambar statis. Ini sangat berguna untuk mencegah penipuan identitas dalam proses pendaftaran atau transaksi online. 

Selain itu, integrasi biometrik dengan AI membantu bisnis merancang strategi melawan new account fraud (NAF). Beberapa perusahaan, seperti Authme dan VIDA, menyediakan solusi canggih dalam pencegahan penipuan, seperti fitur deepfake shield, face liveness, dan sistem Fraud Detection berbasis identitas digital.

Kolaborasi AI dan Biometrik

Kolaborasi antara Artificial Intelligence (AI) dan biometrik semakin memperkuat teknologi identifikasi dengan cara memproses dan menganalisis data secara cepat dan akurat. Kolaborasi ini berperan penting dalam meningkatkan efisiensi sekaligus keamanan berbagai sistem yang menggunakan data biologis sebagai identitas.

AI membantu mengembangkan sistem yang mampu mencocokkan data biometrik seseorang dengan database secara cepat dan presisi. Teknologi ini banyak digunakan dalam pengenalan wajah dan sidik jari. Selain itu, AI juga mampu mendeteksi perilaku mencurigakan atau tidak biasa dalam aplikasi keamanan, menjadikannya alat penting dalam pengawasan modern.

Dengan menggunakan machine learning, AI terus belajar dari waktu ke waktu untuk meningkatkan akurasi sistem biometrik dan mengurangi kesalahan dalam proses identifikasi. AI juga berperan dalam mencegah penipuan, khususnya new account fraud (NAF), dengan menghadirkan fitur seperti liveness detection dan deepfake shield

Teknologi ini memastikan bahwa sistem hanya merespons individu yang benar-benar hidup, bukan gambar atau rekaman, sehingga transaksi besar atau pencairan dana hanya dilakukan oleh pihak yang sah.

Meskipun kolaborasi ini meningkatkan efisiensi berbagai proses, penggunaannya tetap harus mengikuti regulasi ketat, seperti EU AI Act, demi menjaga data pribadi, terutama data biometrik, tetap aman dan digunakan secara transparan. Perkembangan ini memastikan bahwa biometrik tetap menjadi solusi canggih dalam menghadapi ancaman keamanan digital yang  berubah.

Jenis-Jenis Biometrik

Secara umum, jenis biometrik dibagi menjadi tiga kategori: fisik, perilaku, dan biologis (genetic/molecular). Di bawah ini, Anda akan menemukan 5 jenis biometrik yang paling umum digunakan dalam berbagai bidang keamanan dan identifikasi.

Jenis-Jenis Biometrik

1. Sidik Jari

Teknologi sidik jari menjadi metode yang paling umum digunakan dalam sistem identifikasi. Setiap orang memiliki pola sidik jari yang unik, garis, titik, dan lengkungannya berbeda-beda. 

Karena tingkat keunikannya sangat tinggi, kemungkinan dua orang memiliki sidik jari yang sama hanya satu banding 64 miliar. Itulah mengapa metode ini sangat sulit dipalsukan. Banyak perangkat menggunakan teknologi ini, mulai dari membuka smartphone hingga absensi karyawan di kantor.

2. Pengenalan Wajah

Pengenalan wajah bekerja dengan mengenali ciri khas wajah seseorang, seperti bentuk hidung, jarak antar mata, warna kulit, hingga bentuk telinga. Teknologi ini semakin populer berkat kamera digital yang semakin canggih dan algoritma pengenalan wajah yang terus berkembang. 

Penggunaannya tidak terbatas pada membuka layar smartphone, tapi juga untuk mengakses fitur premium di berbagai aplikasi. Biasanya, sistem ini melibatkan pemindaian wajah dan kartu identitas untuk meningkatkan keamanan dan mencegah penipuan. 

Teknologi face matching milik Authme bahkan telah tersertifikasi oleh NIST FRVT 1:1 dengan tingkat akurasi hingga 99,7%.

3. Pengenalan Iris Mata

Pengenalan iris memanfaatkan pola rumit dan unik yang terdapat di bagian berwarna mata (iris). Karena kerumitannya, metode ini dikenal sangat akurat. Namun, peralatan yang digunakan untuk memindai iris atau retina tergolong mahal, sehingga biasanya hanya digunakan pada sistem dengan tingkat keamanan sangat tinggi.

4. Pengenalan Suara

Pengenalan suara mengidentifikasi seseorang melalui karakteristik suara yang khas. Sistem ini menganalisis nada suara, kecepatan bicara, dan pola-pola vokal lainnya. Meskipun tidak sepopuler metode lainnya, teknologi ini banyak diterapkan dalam sistem keamanan berbasis suara, seperti autentikasi saat melakukan panggilan atau menggunakan asisten virtual.

5. DNA

DNA (Deoxyribonucleic Acid) merupakan materi genetik yang sangat unik bagi setiap individu, kecuali kembar identik. Karena keunikannya, DNA menjadi bentuk identifikasi biometrik yang sangat akurat dan mustahil dipalsukan. 

Biasanya, analisis DNA digunakan dalam investigasi kriminal atau forensik, dengan mengambil sampel dari darah, rambut, atau air liur. Meskipun sangat akurat, penggunaan DNA membutuhkan proses yang rumit dan mahal, serta menimbulkan kekhawatiran terhadap privasi karena menyangkut informasi genetik yang sensitif.

Contoh Penerapan Biometrik

Dengan memanfaatkan ciri biologis dan perilaku unik setiap individu, sistem ini mampu menghadirkan solusi keamanan yang praktis dan efisien. Berikut beberapa contoh penerapan biometrik dalam kehidupan sehari-hari:

1. Keamanan Perangkat

Pengguna kini lebih sering mengamankan perangkat seperti smartphone dan laptop menggunakan fingerprint atau facial recognition. Metode ini menggantikan kata sandi tradisional atau PIN, sehingga hanya pemilik sah yang bisa mengakses perangkat. Hasilnya, proses masuk menjadi lebih cepat dan jauh lebih aman.

2. Kontrol Akses

Banyak perusahaan dan institusi telah beralih ke sistem biometrik untuk mengontrol akses ke area tertentu.

  • Dalam sistem absensi kerja, fingerprint scanner memastikan hanya karyawan yang terdaftar yang bisa mencatat kehadiran, sehingga mencegah manipulasi waktu.
  • Untuk gedung perkantoran atau laboratorium, biometrik digunakan untuk membatasi akses ke area sensitif.
  • Aplikasi digital juga memanfaatkan pemindaian wajah atau verifikasi kartu identitas untuk membuka fitur premium, menambah keamanan dan mencegah penyalahgunaan.

3. Kartu Pembayaran

Teknologi biometrik mulai mengubah cara orang melakukan pembayaran. Beberapa kartu pembayaran kini dilengkapi fingerprint reader yang memungkinkan pemilik kartu memverifikasi transaksi langsung dengan sidik jari. 

Di sektor keuangan, pemindaian sidik jari juga sering digunakan sebelum transaksi berlangsung, demi menjaga keamanan dan kenyamanan pengguna.

4. Pendaftaran Identitas

Pemerintah dan institusi layanan publik mengandalkan biometrik untuk mempercepat dan memverifikasi identitas warga secara akurat.

  • Untuk layanan kependudukan, biometrik membantu mengenali identitas warga secara cepat dan akurat.
  • Dalam urusan imigrasi, paspor biometrik yang memuat foto, sidik jari, dan tanda tangan mempercepat proses pemeriksaan dan meminimalkan risiko pemalsuan dokumen.
  • Di sektor perbankan, proses digital onboarding memungkinkan calon nasabah membuka rekening secara daring dalam hitungan menit menggunakan verifikasi biometrik, menggantikan proses manual yang memakan waktu untuk memenuhi standar Know Your Customer (KYC).
  • Bandara juga memanfaatkan teknologi ini lewat eGate, yang mencocokkan data paspor dengan foto wajah penumpang untuk mempercepat pemeriksaan imigrasi.

5. Kesehatan

Layanan kesehatan menggunakan biometrik untuk melindungi data medis dan membatasi akses hanya kepada pihak yang berwenang. Pemerintah juga menggunakan teknologi ini untuk memastikan bantuan kesehatan hanya diterima oleh pihak yang benar-benar berhak, sehingga mencegah penyalahgunaan program.

Biometrik, Kunci Masa Depan Keamanan Digital

Biometrik bukan sekadar teknologi pendukung, melainkan fondasi baru dalam sistem keamanan modern. Dengan memanfaatkan ciri khas biologis dan perilaku manusia, biometrik menawarkan solusi autentikasi yang jauh lebih aman, praktis, dan efisien dibandingkan metode tradisional.

Dari membuka smartphone hingga memverifikasi transaksi keuangan, teknologi ini hadir untuk mempermudah dan melindungi aktivitas Anda di era digital. Seiring berkembangnya kolaborasi dengan Artificial Intelligence, biometrik akan terus beradaptasi. Kini saatnya melihat biometrik bukan sebagai tren, tetapi sebagai kebutuhan nyata di masa depan.

FAQ (Frequently Asked Question)

Apa yang dimaksud dengan biometrik dan bagaimana cara kerjanya?

Biometrik adalah metode identifikasi atau autentikasi seseorang berdasarkan karakteristik fisik atau perilaku unik seperti sidik jari, wajah, iris mata, atau suara. Sistem biometrik bekerja dengan menangkap data biometrik seseorang, mengubahnya menjadi format digital, dan membandingkannya dengan data yang telah disimpan untuk memastikan kecocokan dan validitas identitas.

Apakah teknologi biometrik aman digunakan dalam sistem keamanan digital?

Secara umum, teknologi biometrik dianggap lebih aman dibanding kata sandi karena karakteristik biometrik sulit ditiru. Namun, seperti sistem digital lainnya, biometrik tetap bisa diserang jika data template biometriknya tidak disimpan dan dienkripsi dengan benar. Oleh karena itu, penting bagi sistem biometrik untuk memiliki lapisan keamanan tambahan dan mengikuti standar privasi data yang ketat.

Apa perbedaan antara biometrik fisiologis dan perilaku?

Biometrik fisiologis merujuk pada karakteristik tubuh seperti sidik jari, wajah, atau retina, sedangkan biometrik perilaku didasarkan pada pola aktivitas pengguna seperti cara mengetik, berjalan, atau berbicara. Keduanya digunakan untuk identifikasi, tetapi biometrik perilaku cenderung lebih dinamis dan dipengaruhi oleh konteks penggunaan serta kondisi fisik pengguna.

Apakah semua orang bisa menggunakan sistem biometrik tanpa kendala?

Tidak semua orang dapat menggunakan biometrik dengan hasil yang sama. Misalnya, seseorang dengan luka pada jari mungkin kesulitan menggunakan pemindai sidik jari, atau orang tua dengan perubahan wajah akibat penuaan bisa mengalami masalah saat menggunakan pengenal wajah. Oleh karena itu, sistem biometrik yang baik biasanya menyediakan metode alternatif untuk mengakses layanan.

Bagaimana cara kerja pengenalan wajah dalam sistem biometrik?

Pengenalan wajah bekerja dengan memetakan fitur wajah pengguna—seperti jarak antar mata, bentuk hidung, dan kontur wajah—ke dalam format digital. Data ini kemudian dibandingkan dengan template wajah yang sudah tersimpan di sistem. Jika tingkat kemiripan melebihi ambang batas tertentu, maka pengguna akan diidentifikasi atau diberi akses.

Apakah biometrik bisa dipalsukan atau diretas?

Meskipun sulit, bukan berarti sistem biometrik tidak bisa dipalsukan. Ada kasus di mana sidik jari atau wajah berhasil ditiru menggunakan cetakan atau gambar. Untuk mengatasinya, pengembang sistem biometrik kini menggabungkan teknologi liveness detection yang mampu mendeteksi apakah data yang ditangkap berasal dari objek hidup atau hanya tiruan.

Isi form berikut! Tim kami segera menghubungi Anda.

Butuh Bantuan ?