Apa itu MongoDB? Karakteristik, Fungsi, dan Cara Installnya

Apa itu MongoDB? Karakteristik, Fungsi, dan Cara Installnya

Daftar Isi

MongoDB adalah salah satu database modern yang dirancang untuk menangani data dalam skala besar dengan fleksibilitas tinggi. Tidak seperti database relasional yang menggunakan tabel, MongoDB menyimpan data dalam format dokumen JSON, memungkinkan pengelolaan data yang lebih dinamis. 

Namun, bagaimana cara kerja MongoDB? Apa saja karakteristik yang membedakannya dari database lain? Dan yang tak kalah penting, bagaimana cara menginstalnya? Artikel ini akan membahas semuanya secara ringkas dan jelas agar Anda memahami MongoDB dengan mudah. Jadi, baca selengkapnya!

Apa itu MongoDB?

MongoDB adalah database berjenis NoSQL yang dirancang untuk menyimpan dan mengelola data dalam format dokumen JSON dengan skema dinamis. MongoDB menyimpan data dalam bentuk dokumen yang memungkinkan fleksibilitas tinggi dalam pengelolaan data. 

MongoDB dikenal karena kemudahannya, kecepatannya, dan fleksibilitasnya dalam pengelolaan data. MongoDB juga memungkinkan pengolahan data tanpa batasan skema yang kaku, sehingga lebih adaptif terhadap perubahan. 

Selain itu, arsitekturnya mendukung skala horizontal, di mana data dapat didistribusikan ke beberapa server untuk meningkatkan kinerja dan kapasitas penyimpanan. MongoDB mempermudah proses penyimpanan dan pertukaran data karena lebih ringan dan mudah dibaca oleh manusia maupun mesin. 

Asal Usul MongoDB

MongoDB adalah database modern yang pertama kali dirilis pada tahun 2009 oleh perusahaan bernama 10gen, yang kemudian berganti nama menjadi MongoDB Inc. Database ini dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan aplikasi modern yang sering berurusan dengan data dalam jumlah besar dan struktur yang kompleks.

Berbeda dengan database SQL yang menggunakan tabel, MongoDB menerapkan arsitektur berbasis dokumen JSON, yang memungkinkan pengelolaan data fleksibel. Pendekatan ini menjadikannya pilihan utama bagi perusahaan besar seperti Adobe dan Google. Hingga tahun 2023, MongoDB telah digunakan oleh sekitar 87 juta pengguna di seluruh dunia.

Cara Kerja MongoDB

MongoDB bekerja dengan menyimpan data dalam bentuk document yang menggunakan format JSON (JavaScript Object Notation). Setiap document ini tersimpan dalam collection, yang dapat dibandingkan dengan tabel dalam database relasional. 

MongoDB juga mengadopsi pendekatan document database, di mana data disimpan dalam document yang memiliki struktur variatif. MongoDB memungkinkan penyimpanan data yang mudah dibaca serta mendukung embedded documents dan arrays untuk merepresentasikan data kompleks dalam satu document. 

Untuk meningkatkan kecepatan pencarian data, MongoDB menggunakan indexing, yang mempercepat proses akses dan meningkatkan efisiensi aplikasi. sistem ini memiliki aggregation framework berupa aggregation pipeline, yang memungkinkan pengguna untuk melakukan proses seperti filtering, sorting, grouping, dan joining data dengan lebih efisien.

MongoDB juga mendukung geospatial data management untuk penyimpanan, pencarian, dan analisis data berbasis koordinat geografis, seperti menentukan lokasi terdekat. MongoDB menawarkan dukungan untuk transaksi ACID (Atomicity, Consistency, Isolation, Durability), memastikan bahwa serangkaian operasi dapat dijalankan secara atomik.

Karakteristik Utama MongoDB

MongoDB menawarkan pendekatan unik dalam penyimpanan dan pengelolaan data, yang fleksibel, skalabel, dan berkinerja tinggi. Berikut adalah karakteristik utama yang membedakan MongoDB dari database relasional tradisional:

  • MongoDB adalah database yang menggunakan model dokumen, bukan tabel dan baris seperti database relasional. Data disimpan dalam bentuk dokumen yang menyerupai JSON dan dapat berisi berbagai tipe data, termasuk string, angka, hingga dokumen bersarang.
  • MongoDB dirancang untuk menangani pertumbuhan data besar dengan skala horizontal. Data dibagi menjadi bagian-bagian kecil dan didistribusikan ke beberapa server.
  • MongoDB menawarkan fleksibilitas skema. Artinya, dokumen dalam satu collection dapat memiliki struktur yang berbeda tanpa harus mengikuti format yang kaku. 

Fungsi MongoDB

Sebagai database modern, MongoDB menawarkan berbagai fungsi yang mendukung kinerjanya dalam mengelola data secara fleksibel dan efisien. Berikut adalah beberapa fungsi MongoDB yang membuatnya unggul: 

1. Penyimpanan Data Non-relasional

MongoDB menyimpan data dalam format dokumen JSON, memungkinkan struktur yang lebih fleksibel dibandingkan database relasional. Tidak ada batasan ketat pada schema, sehingga pengembang dapat dengan mudah menyesuaikan struktur data sesuai kebutuhan aplikasi. 

2. Indexing

MongoDB mendukung pembuatan indeks untuk mempercepat pencarian data, mirip dengan indeks dalam buku. Tanpa indeks, sistem harus memindai seluruh koleksi dokumen untuk menemukan data yang diinginkan, yang bisa memakan waktu lama. 

Dengan indeks yang efektif, MongoDB dapat mengakses data dengan lebih cepat dan efisien. Beberapa jenis indeks yang didukung antara lain single field indexing, composite field indexing, text indexing, dan geospatial indexing.

3. Aggregation Framework

MongoDB menyediakan fitur aggregation pipeline yang memungkinkan pengguna melakukan operasi pemrosesan data seperti filtering, sorting, grouping, dan joining dengan cara yang lebih efisien. 

Dengan fitur ini, pengguna dapat memproses dan menganalisis data secara langsung tanpa harus mengambilnya satu per satu, sehingga meningkatkan kinerja aplikasi yang membutuhkan pemrosesan data dalam jumlah besar.

4. Manajemen Data Geospasial

MongoDB memiliki dukungan bawaan untuk pengelolaan geospatial data, sehingga bisa melakukan penyimpanan, pencarian, dan analisis data yang berkaitan dengan koordinat geografis. 

Fitur ini sangat berguna dalam aplikasi yang membutuhkan pencarian lokasi terdekat, analisis peta, atau layanan berbasis lokasi. Jadi, MongoDB dapat mengeksekusi kueri geografis dengan cepat dan akurat.

5. Transaksi Multi Dokumen

MongoDB mendukung transaksi multi-document dengan prinsip ACID (Atomicity, Consistency, Isolation, Durability), memastikan bahwa serangkaian operasi dijalankan sebagai satu kesatuan. 

Jika ada satu operasi yang gagal, seluruh transaksi dibatalkan untuk menjaga konsistensi data. Fitur ini sangat penting untuk aplikasi yang memerlukan integritas data tinggi, seperti sistem keuangan atau manajemen inventaris.

Komponen Penting Dalam MongoDB

Untuk memahami cara kerja MongoDB, Anda perlu mengenali komponen utamanya, yaitu database, collection, dan document. Ketiga elemen ini berperan penting dalam pengelolaan data yang fleksibel dan efisien di dalam MongoDB.

Komponen Penting Dalam MongoDB

1. Database

Database berfungsi sebagai wadah utama yang menyimpan berbagai collection. Dalam MongoDB, setiap database bertindak sebagai ruang penyimpanan terstruktur yang mengorganisir data dalam bentuk collection.

2. Collection

Collection adalah kumpulan data yang tersusun dalam bentuk document. Struktur ini mirip dengan tabel dalam database relasional, tetapi lebih fleksibel karena tidak memerlukan skema tetap.

3. Document

Document merupakan unit data terkecil dalam MongoDB yang menyimpan informasi dalam format key-value pair. Setiap document memiliki struktur yang dapat menampung berbagai jenis data, mulai dari angka hingga objek yang lebih kompleks. Fleksibilitas ini memungkinkan MongoDB mengelola data yang beragam tanpa batasan skema tetap.

Cara Menggunakan MongoDB

Untuk mulai menggunakan MongoDB, Anda perlu mengikuti beberapa langkah penting, mulai dari instalasi hingga pembuatan database. Proses ini memastikan bahwa MongoDB berjalan dengan baik dan siap digunakan. Berikut langkah-langkahnya:

Cara Menggunakan MongoDB

1. Install MongoDB

Sebelum mulai menggunakan MongoDB, Anda harus menginstalnya terlebih dahulu. Proses instalasi ini bisa dilakukan di berbagai sistem operasi, seperti Windows atau Ubuntu. Berikut langkah-langkahnya:

  1. Kunjungi situs resmi MongoDB dan cari tautan unduhan yang sesuai dengan sistem operasi yang Anda gunakan. Pastikan Anda memilih versi yang kompatibel dengan Windows atau Ubuntu agar proses instalasi berjalan lancar.
  2. Setelah installer berhasil diunduh, buka file tersebut untuk memulai proses instalasi. Ikuti petunjuk yang diberikan hingga instalasi selesai.
  3. Setelah instalasi selesai, buka Command Prompt dan jalankan perintah berikut untuk menentukan lokasi penyimpanan data: mongod.exe –dbpath=c:\mongodb\data
  4. Agar MongoDB berjalan sebagai service, masukkan perintah berikut: mongod.exe –install –journal –logpath c:\mongodb\mongo.log –dbpath=c:\mongodb\data
  5. Setelah semua langkah selesai, lakukan restart pada perangkat Anda. Ini memastikan bahwa MongoDB telah terpasang dan dapat berjalan dengan optimal.

2. Aktifkan MongoDB

Mengaktifkan MongoDB bergantung pada sistem operasi yang digunakan. Berikut langkah-langkahnya sesuai dengan perangkat yang Anda gunakan. Pertama, untuk mengaktifkan MongoDB di sistem operasi Ubuntu, ikuti langkah berikut:

  1. Buka Terminal di perangkat Anda. Jalankan perintah berikut untuk mengatur MongoDB agar otomatis berjalan saat sistem dinyalakan: sudo systemctl enable mongodb  
  2. Setelah itu, jalankan perintah berikut untuk langsung memulai layanan MongoDB:
    sudo systemctl start mongodb  
  3. Sekarang, MongoDB sudah aktif dan siap digunakan.

Bagi pengguna Windows, aktivasi MongoDB lebih sederhana. Ikuti langkah-langkah berikut:

  1. Buka Command Prompt dengan akses Administrator. Ketik perintah berikut untuk memulai layanan MongoDB: net start mongodb  
  2. Tekan Enter, dan layanan MongoDB akan segera berjalan.

3. Cek Status

Mengetahui status MongoDB sangat penting untuk memastikan bahwa database berjalan dengan baik. Cara mengeceknya berbeda tergantung pada sistem operasi yang digunakan. 

Untuk memeriksa apakah MongoDB berjalan di Ubuntu, caranya: 

  1. Buka command prompt dan jalankan perintah berikut: sudo systemctl status mongodb
  2. Jika MongoDB aktif, statusnya akan ditampilkan dalam warna hijau, menandakan bahwa database berjalan dengan normal.

Di Linux, Anda bisa mengeceknya dengan cara:  

  1. Gunakan perintah berikut untuk memeriksa status MongoDB: sudo systemctl status mongod
  2. Jika MongoDB berjalan, sistem akan menampilkan statusnya sebagai active (running).

4. Membuat Data Di MongoDB

Untuk membuat database di MongoDB, Anda perlu mengaksesnya melalui Command Prompt. Caranya dimulai dengan mengetik perintah mongo, lalu tekan Enter untuk masuk ke MongoDB shell. 

Setelah itu, gunakan perintah use <nama_database> untuk membuat atau beralih ke database yang diinginkan. Misalnya, dengan mengetik use admin_dev, MongoDB akan langsung membuat database tersebut jika belum ada. Jika berhasil, sistem akan menampilkan konfirmasi.

Baca Juga : Apa itu MySQL? Fungsi, Cara Kerja, dan Kelebihannya

Kelebihan Dan Kekurangan MongoDB

MongoDB menawarkan fleksibilitas tinggi dalam pengelolaan data. Namun, seperti teknologi lainnya, MongoDB memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu dipertimbangkan sebelum digunakan.

1. Kelebihan MongoDB

MongoDB memiliki sejumlah keunggulan yang membuatnya lebih unggul dibandingkan database relasional dalam beberapa kasus:

  • MongoDB dirancang untuk menangani volume data besar melalui mekanisme sharding, yaitu membagi data ke beberapa server. 
  • Bersifat Open Source dan didukung oleh komunitas sehingga MongoDB dapat digunakan, diunduh, dan dimodifikasi oleh siapa saja tanpa biaya. 
  • MongoDB menyediakan bahasa query yang kuat dan fleksibel, memungkinkan pengguna melakukan pencarian data dengan berbagai metode.
  • Mendukung operasi CRUD (Create, Read, Update, Delete) secara efisien dengan API yang sederhana.
  • Cocok untuk aplikasi dengan kebutuhan performa tinggi dan struktur data yang dinamis.
  • Memungkinkan pembaruan skema data tanpa menyebabkan downtime.

2. Kekurangan MongoDB

Meskipun menawarkan banyak kelebihan, MongoDB juga memiliki beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan:

  • MongoDB menyimpan data dalam format BSON (Binary JSON), yang ukurannya lebih besar dibandingkan format biner yang digunakan oleh database relasional. 
  • Secara default, MongoDB menerapkan konsep eventual consistency dalam replikasi data, yang berarti ada kemungkinan data tidak langsung konsisten setelah diperbarui. 
  • Pengelolaan sharding dan replikasi dalam MongoDB memerlukan konfigurasi yang lebih rumit dibandingkan database relasional, sehingga membutuhkan pemahaman teknis yang lebih mendalam.
  • MongoDB tidak memiliki sistem manajemen transaksi yang komprehensif database relasional seperti MySQL atau PostgreSQL. Hal ini bisa menjadi masalah bagi aplikasi yang memerlukan transaksi kompleks dengan tingkat keandalan tinggi.
  • Karena MongoDB tidak memiliki skema yang tetap, konsistensi data bisa menjadi tantangan, terutama dalam sistem yang membutuhkan validasi data yang ketat.

Contoh Data pada MongoDB

Agar lebih memahami cara penyimpanan data dalam MongoDB, mari kita lihat beberapa contoh dokumen yang tersimpan dalam sebuah collection. Sebuah dokumen dalam MongoDB biasanya berbentuk struktur mirip JSON yang terdiri dari pasangan key-value

Misalnya, berikut adalah contoh data yang tersimpan dalam sebuah collection:

{  “_id”: ObjectId(“616564aa3db80a2c72b616d0”), 

  “nama”: “Robbi”, 

  “umur”: 25, 

  “alamat”: { 

    “jalan”: “Jalan Sudirman”, 

    “kota”: “Jakarta”, 

    “negara”: “Indonesia”   

}

Dalam dokumen ini, atribut _id berfungsi sebagai identitas unik untuk setiap data, sementara nama dan umur menyimpan informasi pribadi pengguna. Selain itu, atribut alamat berupa sub-document yang berisi informasi lebih rinci, seperti nama jalan, kota, dan negara.

Cara Install MongoDB

Menginstal MongoDB memerlukan langkah yang berbeda tergantung pada sistem operasi yang digunakan, baik itu Windows, macOS, maupun Linux. Berikut adalah cara menginstalnya di masing-masing perangkat:

1. Install MongoDB di Windows

Untuk menginstal MongoDB di Windows, berikut panduan lengkapnya: 

  1. Unduh penginstal MongoDB dari situs resmi MongoDB.
  2. Jalankan penginstal dan pilih opsi “Complete” agar semua fitur MongoDB terpasang.
  3. Setelah instalasi selesai, tambahkan jalur folder bin MongoDB (biasanya berada di C:\Program Files\MongoDB\Server\<versi>\bin) ke dalam “Environment Variables” agar dapat diakses dari Command Prompt.
  4. Buka Command Prompt, lalu jalankan perintah berikut untuk memulai MongoDB
    mongod
  5. Jika MongoDB tidak berjalan dengan baik, coba restart perangkat dan ulangi langkah sebelumnya.

2. Install MongoDB di macOS

Jika menggunakan macOS, cara instalasinya seperti berikut ini:

  1. Pastikan Homebrew sudah terpasang. Jika belum, instal dengan menjalankan perintah berikut di Terminal: /bin/bash -c “$(curl -fsSL https://raw.githubusercontent.com/Homebrew/install/HEAD/install.sh)”
  2. Tambahkan MongoDB ke Homebrew dengan perintah: brew tap mongodb/brew
  3. Instal MongoDB menggunakan perintah berikut: brew install [email protected]
  4. Setelah instalasi selesai, jalankan MongoDB dengan perintah: brew services start mongodb/brew/mongodb-community

3. Install MongoDB di Linux

Terakhir, instalasi MongoDB di Linux melalui proses berikut:

  1. Impor MongoDB Public Key dengan menjalankan perintah berikut: wget -qO – https://www.mongodb.org/static/pgp/server-5.0.asc | sudo apt-key add –
  2. Tambahkan repository MongoDB ke daftar sumber sistem: echo “deb [ arch=amd64 ] https://repo.mongodb.org/apt/ubuntu focal/mongodb-org/5.0 multiverse” | sudo tee /etc/apt/sources.list.d/mongodb-org-5.0.list
  3. Perbarui daftar paket dan instal MongoDB: sudo apt-get update  

sudo apt-get install -y mongodb-org

  1. Jalankan layanan MongoDB dengan perintah: sudo systemctl start mongod
  2. Periksa status layanan dengan: sudo systemctl status mongod
  3. Agar MongoDB berjalan otomatis saat sistem dinyalakan, gunakan perintah: sudo systemctl enable mongod
  4. Jika perlu menghentikan layanan MongoDB, gunakan perintah: sudo service mongod stop

Manfaatkan Fungsi MongoDB untuk Pengelolaan Data Modern!

MongoDB adalah solusi database modern yang fleksibel, skalabel, dan efisien. Database ini menawarkan kebebasan dalam pengelolaan data tanpa batasan skema yang kaku. Keunggulannya dalam menangani big data, mendukung replikasi serta sharding, dan menyediakan indexing cepat menjadikannya pilihan bagi pengembang aplikasi modern. 

Selain itu, MongoDB juga mempermudah integrasi dengan berbagai teknologi berbasis cloud dan microservices, menjadikannya solusi masa depan dalam pengolahan data. Jika Anda mencari database yang dinamis dan dapat berkembang seiring kebutuhan, MongoDB adalah pilihan yang tepat.

FAQ (Frequently Asked Question)

Apakah MongoDB cocok untuk semua jenis aplikasi?

MongoDB sangat cocok untuk aplikasi yang memerlukan fleksibilitas skema, seperti aplikasi berbasis big data, IoT, atau e-commerce. Namun, untuk aplikasi yang membutuhkan transaksi sangat kompleks seperti perbankan, database relasional seperti PostgreSQL atau MySQL masih lebih direkomendasikan.

Apakah MongoDB mendukung transaksi seperti database relasional?

Ya, sejak MongoDB versi 4.0, transaksi multi-dokumen telah didukung, sehingga memungkinkan operasi yang mirip dengan ACID (Atomicity, Consistency, Isolation, Durability) dalam database relasional.

Apa perbedaan utama antara MongoDB dan database SQL tradisional?

Perbedaan utama adalah struktur datanya. MongoDB menggunakan dokumen berbasis JSON (BSON), bukan tabel dan baris seperti SQL. Ini membuatnya lebih fleksibel untuk menyimpan data yang tidak memiliki skema tetap.

Bagaimana cara MongoDB menangani replikasi data untuk high availability?

MongoDB menggunakan Replica Set, yaitu kumpulan node yang menyimpan salinan data yang sama. Jika primary node gagal, secondary node dapat dipromosikan menjadi primary untuk memastikan aplikasi tetap berjalan tanpa downtime.

Apakah MongoDB lebih cepat dibandingkan database SQL?

MongoDB bisa lebih cepat dalam baca/tulis skala besar karena menggunakan struktur data fleksibel dan tidak memerlukan join kompleks. Namun, untuk query yang membutuhkan relasi data yang kompleks, SQL bisa lebih optimal.

Bagaimana cara MongoDB menangani keamanan data?

MongoDB menyediakan fitur seperti role-based access control (RBAC), enkripsi data saat transit (TLS/SSL), enkripsi saat penyimpanan (at-rest encryption), serta IP whitelisting untuk membatasi akses ke database.

Apakah MongoDB cocok untuk aplikasi yang membutuhkan query kompleks?

MongoDB mendukung agregasi data menggunakan Aggregation Framework, yang mirip dengan SQL GROUP BY. Namun, untuk query dengan banyak relasi (JOIN), performanya bisa lebih rendah dibandingkan database relasional.

Bagaimana cara MongoDB menangani skala horizontal dibandingkan SQL?

MongoDB menggunakan sharding, yaitu teknik membagi data ke beberapa server untuk meningkatkan performa dan kapasitas penyimpanan. Berbeda dengan SQL yang umumnya memanfaatkan skala vertikal (meningkatkan spesifikasi server tunggal).

Apakah MongoDB bisa digunakan tanpa schema design?

MongoDB fleksibel dalam hal skema, tetapi disarankan untuk tetap merancang skema dokumen dengan baik untuk menghindari masalah di masa depan, seperti duplikasi data atau kesulitan dalam query data.

Apa kelemahan utama MongoDB dibandingkan database SQL?

Salah satu kelemahan utama MongoDB adalah kurangnya dukungan untuk query relasional yang kompleks, sehingga aplikasi dengan banyak hubungan antar data mungkin akan lebih sulit untuk dikelola. Selain itu, penggunaan memori MongoDB bisa lebih besar karena penyimpanan data berbasis dokumen.

Baca Juga : Apa itu PostgreSQL? Fungsi, Cara Kerja, dan Kelebihannya

Konsultasi Sekarang!!
Butuh Bantuan ?
Halo !
Ada yang bisa kami bantu tentang Apa itu MongoDB? Karakteristik, Fungsi, dan Cara Installnya ?