Apa Itu Identity Theft? Modus dan Cara Mencegahnya

Apa Itu Identity Theft? Modus dan Cara Mencegahnya

Daftar Isi

Identity theft adalah kejahatan yang semakin merajalela di era digital ini. Dengan segala kemudahan yang ditawarkan teknologi, sayangnya, ada pihak-pihak tidak bertanggung jawab yang memanfaatkan celah untuk mencuri identitas orang lain. 

Apakah Anda tahu bahwa hanya dengan beberapa informasi pribadi, penjahat bisa membuka rekening bank, mengajukan kredit, atau bahkan melakukan penipuan besar atas nama Anda? 

Dalam artikel ini, kita akan membahas berbagai modus yang sering digunakan oleh para pelaku identity theft serta langkah-langkah preventif yang bisa Anda ambil untuk melindungi diri dan data pribadi. Pastikan identitas Anda tetap aman!

Apa Itu Identity Theft?

Jika diartikan kedalam Bahasa Indonesia, identity adalah identitas dan theft artinya tindakan pencurian. Jadi, identity theft atau pencurian identitas adalah sebuah tindakan kejahatan yang dilakukan dengan menyamar atau menyalahgunakan identitas orang lain. 

Kejahatan ini terjadi ketika pelaku menggunakan informasi pribadi seseorang, seperti nama, identitas kependudukan, nomor kartu kredit, nomor rekening, alamat email, dan informasi keluarga tanpa izin. 

Dengan data-data tersebut, pelaku dapat melakukan berbagai aktivitas, termasuk operasional perusahaan dan aktivitas keuangan, atas nama korban. Identity theft sangat berbahaya karena setelah mendapatkan salah satu informasi pribadi, pencuri identitas bisa dengan mudah mengakses berbagai akun Anda dan melakukan penipuan lebih lanjut.

Bahaya Identity Theft

Pencurian identitas tidak hanya dapat merusak reputasi, tetapi juga berdampak pada keuangan dan kehidupan pribadi. Mari kita telusuri lebih dalam mengenai bahaya identity theft!

Bahaya Identity Theft

1. Pemalsuan Dokumen

Pemalsuan dokumen adalah tindakan berbahaya yang dapat merugikan seseorang tanpa sepengetahuan mereka. Dokumen yang dibuat atas nama seseorang dapat mencakup transaksi bernilai jutaan hingga milyaran rupiah. 

Modus ini sering kali melibatkan penggunaan identitas seseorang dalam transaksi seperti perjanjian kerja sama, pengajuan kartu kredit, dan pembukaan rekening baru. Para hacker bahkan bisa mendapatkan data tanda tangan korban untuk mengesahkan dokumen palsu yang dibuat. 

2. Aktivitas Transaksi Online

Contoh dari kasus ini adalah ketika pelaku akan melakukan penarikan uang tunai secara tiba-tiba dari rekening seseorang. Kasus seperti ini merupakan salah satu bentuk dari bahaya identity theft yang sangat meresahkan. 

Para hacker dapat membobol rekening korban hanya dengan menggunakan nomor yang tertera di kartu debit atau kredit. Oleh karena itu, sangat penting untuk berhati-hati dalam memberikan informasi ini, bahkan kepada keluarga terdekat. 

3. Masalah Hukum

Pemerintah Indonesia telah mengatur perlindungan identitas digital melalui Undang- undang No. 27 Tahun 2022 tentang Perlindungan Data Pribadi (UU PDP). Undang-undang ini menetapkan kewajiban bagi perusahaan, termasuk e-commerce, untuk memastikan keamanan data pengguna mereka. 

Perusahaan harus mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melindungi data pribadi konsumen dari akses yang tidak sah dan kebocoran. Selain itu, undang-undang ini juga mengatur hak-hak korban pencurian data digital. 

Jika sudah terjadi kebocoran data, korban memiliki hak untuk mendapatkan perlindungan hukum dan keadilan. Perusahaan yang melanggar aturan ini dapat dikenai sanksi hukum, sehingga memberikan perlindungan yang lebih kuat bagi konsumen dalam aktivitas transaksi online.

Modus Identity Theft

Pahami beberapa ciri serangan agar dapat mencegahnya. Berikut beberapa modus yang sering digunakan dalam Identity theft.

Modus Identity Theft

1. Link Phishing

Pernahkah Anda menerima email atau pesan yang meminta Anda mengklik tautan tertentu? Jika iya, sebaiknya hindari melakukannya. Tautan semacam itu sering kali merupakan salah satu tanda link phising atau penipuan identitas.

Aktivitas pengiriman link phishing oleh hacker sudah marak dengan berbagai modus. Tautan yang dikirimkan biasanya dibuat seolah-olah berasal dari perusahaan atau institusi resmi. Mereka tidak ragu menggunakan nama perusahaan besar dan ternama agar calon korban tidak curiga.

Informasi yang dicari oleh scammer biasanya mencakup kata sandi, informasi kartu kredit, alamat email, dan one-time password (OTP). Korban phishing sering tidak menyadari bahwa data mereka telah dicuri karena cara yang digunakan terlihat normal dan meyakinkan.

2. Dumpster Diving

Dumpster diving adalah metode di mana hacker mengais-ngais sampah untuk mendapatkan informasi berharga tentang seseorang. Modus ini melibatkan pembongkaran tempat sampah untuk menemukan detail identitas seseorang, seperti nama, alamat, nomor telepon, email, dan informasi lainnya. 

Kejadian semacam ini semakin sering terjadi, terutama karena bungkus paket dari belanja online yang mencantumkan informasi identitas seseorang secara lengkap. Dari informasi yang mereka temukan, hacker bisa melakukan penipuan dengan menghubungi target mereka melalui telepon, berpura-pura menjadi perwakilan bank atau perusahaan tertentu. 

3. APK MOD

Penggunaan aplikasi MOD (modifikasi) semakin populer karena sering kali menawarkan kemudahan dan tidak memerlukan biaya bagi pengguna. Namun, ada risiko besar di balik kepraktisan ini. 

APK MOD tidak melalui uji kelayakan atau memenuhi standar keamanan yang ditetapkan oleh pengembang resmi. Hal ini membuatnya rentan terhadap penyalahgunaan, terutama oleh hacker yang memanfaatkan celah keamanan untuk mencuri identitas digital pengguna.

Baru-baru ini, modus kejahatan yang semakin sering terjadi melibatkan penggunaan APK MOD yang diubah menjadi dokumen undangan pernikahan, dokumen tilang, file penting, dan berbagai bentuk lainnya. Modifikasi ini membuatnya tampak lebih legit dan menggoda, tetapi berpotensi besar mengancam keamanan data pribadi.

4. Data Breach

Data breach, atau pembobolan data, merupakan upaya untuk meretas database guna mencuri informasi sensitif, termasuk identitas pribadi. Para pelaku sering menggunakan teknik cracking atau penanaman virus pada perangkat untuk mencapai tujuan ini. 

Akibatnya, informasi penting bisa dengan mudah jatuh ke tangan yang salah tanpa izin pemiliknya. Insiden ini ditandai dengan akses ilegal terhadap data pengguna, yang bisa berdampak besar karena informasi yang dicuri dapat disalahgunakan atau dijual secara ilegal. Baik individu, perusahaan, maupun pemerintah, siapa pun bisa menjadi korban potensial dari serangan data breach yang mengancam keamanan dan privasi mereka.

Data Apa Yang Dicuri Oleh Hacker?

Dalam kasus identity theft, para pelaku kejahatan mencari sejumlah informasi pribadi yang krusial untuk melancarkan aksinya. Berikut adalah beberapa jenis data yang biasanya menjadi target utama:

  • Informasi Pribadi: Seperti nama lengkap, alamat, dan tanggal lahir.
  • Kontak: Nomor telepon dan alamat email.
  • Identitas Resmi: Seperti KTP, SIM, NPWP, paspor, dan lainnya.
  • Keuangan: Nomor rekening bank, kartu ATM, CVV, serta informasi kartu kredit.
  • Asuransi: Detail polis asuransi yang dimiliki.
  • Pertanyaan Keamanan: Informasi seperti nama ibu kandung, dan tanggal kadaluarsa kartu kredit atau debit.

Semua informasi ini dapat digunakan oleh pelaku untuk melakukan berbagai jenis penipuan dan pencurian identitas yang merugikan korban secara finansial dan personal.

Apa Tujuan Sebenarnya Dari Identity Theft?

Seperti yang telah dipahami, Identity theft adalah kejahatan yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan finansial atau merugikan korban dengan menggunakan informasi pribadi mereka secara tidak sah. Pelaku seringkali menggunakan identitas orang lain untuk:

  • Membuat Rekening Bank atau Kartu Kredit: Menggunakan informasi pribadi untuk membuka rekening atau kartu kredit baru dengan tagihan yang mengenai korban.
  • Akses Rekening Bank Online: Masuk ke rekening bank online korban dan menguras dana yang ada.
  • Penipuan Pinjaman: Mengambil pinjaman menggunakan identitas orang lain, termasuk dalam penipuan pinjaman online yang meningkat belakangan ini.
  • Klaim Asuransi: Menggunakan informasi asuransi korban untuk mengklaim perawatan medis atau kecelakaan.
  • Pembuatan Dokumen Resmi: Membuat dokumen sah atas nama korban untuk tujuan yang tidak sah.

Memahami tujuan dari identity theft penting untuk melindungi diri dari dampak serius yang bisa ditimbulkan.

Bagaimana Cara Mencegah Identity Theft?

Dengan memahami risiko dan menerapkan langkah-langkah perlindungan yang tepat, kita dapat menjaga informasi pribadi dari ancaman cyber. Berikut beberapa cara efektif untuk mencegah identity theft.

1. Rusak dokumen pribadi sebelum membuang

Merusak dokumen pribadi sebelum membuangnya adalah langkah penting untuk mencegah identity theft. Dokumen pribadi seperti surat, tagihan, atau kemasan barang dari pembelian online mengandung informasi sensitif yang bisa dieksploitasi oleh orang yang tidak bertanggung jawab. 

Dengan merusak dokumen tersebut sebelum membuangnya, Anda dapat mengurangi risiko identitas Anda dicuri. Ini adalah tindakan sederhana namun efektif untuk melindungi privasi Anda dari potensi ancaman keamanan yang mengintai di sekitar kita. Jangan remehkan pentingnya tindakan pencegahan ini dalam menjaga keamanan identitas pribadi Anda.

2. Gunakan password yang kuat

Gunakanlah password yang kuat untuk melindungi diri dari risiko identity theft. Hindari menggunakan informasi pribadi seperti nama, tanggal ulang tahun, username, atau alamat email sebagai bagian dari password. Informasi semacam ini mudah diakses oleh publik, sehingga bisa mempermudah orang lain untuk menebak password yang kamu gunakan.

Untuk meningkatkan keamanan, buatlah password yang panjang dan menggabungkan angka, simbol, huruf kapital, dan huruf kecil. Gunakan juga password manager untuk mengelola dan menyimpan password dengan aman. Pastikan untuk tidak menggunakan password yang sama untuk setiap akun yang dimiliki.

3. Aktifkan firewall dan antivirus

Firewall dan antivirus merupakan langkah dalam melindungi perangkat dari ancaman cybercrime yang semakin meningkat. Firewall bertugas untuk memblokir lalu lintas berbahaya yang masuk ke jaringan, sementara antivirus melindungi data komputer dari serangan virus yang dapat menyebar melalui file unduhan atau ketika menjelajah internet. 

Dengan aktivasi keduanya, Anda dapat mengurangi risiko eksposur terhadap serangan yang dapat merusak atau mencuri informasi pribadi Anda secara tidak sah. Menjaga perlindungan ini aktif adalah salah satu langkah proaktif dalam menjaga keamanan digital Anda.

4. Gunakan VPN

Menggunakan VPN adalah salah satu cara efektif untuk mencegah Identity theft. VPN, atau Virtual Private Network, adalah layanan yang memungkinkan kamu mengakses situs web dengan aman dan privat. 

Jalur koneksi Anda dialihkan melalui server khusus yang menyembunyikan pertukaran data. Ini membuat aktivitas online lebih aman dari potensi ancaman siber. VPN juga membantu menjaga privasi dengan menyembunyikan alamat IP asli, sehingga identitas dan data pribadi tetap terlindungi saat berselancar di internet.

5. Hindari klik link yang tidak dikenal

Saat menerima pesan berisi tautan, pastikan terlebih dahulu identitas pengirimnya. Biasanya, perusahaan atau institusi besar memiliki domain email resmi yang mudah dikenali, menunjukkan kredibilitas mereka.

Mengklik tautan yang tidak dikenal bisa berisiko, bahkan dapat mengakibatkan penipuan atau pencurian dana dari rekening bank. Oleh karena itu, penting untuk teliti sebelum mengklik tautan atau iklan pop-up di internet yang sering kali menarik perhatian. Selalu waspada dan periksa URL yang tertera sebelum mengaksesnya.

6. Memperbarui Perangkat dan Data secara Berkala

Rutin memperbarui perangkat dan data pribadi sangat penting untuk menjaga keamanan dan efisiensi. Pembaruan perangkat lunak menutup celah keamanan, meningkatkan kinerja sistem, dan memastikan kompatibilitas dengan teknologi terbaru. 

Selain itu, memperbarui informasi digital seperti password dan PIN setiap 3 bulan dapat melindungi akun dari akses tidak sah dan mengurangi risiko kebocoran data. Pembaruan rutin akan menjaga keamanan dan memastikan perangkat berfungsi optimal dan siap menghadapi perkembangan teknologi terbaru. 

Kesimpulan

Identity theft adalah ancaman serius yang bisa merugikan kita secara finansial dan personal. Dengan hanya berbekal beberapa informasi penting, pelaku kejahatan dapat melakukan berbagai penipuan atas nama kita. 

Untuk mencegah identity theft, penting untuk melakukan langkah-langkah pencegahan yang disebutkan di atas. Dengan menjaga keamanan data pribadi, kita dapat mengurangi risiko pencurian identitas dan melindungi diri dari potensi kerugian yang dapat terjadi kapan saja.

Ingatlah bahwa keamanan data pribadi adalah tanggung jawab kita bersama, dan tindakan preventif yang kita lakukan hari ini dapat melindungi kita dari ancaman di masa depan!

Konsultasi Sekarang!!
Butuh Bantuan ?
Halo !
Ada yang bisa kami bantu tentang Apa Itu Identity Theft? Modus dan Cara Mencegahnya ?