Apa itu Clickjacking? Jenis, Dampak, dan Cara Mencegahnya

Apa itu Clickjacking? Jenis, Dampak, dan Cara Mencegahnya

Daftar Isi

Saat ini, serangan siber semakin beragam dan kompleks. Salah satu teknik yang kerap digunakan oleh peretas untuk mengecoh pengguna adalah clickjacking. Istilah ini mungkin belum terlalu familiar bagi sebagian orang, namun dampaknya bisa sangat merugikan. 

Artikel ini akan membahas lebih dalam tentang apa itu clickjacking, jenis-jenis serangan yang umum digunakan, serta dampak yang bisa ditimbulkan baik bagi individu maupun organisasi. Selain itu, akan dibahas juga langkah-langkah pencegahan yang bisa dilakukan untuk menghindari menjadi korban. 

Apa itu Clickjacking?

Clickjacking adalah teknik manipulatif dalam dunia siber yang mengecoh pengguna agar mengklik sesuatu tanpa disadari. Biasanya, ini dilakukan dengan menyembunyikan elemen berbahaya di balik konten yang tampak aman.

Teknik ini sering dimanfaatkan untuk mencuri informasi pribadi, mengakses akun tanpa izin, atau menyusup ke sistem pengguna. Clickjacking merupakan serangan yang sulit dikenali secara langsung oleh mata.

Cara Kerja Clickjacking

Clickjacking bekerja dengan cara mengecoh tampilan dan interaksi pengguna pada suatu situs web. Serangan ini biasanya menggabungkan berbagai metode agar terlihat seperti interaksi biasa.

1. Penyembunyian Elemen

Penyerang menyembunyikan elemen HTML seperti tombol atau formulir di balik lapisan transparan. Elemen tersembunyi ini diletakkan tepat di atas elemen asli yang tampak oleh pengguna.

Saat pengguna mengklik tombol yang terlihat, sebenarnya mereka berinteraksi dengan elemen tersembunyi tersebut, sehingga tindakan mereka secara tak sadar dikendalikan oleh penyerang.

2. Manipulasi Tampilan

Tampilan situs dimanipulasi dengan CSS untuk menyesatkan persepsi pengguna. Penyerang mengatur tata letak agar elemen berbahaya tidak terlihat.

Teknik ini efektif karena secara visual situs terlihat normal. Namun, di balik layar terjadi pengalihan fungsi dari setiap klik pengguna.

3. Penyisipan Elemen Tersembunyi

Penyerang menyisipkan iframe atau form dari situs lain di dalam halaman yang sedang dibuka. Elemen ini dibuat tidak terlihat atau sangat kecil.

Dengan ini, pengguna tetap berada di halaman asli, namun aksinya diteruskan ke halaman yang telah dimanipulasi. Ini sangat umum dalam eksploitasi situs login.

4. Menarik Perhatian Pengguna

Desain halaman sengaja dibuat menarik agar pengguna tergoda untuk mengeklik. Misalnya, tombol hadiah atau ajakan menarik lainnya.

Klik tersebut digunakan untuk menjalankan skrip atau membuka tautan tersembunyi. Ini dilakukan dengan memanfaatkan psikologi dan rasa penasaran pengguna.

5. Pemicu Aksi Tertentu

Clickjacking bisa digunakan untuk memicu aksi spesifik seperti “Like”, “Share”, atau “Submit”. Tindakan ini tampak normal tapi hasilnya dimanipulasi.

Sebagai contoh, klik pada tombol video bisa diarahkan untuk menyetujui transaksi atau mengubah pengaturan akun pengguna tanpa disadari.

6. Pemanfaatan Sesi dan Otorisasi

Penyerang memanfaatkan sesi login pengguna untuk menjalankan aksi tanpa perlu autentikasi ulang. Ini dikenal sebagai serangan sesi terbuka.

Saat pengguna sudah login, tindakan clickjacking bisa langsung berdampak pada akun aktif. Aksi-aksi penting seperti transfer dana bisa dimanipulasi.

Dampak Clickjacking

Berikut adalah berbagai dampak yang dapat timbul akibat clickjacking, dari yang bersifat pribadi hingga menyasar integritas sistem secara keseluruhan.

Dampak Clickjacking

1. Pencurian Informasi Pribadi

Clickjacking bisa digunakan untuk mengakses data seperti email, nomor telepon, hingga data kartu kredit. Informasi ini kemudian dijual atau disalahgunakan.

Data yang dicuri seringkali menjadi jalan bagi serangan lanjutan. Karena itu, informasi pribadi menjadi sasaran utama dalam jenis serangan ini.

2. Pembajakan Akun

Akses akun sosial media, email, atau sistem internal bisa dicuri melalui aksi klik yang tidak disadari. Ini memungkinkan penyerang mengambil alih identitas online korban.

Setelah akun dibajak, pelaku bisa menyebar spam, hoaks, atau bahkan merusak reputasi korban secara daring.

3. Penipuan dan Phishing

Clickjacking sering dikombinasikan dengan phishing, di mana pengguna diarahkan ke situs palsu. Hal ini membuat pengguna memberikan data sensitif secara sukarela.

Situs palsu tersebut sering kali identik dengan situs asli, sehingga pengguna sulit membedakannya. Ini sangat efektif untuk mencuri kredensial.

4. Eksekusi Aksi Tanpa Izin

Penyerang bisa menjalankan perintah seperti menghapus akun, mengirim pesan, atau mengubah pengaturan penting tanpa izin. Semua tampak seperti klik biasa.

Pengguna merasa telah melakukan tindakan normal, padahal mereka telah memicu skrip berbahaya. Ini membuat kerugian sulit dilacak sumbernya.

5. Penyusupan Privasi

Clickjacking berpotensi membuka akses ke kamera, mikrofon, atau lokasi pengguna tanpa disadari. Serangan ini sering terjadi melalui browser atau perangkat mobile.

Dengan teknik ini, privasi digital pengguna terganggu dan data sensitif seperti aktivitas pribadi atau lokasi bisa dipantau oleh pihak tak bertanggung jawab.

6. Pengaruh pada Integritas Data

Data dalam sistem bisa diubah atau dihapus akibat tindakan tanpa sadar dari pengguna. Ini sangat berbahaya dalam sistem keuangan atau database sensitif.

Clickjacking pada aplikasi bisnis berpotensi menyebabkan kerusakan data yang signifikan. Kredibilitas dan keakuratan data pun dipertaruhkan.

7. Eksploitasi Kerentanan Aplikasi Web

Situs tanpa perlindungan frame seperti X-Frame-Options lebih rentan terhadap serangan clickjacking. Ini memberikan celah bagi penyerang.

Eksploitasi ini tidak hanya berdampak pada pengguna, tapi juga reputasi dan kepercayaan terhadap situs tersebut. Hal ini merugikan pemilik situs.

8. Kerugian Finansial

Dalam banyak kasus, clickjacking digunakan untuk mencuri uang secara langsung. Contohnya, pengguna bisa tanpa sadar menyetujui transaksi atau mengirimkan dana ke akun pelaku.

Kerugian ini bisa terjadi dalam hitungan detik tanpa disadari korban. Dampaknya bisa sangat besar, terutama jika melibatkan akun bisnis atau bank.

Jenis-jenis Serangan Clickjacking

Berikut beberapa jenis umum serangan clickjacking yang perlu Anda waspadai agar lebih waspada dalam menggunakan aplikasi dan situs web.

1. Content Overlay

Serangan ini memanfaatkan elemen transparan yang diletakkan di atas konten asli. Saat pengguna mengklik, yang sebenarnya dipicu adalah aksi tersembunyi.

Tampilan tetap terlihat seperti tombol biasa, padahal di baliknya tersembunyi aksi seperti “konfirmasi pembelian” atau “ubah pengaturan”.

2. Repositioning

Repositioning adalah teknik memindahkan elemen penting ke area tertentu dalam layar. Tujuannya adalah agar klik pengguna diarahkan ke lokasi tersebut tanpa disadari.

Penyerang menyamarkan elemen dengan CSS atau JavaScript agar muncul di tempat yang tidak terduga saat mouse diarahkan.

3. Scrolling

Dengan teknik scrolling, penyerang menyisipkan iframe atau konten berbahaya di luar layar. Kemudian pengguna diarahkan untuk menggulir hingga elemen tersembunyi terlihat.

Saat pengguna menggulir dan mengklik, yang sebenarnya terjadi adalah aksi terhadap elemen tak terlihat yang sudah disiapkan oleh penyerang.

Cara Mendeteksi Clickjacking

Berikut ini beberapa metode yang bisa digunakan untuk mendeteksi potensi serangan clickjacking saat menjelajahi web atau mengelola situs.

1. Periksa URL dan Alamat Situs

Selalu pastikan Anda mengunjungi situs melalui alamat resmi yang tepat. Penyerang sering meniru tampilan situs terpercaya tapi menggunakan domain palsu.

Perubahan kecil seperti huruf yang diganti atau tambahan karakter bisa menjadi tanda adanya manipulasi clickjacking atau phishing.

2. Penggunaan Ekstensi Browser

Gunakan ekstensi keamanan seperti NoScript, uBlock Origin, atau Clickjacking Tester. Alat ini mampu memblokir skrip berbahaya secara otomatis.

Ekstensi juga dapat menampilkan peringatan saat halaman mencoba memuat konten dari domain asing dalam iframe.

3. Cek Konsistensi Tata Letak Halaman

Jika tata letak halaman tampak aneh, tidak sejajar, atau terdapat elemen yang tidak bisa diklik dengan benar, bisa jadi itu pertanda clickjacking.

Pergeseran elemen atau tombol yang tidak berfungsi sesuai ekspektasi patut dicurigai sebagai bagian dari manipulasi visual.

4. Perhatikan Perubahan Tampilan Cursor

Cursor berubah bentuk saat diarahkan ke elemen yang tampaknya kosong? Ini bisa jadi ada elemen tersembunyi di baliknya.

Perubahan cursor menjadi pointer (tangan) di area kosong adalah salah satu ciri khas upaya clickjacking.

5. Klik Kanan dan Inspeksi Elemen

Gunakan fitur “Inspect” di browser untuk melihat elemen sebenarnya di balik tampilan halaman. Ini berguna untuk menemukan iframe tersembunyi.

Jika ada lapisan transparan yang menutupi tombol, Anda bisa melihatnya dengan mudah melalui developer tools.

6. Periksa Header HTTP “X-Frame-Options”

Header ini menghalangi situs untuk dimuat dalam iframe dari domain lain. Tanpa header ini, situs menjadi lebih rentan terhadap serangan clickjacking.

Gunakan tools seperti curl atau browser extensions untuk mengecek apakah situs menerapkan header X-Frame-Options dengan benar.

7. Cara Kerja Situs dalam IFrame

Cobalah buka situs tersebut menggunakan iframe yang Anda buat sendiri (misalnya melalui HTML sederhana). Jika situs tetap tampil, berarti tidak memblokir embedding, yang berisiko tinggi.

Situs yang aman akan memblokir tampilan melalui iframe atau menampilkan pesan peringatan saat dibuka dalam frame.

8. Uji Navigasi Terhadap Serangan Clickjacking

Lakukan pengujian manual dengan meniru perilaku pengguna. Klik pada area halaman yang tidak biasa dan amati hasilnya.

Jika klik memicu aksi tak terduga, seperti redirect atau submit tanpa input, bisa jadi itu adalah gejala serangan clickjacking.

9. Content Security Policy (CSP)

CSP adalah mekanisme keamanan yang mengatur pembatasan eksekusi konten eksternal secara ketat. Situs dengan CSP yang ketat lebih tahan terhadap clickjacking.

Periksa apakah situs menerapkan Content-Security-Policy: frame-ancestors ‘none’; atau aturan serupa untuk mencegah embedding ilegal.

Cara Mencegah Clickjacking

Berikut ini adalah beberapa langkah efektif untuk mencegah clickjacking pada situs web maupun aplikasi Anda agar tetap aman dari manipulasi antarmuka.

Cara Mencegah Clickjacking

1. Implementasikan Header HTTP “X-Frame-Options”

Header ini mencegah situs ditampilkan dalam frame atau iframe dari pihak ketiga. Dengan begitu, halaman Anda tidak bisa disisipkan dalam situs berbahaya.

Nilai umum seperti DENY atau SAMEORIGIN terbukti sangat efektif untuk mencegah serangan clickjacking berbasis iframe.

2. Content Security Policy (CSP)

CSP memperkuat keamanan dengan menetapkan kebijakan konten, termasuk pembatasan iframe. Gunakan direktif frame-ancestors untuk mengontrol sumber embedding.

Misalnya, frame-ancestors ‘none’; akan mencegah semua embedding dari luar, membuat halaman lebih tahan terhadap eksploitasi visual.

3. Implementasikan Header X-Content-Type-Options

Header ini mencegah browser menebak tipe konten yang sebenarnya. Gunakan X-Content-Type-Options: nosniff untuk mencegah eksekusi skrip yang tidak diinginkan.

Meskipun tidak spesifik untuk clickjacking, header ini menutup celah tambahan yang bisa dimanfaatkan bersamaan dengan serangan manipulasi visual.

4. Periksa Konsistensi Tata Letak Halaman

Konsistensi tata letak memudahkan deteksi penyisipan elemen yang tidak sah. Tata letak yang tiba-tiba berubah bisa menjadi tanda intervensi.

Rutin melakukan audit visual dan UI testing penting untuk menjaga integritas halaman dan mencegah manipulasi elemen interaktif.

5. Perhatikan Penggunaan IFrame

Batasi penggunaan iframe hanya untuk konten terpercaya. Jika menggunakan iframe, pastikan untuk mengatur atribut sandbox, allow, dan referrerpolicy dengan benar.

Langkah ini membatasi apa saja yang dapat dilakukan iframe, termasuk mencegah pengambilan kontrol atau injeksi skrip jahat.

6. Edukasi Pengguna

Pengguna yang sadar keamanan lebih sulit menjadi korban. Ajarkan pentingnya memeriksa URL, berhati-hati terhadap klik, dan mengenali tampilan mencurigakan.

Edukasi melalui banner, email, atau pop-up informasi di situs bisa meningkatkan kewaspadaan pengguna terhadap risiko clickjacking.

7. Pantau Aktivitas Situs Web

Gunakan tool analytics dan log monitoring untuk mendeteksi aktivitas tak biasa. Contohnya, peningkatan jumlah klik pada satu elemen dapat menjadi indikasi adanya clickjacking.

Pemantauan real-time memungkinkan Anda bertindak cepat jika ada indikasi penyusupan antarmuka atau aktivitas mencurigakan lainnya.

8. Perbarui Sistem dan Perangkat Lunak

Selalu gunakan versi terbaru dari CMS, plugin, dan pustaka front-end. Pembaruan sering mencakup patch keamanan terhadap celah clickjacking.

Sistem yang usang lebih rentan terhadap teknik manipulasi yang telah dikenali dan ditambal pada versi terbaru perangkat lunak.

Waspadai Clickjacking: Ancaman Tersembunyi di Balik Klik Anda

Clickjacking mungkin terlihat sederhana, tapi dampaknya bisa sangat berbahaya. Serangan ini memanipulasi tampilan antarmuka situs sehingga pengguna tanpa sadar mengklik elemen tersembunyi, seperti tombol “Like”, tautan pembayaran, atau akses izin penting. Dalam hitungan detik, informasi pribadi bisa dicuri, akun diretas, atau pengguna diarahkan ke situs berbahaya tanpa mereka sadari.

Bahaya clickjacking bukan hanya soal kehilangan data, tapi juga soal hilangnya kendali atas identitas digital. Itulah mengapa penting bagi pengguna dan pengelola situs web untuk memahami ancaman ini dan menerapkan langkah-langkah pencegahan seperti penggunaan frame-busting script atau header keamanan.

FAQ (Frequently Asked Question)

Apa perbedaan dampak clickjacking pada aplikasi web biasa dengan aplikasi yang memiliki komponen real-time seperti video conference atau trading platform?

Clickjacking pada aplikasi biasa mungkin hanya mengarah pada pencurian klik atau data sensitif, tetapi pada aplikasi real-time seperti video conference bisa digunakan untuk mengaktifkan kamera atau mikrofon tanpa sepengetahuan pengguna, sementara pada trading platform bisa memanipulasi perintah jual-beli secara langsung. Konteks real-time membuat efeknya lebih berbahaya karena tidak ada waktu untuk deteksi sebelum kerugian terjadi.

Bagaimana attacker bisa menggabungkan clickjacking dengan social engineering agar korban lebih mudah terjebak?

Serangan clickjacking sering kali disamarkan dengan pendekatan psikologis, misalnya melalui tombol “Play Video” atau “Claim Reward” yang terlihat sah. Dengan memadukan rekayasa sosial, penyerang menciptakan urgensi atau rasa penasaran sehingga korban terdorong untuk mengklik area yang sudah ditimpa frame berbahaya, membuat serangan lebih efektif dibanding clickjacking murni.

Mengapa penggunaan iframe sandbox tidak selalu efektif dalam mencegah clickjacking?

Iframe sandbox bisa membatasi eksekusi tertentu, tetapi dalam beberapa kasus, konfigurasi sandbox yang tidak tepat masih memungkinkan rendering elemen transparan atau pengalihan fokus klik. Selain itu, beberapa browser lama atau aplikasi pihak ketiga tidak mendukung atribut ini sepenuhnya, sehingga perlindungan jadi tidak konsisten.

Apa implikasi clickjacking terhadap sistem otentikasi berbasis OAuth atau SSO?

Dalam skenario clickjacking, penyerang bisa menyembunyikan tombol otorisasi OAuth di balik elemen visual palsu. Jika korban menekan tombol tersebut tanpa sadar, ia sebenarnya sedang memberikan akses pihak ketiga ke data akun atau layanan lain. Hal ini berbahaya karena OAuth dan SSO biasanya memberikan scope akses yang luas.

Bagaimana cara clickjacking dimanfaatkan untuk mengelabui pengguna dalam transaksi keuangan online?

Penyerang dapat menempatkan elemen tak terlihat di atas tombol konfirmasi transaksi, misalnya “Kirim Dana” atau “Setujui Transfer.” Korban merasa hanya menekan tombol navigasi biasa, tetapi sebenarnya sudah mengizinkan transaksi berbahaya. Kasus ini lebih berisiko pada sistem tanpa lapisan konfirmasi tambahan seperti OTP.

Mengapa Content Security Policy (CSP) dengan frame-ancestors lebih direkomendasikan dibandingkan hanya menggunakan X-Frame-Options?

X-Frame-Options hanya menyediakan pilihan terbatas seperti DENY atau SAMEORIGIN, sedangkan frame-ancestorsdalam CSP memberikan fleksibilitas lebih besar untuk menentukan domain apa saja yang boleh menampilkan halaman dalam frame. Pendekatan ini tidak hanya lebih granular tetapi juga lebih sesuai dengan standar modern dan kompatibilitas lintas browser.

Bagaimana clickjacking bisa memengaruhi sistem voting elektronik atau survei online?

Jika sistem voting menggunakan tombol konfirmasi sederhana, penyerang bisa memanipulasi klik sehingga korban memilih kandidat atau opsi tertentu tanpa menyadarinya. Dalam survei yang melibatkan data sensitif, clickjacking bisa mengarahkan jawaban korban sesuai agenda penyerang, memengaruhi validitas data.

Apa peran teknik visual deception dalam memperkuat serangan clickjacking?

Clickjacking sering dikombinasikan dengan teknik seperti opacity rendah, positioning yang presisi, dan manipulasi warna sehingga elemen asli terlihat menyatu dengan tampilan aplikasi. Visual deception memperkecil kecurigaan korban karena tampilan seolah-olah normal, padahal klik diarahkan ke tempat lain.

Bagaimana clickjacking dapat mengeksploitasi integrasi third-party widget seperti live chat atau social media share?

Widget pihak ketiga sering ditanam melalui iframe yang relatif longgar. Penyerang bisa membungkus iframe ini dengan layer transparan untuk mengarahkan klik ke aksi tertentu, misalnya otomatis membagikan postingan berbahaya ke media sosial korban atau membuka akses chat yang disusupi malware.

Mengapa mitigasi clickjacking sering dianggap menantang dalam aplikasi yang membutuhkan embedding lintas domain?

Beberapa aplikasi memang harus di-embed ke domain lain, misalnya dashboard SaaS atau tool analitik. Dalam kondisi ini, pengembang tidak bisa sekadar menggunakan X-Frame-Options DENY. Mereka perlu konfigurasi granular menggunakan CSP atau token-based verification, yang lebih kompleks dan menambah beban implementasi, membuat mitigasi clickjacking tidak sesederhana menutup iframe sepenuhnya.

Isi form berikut! Tim kami segera menghubungi Anda.

Butuh Bantuan ?