Apache Cassandra adalah sistem manajemen basis data terdistribusi yang dirancang untuk menangani volume data yang sangat besar di seluruh dunia. Dikembangkan oleh Facebook pada awalnya, Cassandra menjadi salah satu pilihan utama bagi perusahaan-perusahaan yang membutuhkan database yang dapat menskalakan secara horizontal dengan kemampuan untuk menyebarkan data di berbagai server atau lokasi fisik.
Dengan model arsitektur yang berbasis pada prinsip NoSQL, Cassandra memberikan fleksibilitas tinggi dalam mengelola data yang tidak terstruktur dan mampu memberikan keandalan serta ketersediaan data yang sangat baik, bahkan di tengah-tengah kegagalan sistem. Artikel ini akan membahas lebih lanjut tentang sejarah, fungsi, dan kelebihan dari Apache Cassandra sebagai solusi database yang handal dan efisien.
Apa itu Apache Cassandra?
Apache Cassandra adalah sebuah sistem manajemen basis data NoSQL terdistribusi yang dirancang untuk menangani volume data yang sangat besar dan mendistribusikan data tersebut ke banyak node atau server di berbagai lokasi fisik.
Cassandra dibangun untuk menyediakan skalabilitas horizontal dan ketersediaan tinggi dengan kemampuan menangani transaksi secara efisien, tanpa mengorbankan performa. Dibandingkan database tradisional berbasis SQL, Cassandra lebih fleksibel mengelola data yang tidak terstruktur, memungkinkan pengelolaan data dalam format lebih bebas dan tidak memerlukan skema yang ketat.
Sejarah Apache Cassandra
Apache Cassandra pertama kali dikembangkan Facebook pada tahun 2008. Proyek ini dimulai sebagai solusi untuk masalah skalabilitas yang dihadapi Facebook dalam mengelola data yang semakin besar, terutama terkait fitur “Facebook Inbox” yang mengharuskan sistem menangani ratusan juta pesan secara bersamaan.
Dengan kebutuhan menyimpan data yang tersebar secara global dan dapat diakses dengan kecepatan tinggi, tim pengembang di Facebook merancang Cassandra sebagai database yang dapat mengatasi masalah tersebut dengan cara yang lebih efisien.
Pada tahun 2008, dua insinyur Facebook, Avinash Lakshman dan Prashant Malik, memulai proyek ini. Mereka mengadopsi banyak prinsip dari sistem yang sudah ada, seperti Amazon Dynamo dan Google Bigtable, tetapi Cassandra dikembangkan dengan pendekatan yang lebih terfokus pada skalabilitas dan ketersediaan tinggi.
Setelah Facebook menyadari manfaat besar dari teknologi ini, mereka memutuskan merilis Cassandra sebagai proyek open-source pada tahun 2009 di bawah naungan Apache Software Foundation. Sejak saat itu, komunitas pengembang di seluruh dunia berkontribusi memperluas dan mengembangkannya, menjadikannya salah satu teknologi terkemuka dalam ekosistem big data.
Cara Kerja Cassandra
Cassandra bekerja dengan prinsip arsitektur terdistribusi yang membagi data ke dalam beberapa node untuk memastikan skalabilitas dan ketersediaan yang tinggi. Setiap node dalam cluster Cassandra menyimpan salinan sebagian data dan bertanggung jawab untuk menangani permintaan baca dan tulis yang masuk.
Ketika sebuah data ditulis ke Cassandra, sistem akan memastikan data tersebut disalin ke beberapa node sesuai dengan pengaturan replikasi yang telah ditentukan sebelumnya. Dengan cara ini, meskipun satu node atau bahkan beberapa node gagal, data tetap dapat diakses tanpa gangguan.
Fungsi Cassandra Database
Berikut adalah beberapa fungsi utama Cassandra yang menjadikannya pilihan populer untuk berbagai aplikasi, mulai dari analisis data besar hingga penyimpanan data yang tersebar di berbagai lokasi.
1. Penyimpanan Data
Salah satu fungsi utama Cassandra adalah sebagai sistem penyimpanan data yang fleksibel dan terdistribusi. Cassandra memungkinkan penyimpanan data dalam jumlah besar dengan skalabilitas yang mudah. Dengan arsitektur terdistribusi, data disebarkan di berbagai node dalam cluster yang dapat terletak di lokasi yang berbeda, sehingga memberikan keuntungan dari segi kecepatan dan efisiensi penyimpanan.
2. Pengelolaan Data Skala Besar
Cassandra didesain khusus untuk mengelola data dalam skala besar yang membutuhkan distribusi di banyak lokasi geografis. Ketika volume data tumbuh, Cassandra dapat mudah menskalakan sistem dengan menambahkan lebih banyak node ke cluster tanpa mengganggu ketersediaan atau performa.
Dengan kemampuan ini, Cassandra sangat cocok untuk aplikasi yang melibatkan data dengan jumlah yang terus berkembang, seperti platform media sosial, e-commerce, atau aplikasi analitik besar. Salah satu aspek penting pengelolaan data skala besar adalah kemampuannya mengelola partitioning, yaitu proses membagi data ke dalam beberapa bagian yang lebih kecil dan menyebarkannya ke seluruh node dalam cluster.
3. Replikasi dan Pencadangan Data
Keandalan dan ketersediaan data adalah prioritas utama bagi Cassandra. Salah satu fitur unggulan yang dimilikinya adalah replikasi otomatis, memungkinkan data disalin secara otomatis ke beberapa node di seluruh cluster. Dengan cara ini, jika satu node mengalami kegagalan, data tetap dapat diakses dari salinan yang ada di node lain. Proses ini memastikan data selalu tersedia, bahkan dalam situasi terburuk sekalipun.
4. Analisis Data Real Time
Salah satu fitur penting Cassandra adalah kemampuannya untuk menangani analisis data real-time. Cassandra memungkinkan pemrosesan dan pengambilan data dengan latensi rendah, yang sangat penting untuk aplikasi yang memerlukan akses instan terhadap informasi yang sedang berlangsung, seperti analitik pengguna, pemantauan jaringan, atau analisis log aplikasi.
Dengan kemampuan ini, Cassandra mendukung berbagai jenis aplikasi yang memerlukan keputusan berbasis data secara langsung. Selain itu, kemampuan Cassandra untuk menangani data dalam jumlah besar tanpa mengorbankan kecepatan membuatnya ideal untuk analitik data streaming atau aplikasi Internet of Things (IoT), di mana data terus mengalir dan memerlukan pemrosesan cepat.
Arsitektur Cassandra
Arsitektur Apache Cassandra dibangun dengan fokus pada skalabilitas, ketersediaan tinggi, dan toleransi terhadap kegagalan. Berikut adalah beberapa elemen utamanya dalam arsitektur.

1. Node
Node adalah unit dasar dalam arsitektur Cassandra yang menyimpan data dan bertanggung jawab atas pemrosesan permintaan baca dan tulis. Setiap node dalam cluster Cassandra dapat dihosting pada server fisik yang berbeda, atau bahkan di beberapa pusat data yang tersebar secara geografis. Node bekerja secara independen, namun berkomunikasi satu sama lain untuk menjaga konsistensi dan keberlanjutan operasi cluster.
2. Kluster
Kluster Cassandra adalah kumpulan node yang bekerja bersama-sama untuk menyimpan data dan memberikan layanan ke aplikasi. Sebuah cluster dapat terdiri dari sejumlah besar node, dan jumlah node dapat ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan kapasitas data. Data yang disimpan dalam cluster tidak terikat pada satu node saja, tetapi didistribusikan secara otomatis ke seluruh node dalam cluster.
3. Partisi dan Replikasi
Salah satu elemen terpenting dalam arsitektur Cassandra adalah konsep partitioning dan replication. Partisi digunakan untuk membagi data besar menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dikelola dan didistribusikan ke node. Setiap data dalam Cassandra memiliki partition key yang menentukan lokasi data tersebut di dalam cluster.
Cassandra juga mendukung replikasi, yang berarti bahwa salinan data dapat disalin ke beberapa node untuk meningkatkan ketersediaan dan ketahanan terhadap kegagalan. Jumlah salinan data yang disimpan di seluruh cluster tergantung pada pengaturan replication factor yang ditentukan saat konfigurasi. Replikasi ini memastikan bahwa meskipun satu atau beberapa node gagal, data tetap dapat diakses dari node lainnya.
4. Ring Topology
Cassandra menggunakan ring topology untuk distribusi data di seluruh cluster. Konsep ring ini berarti bahwa data dalam cluster Cassandra didistribusikan dalam bentuk lingkaran, di mana setiap node memiliki bagian tertentu dari data yang dikelola. Setiap node bertanggung jawab atas sejumlah tokens, yang menentukan kisaran data yang disimpan oleh node tersebut.
5. Toleransi Terhadap Kegagalan
Salah satu keunggulan utama Cassandra adalah kemampuannya untuk bertahan terhadap kegagalan tanpa mengganggu operasi sistem secara keseluruhan. Cassandra menggunakan mekanisme replication dan toleransi kegagalan yang kuat, di mana data disalin ke beberapa node. Jika salah satu node gagal, permintaan masih dapat dipenuhi oleh node lainnya yang memiliki salinan data.
6. Skema Data Kolom
Cassandra menggunakan model column-family untuk menyimpan data, yang merupakan struktur yang mirip dengan tabel dalam sistem database relasional, tetapi lebih fleksibel. Dalam model ini, data disimpan dalam bentuk pasangan key-value yang terdiri dari kolom-kolom yang dapat diubah-ubah dan tidak memerlukan skema yang kaku.
7. Bahasa Kueri CQL
Cassandra Query Language (CQL) adalah bahasa kueri yang digunakan untuk berinteraksi dengan database Cassandra. CQL mirip dengan SQL dalam hal sintaksis, tetapi disesuaikan untuk bekerja dengan arsitektur NoSQL dan model penyimpanan data Cassandra.
CQL memungkinkan pengguna untuk membuat tabel, mengelola data, dan melakukan kueri pada data dalam format yang mudah dipahami, meskipun Cassandra tidak menggunakan model relasional. Dengan CQL, pengguna dapat mengakses data dengan cara yang sederhana dan efektif.
Kelebihan dan Kekurangan Apache Cassandra
Meskipun menawarkan banyak keunggulan, Cassandra juga memiliki beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan sebelum diimplementasikan dalam aplikasi atau sistem tertentu. Berikut adalah pembahasan tentang kelebihan dan kekurangan Apache Cassandra secara lebih mendalam.
Kelebihan Apache Cassandra
- Skalabilitas yang Sangat Baik: Salah satu kelebihan utama Cassandra adalah kemampuannya untuk menskalakan secara horizontal. Dengan menambahkan lebih banyak node ke cluster, Cassandra dapat menangani volume data yang semakin besar tanpa penurunan performa yang signifikan.
- Ketersediaan Data yang Tinggi (High Availability): Cassandra dirancang untuk memastikan data selalu tersedia, bahkan ketika terjadi kegagalan pada node atau pusat data. Dengan fitur replikasi dan distribusi data, Cassandra dapat memastikan bahwa salinan data tetap dapat diakses dari node lain dalam cluster.
- Toleransi terhadap Kegagalan: Karena menggunakan arsitektur terdistribusi, Cassandra mampu bertahan terhadap berbagai kegagalan, baik itu kegagalan pada level node, jaringan, atau bahkan pusat data. Data disalin ke beberapa node, sehingga jika satu node gagal, data tetap dapat diakses melalui salinan di node lainnya.
- Fleksibilitas dalam Menangani Data Tidak Terstruktur: Cassandra memungkinkan penyimpanan data dalam format yang fleksibel, tanpa memerlukan skema yang ketat seperti pada sistem SQL tradisional. Model column-family yang digunakan Cassandra memungkinkan penyimpanan data tidak terstruktur atau semi-terstruktur, seperti data sensor, log, atau data pengguna.
- Kinerja Tinggi dan Latensi Rendah: Cassandra dirancang untuk memberikan performa yang sangat baik dalam operasi baca dan tulis. Dengan kemampuan untuk menangani ribuan permintaan baca dan tulis per detik, Cassandra sangat cocok untuk aplikasi yang membutuhkan pengolahan data secara real-time, seperti analitik web, aplikasi IoT, dan platform media sosial.
Kekurangan Apache Cassandra
- Konsistensi yang Terbatas: Salah satu kekurangan besar dari Cassandra adalah model konsistensinya yang dapat lebih longgar dibandingkan dengan database relasional tradisional. Cassandra menggunakan model eventual consistency, yang berarti bahwa meskipun data akan disinkronkan pada akhirnya, pada titik tertentu bisa saja ada ketidaksesuaian antara salinan data di berbagai node.
- Kurangnya Dukungan untuk Query Kompleks: Meskipun Cassandra menyediakan Cassandra Query Language (CQL) yang mirip dengan SQL, namun Cassandra tidak mendukung fitur-fitur SQL yang lebih kompleks, seperti joins, subqueries, atau group by.
- Pengelolaan yang Lebih Kompleks: Karena Cassandra beroperasi dalam arsitektur terdistribusi dengan banyak node, pengelolaan dan pemeliharaannya bisa lebih rumit dibandingkan dengan sistem database lainnya. Pengaturan replikasi, pemantauan kinerja, dan manajemen node dapat memerlukan keahlian teknis yang tinggi, terutama saat beroperasi dalam skala besar.
- Keterbatasan dalam Menyimpan Data Tertulis yang Terlalu Sering (High Write-Heavy Workloads): Walaupun Cassandra sangat cepat dalam menangani beban tulis (write-heavy workloads), sistem ini cenderung mengalami penurunan performa ketika terlalu banyak operasi tulis yang dilakukan secara terus-menerus dalam waktu yang sangat singkat.
- Tidak Ada Dukungan Transaksi ACID: Cassandra tidak mendukung transaksi ACID (Atomicity, Consistency, Isolation, Durability) seperti yang ada pada database relasional tradisional. Meskipun Cassandra mendukung fitur seperti lightweight transactions yang memungkinkan beberapa tingkat konsistensi, sistem ini tidak dirancang untuk mendukung transaksi kompleks yang memerlukan tingkat isolasi dan konsistensi yang ketat.
Apache Cassandra memiliki banyak kelebihan, terutama dalam hal skalabilitas, ketersediaan data, dan toleransi terhadap kegagalan. Penting untuk mempertimbangkan dengan cermat kebutuhan aplikasi Anda sebelum memutuskan untuk menggunakan Cassandra sebagai solusi database.
Baca Juga : Apa itu MongoDB? Karakteristik, Fungsi, dan Cara Installnya
Cara Install Cassandra di Ubuntu 20.04
Apache Cassandra adalah sistem manajemen basis data NoSQL yang dirancang untuk menangani data dalam jumlah besar dengan cara yang terdistribusi dan dapat diakses dengan cepat. Jika Anda ingin menginstal Apache Cassandra di Ubuntu 20.04, berikut adalah langkah-langkah yang perlu Anda ikuti.

1. Install Package Cassandra
Langkah pertama dalam menginstal Apache Cassandra di Ubuntu 20.04 adalah menambahkan repositori Apache Cassandra ke sistem Anda dan menginstal package-nya.
- Pastikan sistem Anda up-to-date dengan menjalankan perintah berikut:
bash
sudo apt update
sudo apt upgrade -y
- Sebelum menambahkan repositori Cassandra, pastikan Anda menginstal beberapa dependensi yang diperlukan:
bash
sudo apt install -y curl apt-transport-https - Download dan tambahkan repositori Apache Cassandra untuk Ubuntu:
bash
curl https://downloads.apache.org/cassandra/debian/keys.asc | sudo apt-key add –
echo “deb https://downloads.apache.org/cassandra/debian 40x main” | sudo tee -a /etc/apt/sources.list.d/cassandra.sources.list
- Setelah repositori berhasil ditambahkan, Anda bisa menginstal Apache Cassandra dengan perintah berikut:
bash
sudo apt update
sudo apt install cassandra -y
- Verifikasi Instalasi Pastikan Cassandra berhasil terinstal dengan memverifikasi versi Cassandra:
bash
cassandra -v - Jika Cassandra berhasil terinstal, Anda akan melihat informasi versi Cassandra yang terpasang.
2. Install Package Java beserta Cassandra
Cassandra membutuhkan Java untuk berfungsi. Langkah selanjutnya adalah menginstal Java yang kompatibel dengan Cassandra.
- Cassandra mendukung versi Java 8, jadi kita akan menginstal OpenJDK 8:
bash
sudo apt install openjdk-8-jdk -y - Setelah Java terinstal, pastikan bahwa versi Java yang digunakan sesuai:
bash
java -version - Anda akan melihat output yang menunjukkan versi Java 8 yang terinstal.
- Jika Anda memiliki beberapa versi Java terinstal, pastikan menggunakan Java 8 sebagai default:
bash
sudo update-alternatives –config java - Pilih nomor yang sesuai untuk Java 8, lalu tekan Enter.
3. Konfigurasi Cassandra
Setelah Cassandra dan Java terinstal, Anda perlu mengonfigurasi beberapa pengaturan dasar untuk Cassandra agar berjalan dengan baik.
- File konfigurasi utama Cassandra dapat ditemukan di /etc/cassandra/cassandra.yaml. Anda bisa mengeditnya untuk menyesuaikan pengaturan sesuai dengan kebutuhan Anda:
bash
sudo nano /etc/cassandra/cassandra.yaml - Beberapa pengaturan yang sering diedit adalah:
- cluster_name: Ganti nama cluster sesuai kebutuhan Anda.
- listen_address: Setel alamat IP atau hostname server.
- rpc_address: Setel alamat IP yang akan digunakan untuk komunikasi RPC.
- Cek dan Sesuaikan Memori Sesuaikan jumlah memori heap yang dialokasikan untuk Cassandra dengan mengedit file konfigurasi:
bash
sudo nano /etc/cassandra/cassandra-env.sh - Anda dapat menyesuaikan ukuran heap sesuai dengan jumlah memori yang tersedia pada sistem Anda.
- Restart Cassandra Setelah selesai mengonfigurasi, restart Cassandra agar perubahan konfigurasi diterapkan:
bash
sudo systemctl restart cassandra
4. Konfigurasi Firewall Cassandra
Agar Cassandra dapat diakses melalui jaringan, Anda perlu membuka port yang digunakan oleh Cassandra di firewall.
- Jika firewall diaktifkan, periksa statusnya terlebih dahulu:
bash
sudo ufw status - Buka Port untuk Cassandra Cassandra menggunakan port 7000 untuk komunikasi antar-node dan port 9042 untuk akses client. Untuk membuka port tersebut, jalankan perintah berikut:
bash
sudo ufw allow 7000/tcp
sudo ufw allow 9042/tcp
sudo ufw reload
- Verifikasi Firewall Pastikan bahwa port telah dibuka dengan menjalankan perintah:
bash
sudo ufw status - Port yang diperlukan (7000 dan 9042) harus terdaftar sebagai “ALLOW” di firewall.
Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, Anda sekarang telah berhasil menginstal dan mengonfigurasi Apache Cassandra di Ubuntu 20.04. Anda dapat mulai menggunakan Cassandra untuk menangani aplikasi NoSQL besar dan terdistribusi.
Perbedaan Cassandra vs Database Lain
Berikut ini kami akan membahas beberapa perbedaan utama antara Cassandra dan beberapa database lainnya.
1. Tipe Database: NoSQL vs Relasional
Cassandra adalah sistem database NoSQL yang dirancang untuk menangani data dalam jumlah besar dan dalam skala terdistribusi. NoSQL berarti bahwa Cassandra tidak menggunakan struktur tabel relasional seperti yang ada di database SQL, melainkan menggunakan model data berbasis kolom.
Database Relasional (SQL), seperti MySQL dan PostgreSQL, menggunakan model tabel dengan baris dan kolom, serta hubungan antar tabel yang sangat terstruktur. Ini memanfaatkan bahasa kueri terstruktur (SQL) untuk berinteraksi dengan data.
2. Skalabilitas: Horizontal vs Vertical
Salah satu keunggulan utama Cassandra adalah skalabilitas horizontal. Cassandra dapat mengelola peningkatan beban kerja dengan menambahkan lebih banyak node ke cluster tanpa mempengaruhi kinerja atau ketersediaan data. Data secara otomatis didistribusikan di seluruh node dalam cluster, dan setiap node bekerja secara independen.
MySQL dan PostgreSQL cenderung lebih skala vertikal, yang berarti bahwa untuk menangani lebih banyak data atau permintaan, kita perlu meningkatkan sumber daya perangkat keras dari server tunggal, yang seringkali lebih mahal dan terbatas dibandingkan dengan skalabilitas horizontal.
3. Ketersediaan dan Toleransi Kesalahan
Cassandra menawarkan ketersediaan yang sangat tinggi dan toleransi terhadap kesalahan. Dengan arsitektur berbasis cluster, Cassandra memastikan bahwa data tetap tersedia meskipun ada kegagalan node atau server dalam cluster. Semua data diduplikasi secara otomatis ke beberapa node di cluster untuk menghindari kehilangan data.
MySQL dan PostgreSQL, di sisi lain, membutuhkan setup yang lebih rumit dan sering bergantung pada replikasi atau clustering untuk mencapai ketersediaan yang tinggi, yang tidak sefleksibel Cassandra. Jika salah satu node atau server gagal, biasanya diperlukan proses recovery yang memakan waktu.
4. Konsistensi: Eventual Consistency vs Strong Consistency
Cassandra menggunakan eventual consistency, yang berarti bahwa data akan konsisten dalam waktu tertentu setelah perubahan dilakukan, tetapi pada awalnya mungkin tidak langsung konsisten di seluruh node dalam cluster. Hal ini memungkinkan Cassandra untuk mencapai ketersediaan yang lebih tinggi.
Sebaliknya, MySQL dan PostgreSQL menggunakan model strong consistency yang menjamin bahwa setiap perubahan data akan segera konsisten di seluruh sistem setelah transaksi selesai. Model ini cocok untuk aplikasi yang membutuhkan konsistensi data yang ketat.
5. Penggunaan Kasus: Big Data dan Real-Time vs Aplikasi Transaksional
Cassandra sangat ideal untuk aplikasi yang menangani big data, seperti analitik real-time, log data, dan data sensor, yang memerlukan sistem terdistribusi dengan skalabilitas dan ketersediaan tinggi. Beberapa contoh kasus penggunaan Cassandra meliputi aplikasi IoT, media sosial, dan layanan yang memerlukan pengolahan data dalam volume besar.
Sementara itu, MySQL dan PostgreSQL lebih cocok untuk aplikasi transaksional seperti sistem perbankan, sistem inventaris, dan aplikasi dengan data yang lebih terstruktur dan membutuhkan transaksi ACID untuk memastikan konsistensi dan integritas data.
6. Komunitas dan Dukungan
Cassandra adalah proyek sumber terbuka dengan komunitas yang sangat aktif dan didukung oleh Apache Software Foundation. Dokumentasi dan forum komunitas sangat membantu dalam mengatasi tantangan implementasi dan skalabilitas.
MySQL dan PostgreSQL juga memiliki komunitas yang besar dan telah ada lebih lama, dengan banyak dukungan komersial, terutama melalui perusahaan seperti Oracle (untuk MySQL) dan perusahaan lain yang menyediakan dukungan berbayar untuk PostgreSQL.
Kelebihan Menggunakan Apache Cassandra untuk Skalabilitas Tanpa Batas
Apache Cassandra menawarkan solusi canggih untuk menangani data dalam jumlah besar dengan kebutuhan ketersediaan yang sangat tinggi. Keunggulannya terletak pada skalabilitas horizontal, yang memungkinkan sistem untuk tumbuh tanpa batas dengan menambah node tambahan ke dalam cluster, tanpa mempengaruhi kinerja atau kestabilan aplikasi.
Ini menjadikan Cassandra pilihan utama bagi perusahaan yang membutuhkan sistem yang dapat menangani lonjakan data secara dinamis dan memberikan toleransi terhadap kesalahan yang luar biasa, memastikan data tetap dapat diakses meskipun ada kegagalan server.
Selain itu, dengan eventual consistency yang fleksibel, Cassandra memberikan kecepatan dan efisiensi yang optimal, ideal untuk aplikasi yang mengutamakan ketersediaan data di seluruh dunia. Dirancang untuk mendukung aplikasi big data dan real-time analytics, Cassandra memberikan kebebasan bagi perusahaan untuk mengelola dan memproses data besar dengan cara yang terdistribusi dan aman.
FAQ (Frequently Asked Question)
Apa itu Apache Cassandra dan bagaimana perbedaannya dengan database relasional (RDBMS)?
Apache Cassandra adalah database NoSQL terdistribusi yang dirancang untuk menangani data dalam jumlah besar secara terdistribusi dan tahan terhadap kegagalan. Berbeda dengan RDBMS, Cassandra tidak menggunakan skema tetap (schema-less), tidak memiliki join, dan tidak bergantung pada ACID, melainkan menggunakan CAP Theoremuntuk memastikan ketersediaan dan partisi toleransi.
Mengapa Apache Cassandra digunakan oleh perusahaan besar seperti Netflix dan Facebook?
Cassandra unggul dalam ketersediaan tinggi, skalabilitas horizontal, dan toleransi terhadap kegagalan. Karena tidak memiliki single point of failure, Cassandra ideal untuk perusahaan seperti Netflix dan Facebook yang membutuhkan database yang dapat diakses dengan latensi rendah di berbagai pusat data global.
Apa itu konsep “Eventual Consistency” dalam Cassandra?
Cassandra menggunakan model Eventual Consistency, yang berarti data yang diperbarui tidak selalu langsung tersinkron di semua node, tetapi akan konsisten setelah beberapa waktu. Ini memberikan kinerja yang lebih cepat dibandingkan database ACID tetapi tetap memastikan keakuratan data dalam jangka panjang.
Bagaimana Apache Cassandra menangani replikasi data?
Cassandra menggunakan peer-to-peer replication di mana setiap node dapat bertindak sebagai master, tidak seperti sistem master-slave. Data direplikasi berdasarkan Replication Factor (RF), yang menentukan berapa banyak salinan data yang harus disimpan di berbagai node untuk memastikan toleransi kesalahan.
Apa itu SSTable dalam Apache Cassandra?
SSTable (Sorted String Table) adalah format penyimpanan immutable yang digunakan oleh Cassandra untuk menyimpan data di disk secara terorganisir dan efisien. SSTable tidak dapat dimodifikasi setelah ditulis, sehingga Cassandra menggunakan memtables dan compacting process untuk mengelola perubahan data.
Apa itu Tombstone dalam Cassandra dan bagaimana dampaknya terhadap performa?
Tombstone adalah penanda data yang dihapus dalam Cassandra, tetapi data sebenarnya tidak langsung dihapus dari disk. Jika terlalu banyak tombstone yang menumpuk, query akan menjadi lambat karena harus melewati banyak entri yang sudah dihapus. Oleh karena itu, perlu dilakukan compaction dan tuning Garbage Collection (GC) untuk membersihkan tombstone secara efisien.
Bagaimana cara melakukan scaling pada Apache Cassandra?
Cassandra menggunakan scaling horizontal, di mana kita cukup menambahkan node baru tanpa downtime. Node baru akan secara otomatis mengambil sebagian data dari node lain berdasarkan strategi partisi dan token ring. Ini menjadikannya lebih fleksibel dibandingkan RDBMS yang biasanya membutuhkan vertical scaling (meningkatkan spesifikasi hardware).
Baca Juga : Apa itu Microsoft SQL Server? Fungsi, dan Kelebihannya