Apa itu Malvertising? Contoh, Dampak, dan Cara Menghindari

Apa itu Malvertising? Contoh, Dampak, dan Cara Menghindari

Daftar Isi

Malvertising adalah salah satu ancaman siber yang semakin sering muncul di dunia digital. Istilah ini mengacu pada penggunaan iklan online untuk menyebarkan malware secara diam-diam kepada pengguna. Tanpa disadari, aktivitas sehari-hari seperti membuka situs web atau mengklik iklan bisa menjadi pintu masuk bagi serangan berbahaya. 

Dampaknya tidak hanya merugikan individu, tetapi juga bisnis yang bergantung pada internet. Apa saja contoh malvertising yang perlu diwaspadai? Bagaimana cara menghindarinya agar tetap aman? Temukan jawabannya dalam artikel ini, dan lindungi perangkat Anda dari risiko yang tersembunyi di balik iklan online. 

Apa itu Malvertising?

Malvertising adalah teknik serangan siber yang menggunakan iklan online untuk menyebarkan malware. Serangan ini bekerja dengan menyisipkan kode berbahaya ke dalam jaringan iklan online yang sah. 

Ketika pengguna mengklik iklan yang sudah terinfeksi, mereka bisa langsung diarahkan ke situs web berbahaya atau tanpa disadari mengunduh malware ke perangkat mereka. Teknik ini menyasar siapa saja yang menggunakan internet, sehingga penting untuk memahami cara kerjanya agar dapat menghindari risikonya.

Cara Kerja Malvertising

Malvertising adalah teknik serangan siber yang memanfaatkan iklan online untuk menyebarkan malware. Prosesnya berlangsung melalui beberapa langkah berikut:

  1. Penjahat siber menyisipkan kode berbahaya ke dalam iklan online. Mereka melakukannya dengan membuat akun palsu atau langsung menyusupi jaringan periklanan.
  2. Iklan yang telah terinfeksi didistribusikan melalui jaringan periklanan, lalu muncul di berbagai situs, termasuk situs populer, portal berita, blog, atau forum.
  3. Ketika pengguna melihat iklan berbahaya, dua skenario dapat terjadi: Pra-klik dan pasca-klik.
  4. Setelah terhubung ke situs berbahaya atau berinteraksi dengan iklan, pengguna dapat mengalami serangan seperti: Drive-by downloads, serangan phishing, dan instalasi malware.
  5. Setelah serangan berhasil, penjahat siber sering mengulang proses ini dengan membuat iklan baru atau mengganti teknik mereka untuk menghindari deteksi. Mereka dapat mengganti domain, hosting, atau kode malware, serta menggunakan infrastruktur iklan baru.

Contoh Malvertising

Malvertising adalah metode yang digunakan untuk menipu pengguna dan menyebarkan malware melalui iklan online. Berikut beberapa contoh malvertising yang sering terjadi:

  • Pop-up ads: Iklan ini biasanya mengklaim bahwa pengguna telah memenangkan hadiah, perlu memperbarui perangkat lunak, atau perangkat mereka terinfeksi virus.
  • Iklan yang mengarahkan ke situs berbahaya: Beberapa iklan online membawa pengguna ke situs yang berpura-pura menjadi lembaga resmi, seperti bank atau situs e-commerce, untuk mencuri informasi pribadi.
  • Serangan drive-by download: Dalam serangan ini, malware atau adware secara otomatis terinstal pada komputer pengguna dengan mengeksploitasi celah di peramban, bahkan tanpa perlu interaksi pengguna.
  • Iklan palsu di situs terpercaya: Malware dapat tersembunyi dalam iklan di situs yang tampaknya aman, dan saat iklan muncul, komputer pengguna dapat terinfeksi.
  • Konten NSFW, situs crack, dan streaming ilegal: Situs-situs seperti ini sering menjadi medium penyebaran malvertising.
  • Serangan pra-klik dan pasca-klik: Pre-click malvertising terjadi tanpa interaksi pengguna, misalnya saat halaman web memuat iklan yang langsung mengarahkan ke situs berbahaya. Dan, post-click malvertising terjadi setelah pengguna mengklik iklan dan diarahkan ke situs berbahaya atau mengunduh malware.
  • Iklan berbahaya yang menyerupai iklan biasa: Penjahat siber membuat iklan berbahaya tampak seperti iklan normal untuk mengurangi kecurigaan.
  • Penyalahgunaan Google Ads: Google Ads sering dimanfaatkan untuk menyebarkan malware, seperti Racoon Stealer atau Vidar, melalui trojan.

Perbedaan Malvertising dan Adware

Malvertising adalah iklan yang menggunakan ads online untuk menyebarkan malware. Iklan ini sering kali disisipkan dengan kode jahat yang dapat mengarahkan pengguna ke situs berbahaya atau memulai unduhan malware secara otomatis. Malvertising menyasar pengguna yang mengunjungi situs dengan iklan terinfeksi, tanpa membidik target tertentu. 

Berbeda dengan adware, malvertising sulit terdeteksi karena iklannya tampak seperti iklan biasa. Contohnya termasuk pop-up ads yang mengklaim pengguna memenangkan hadiah, iklan yang mengarahkan ke situs palsu, atau serangan drive-by download yang memanfaatkan celah keamanan pada peramban.

Sementara itu, adware adalah perangkat lunak yang diinstal pada perangkat dan menampilkan iklan yang mengganggu. Biasanya, adware masuk melalui unduhan tidak sengaja atau situs web berbahaya. 

Setelah terinstal, adware terus aktif dan melacak aktivitas pengguna untuk menampilkan iklan yang dipersonalisasi, yang sering memperlambat perangkat. Adware lebih mudah dikenali dibandingkan malvertising karena dampaknya langsung terlihat, seperti pop-up ads yang mengarahkan ke situs iklan atau melacak aktivitas pengguna.

Mengapa Malvertising Menjadi Ancaman?

Malvertising adalah ancaman serius di dunia digital yang terus berkembang dan merugikan banyak pihak. Berikut alasan mengapa malvertising menjadi ancaman besar:

1. Skala dan Jangkauan

Malvertising menyebar dengan cepat melalui jaringan periklanan besar dan situs web populer. Cybercriminal memanfaatkan platform ini untuk menjangkau ribuan hingga jutaan pengguna dalam waktu singkat. Jangkauannya yang luas membuat malvertising lebih berbahaya dibandingkan serangan malware yang menargetkan individu.

2. Kerentanan Pengguna

Pengguna internet sering mempercayai situs web yang terlihat profesional dan iklan yang tampak biasa. Kepercayaan ini membuat mereka lengah terhadap ancaman malvertising. Banyak yang tidak sadar bahwa iklan dapat menyebarkan malware dan tidak mengambil langkah pencegahan yang diperlukan.

3. Kesulitan Deteksi

Iklan berbahaya biasanya menyerupai iklan asli, sehingga sulit dikenali. Pelaku menggunakan metode seperti steganography atau enkripsi untuk menyembunyikan kode berbahaya. Pengguna dengan pengalaman internet terbatas sering kali tidak mampu mendeteksi ancaman ini.

4. Evolusi Teknik

Cybercriminal terus mengembangkan cara baru untuk menghindari deteksi, seperti menggunakan software evasion, penipuan jaringan, dan exploit kits. Seiring kemajuan teknologi, teknik malvertising menjadi semakin rumit, sehingga sulit diatasi oleh alat keamanan konvensional.

5. Kerugian Finansial dan Reputasi

Malvertising dapat menyebabkan kerugian finansial besar bagi pengguna dan perusahaan. Pengguna berisiko kehilangan data pribadi atau identitas, sementara perusahaan dapat mengalami kerusakan reputasi yang parah akibat serangan ini.

6. Tidak Dikenalnya Ancaman

Banyak pengguna internet tidak menyadari bahwa malvertising adalah ancaman yang serius. Minimnya kesadaran ini membuat mereka tidak mengambil tindakan untuk melindungi perangkat mereka dari serangan.

7. Eksploitasi Infrastruktur Periklanan

Malvertising memanfaatkan kelemahan dalam jaringan periklanan yang kompleks untuk menyebarkan malware. Cybercriminal sering menyisipkan iklan berbahaya ke dalam jaringan ini tanpa sepengetahuan penyedia layanan periklanan, membuat ancaman sulit dicegah.

Dampak Malvertising

Iklan berbahaya ini tidak hanya menyasar data pribadi, tetapi juga mengganggu aktivitas sehari-hari hingga merusak reputasi. Berikut adalah beberapa dampak yang perlu Anda waspadai:

Dampak Malvertising

1. Kerugian Finansial

Serangan malvertising sering menyebabkan kerugian finansial yang signifikan. Cybercriminal menggunakan iklan berbahaya untuk mencuri informasi keuangan, seperti data rekening bank, kartu kredit, atau sistem pembayaran online. 

Selain itu, perusahaan yang menjadi korban sering harus menanggung biaya besar untuk memulihkan infrastruktur IT yang rusak.

2. Pencurian Identitas

Malvertising mempermudah serangan phishing yang mencuri data pribadi, seperti nama, alamat, tanggal lahir, hingga nomor identifikasi. Data ini sering disalahgunakan untuk membuat akun palsu atau melakukan pembelian atas nama korban.

3. Gangguan pada Produktivitas

Serangan ini dapat memperlambat kinerja perangkat dengan menanamkan malware yang mengakibatkan sistem menjadi lambat, aplikasi sering crash, atau koneksi internet terganggu. Dalam lingkup perusahaan, ini dapat memicu gangguan operasional, kehilangan data penting, atau penurunan efisiensi kerja.

4. Kerugian Reputasi

Perusahaan yang terlibat dalam serangan malvertising menghadapi risiko kerusakan reputasi. Publik yang mengetahui keterlibatan perusahaan dalam serangan ini cenderung kehilangan kepercayaan, yang pada akhirnya memengaruhi loyalitas pelanggan dan menciptakan citra buruk.

5. Penurunan Trafik Situs Web

Situs web yang terkena malvertising sering mengalami penurunan trafik yang drastis. Pengguna cenderung menghindari situs yang dianggap menyebarkan malware atau terlibat dalam aktivitas mencurigakan, sehingga memengaruhi pendapatan dari iklan, penjualan, atau keanggotaan.

6. Menurunkan Kepercayaan pada Iklan Online

Pengalaman buruk dengan malvertising membuat pengguna semakin skeptis terhadap iklan online. Banyak yang akhirnya menggunakan perangkat ad-blocking untuk menghindari risiko, yang secara tidak langsung menurunkan efektivitas iklan digital.

7. Ancaman terhadap Ekosistem Internet

Malvertising tidak hanya menyerang individu atau perusahaan, tetapi juga mengancam stabilitas ekosistem internet. Penyebaran malware melalui iklan dapat menyebabkan infeksi masif, gangguan layanan, hingga melemahkan infrastruktur internet.

8. Peningkatan Regulasi dan Perlindungan Data

Serangan malvertising yang merusak sering mendorong pemerintah dan regulator untuk meningkatkan aturan dan perlindungan data. Langkah ini melibatkan pengawasan lebih ketat terhadap jaringan iklan, perlindungan data pengguna yang lebih baik, serta hukuman berat bagi pelaku kejahatan siber.

Cara Melindungi Diri dari Malvertising

Melindungi diri dari serangan ini membutuhkan kesadaran dan tindakan pencegahan yang tepat. Berikut adalah langkah-langkah aktif yang dapat Anda lakukan untuk mencegah ancaman malvertising:

Cara Melindungi Diri dari Malvertising

1. Instal dan Perbarui Perangkat Lunak Keamanan

Gunakan perangkat lunak keamanan yang andal, seperti antivirus, antispyware, dan firewall. Selalu perbarui perangkat lunak ini secara rutin agar dapat mendeteksi dan mencegah serangan malware terbaru. Perangkat lunak keamanan berfungsi sebagai lapisan perlindungan utama terhadap unduhan berbahaya.

2. Perbarui Sistem Operasi dan Aplikasi Secara Berkala

Pastikan Anda memperbarui sistem operasi, browser web, dan plugin seperti Flash atau Java secara berkala. Pembaruan ini menutup celah keamanan yang sering dimanfaatkan oleh malware.

3. Aktifkan Adblocker

Pasang adblocker untuk memblokir iklan yang berpotensi menyebarkan malware. Adblocker dapat diinstal sebagai ekstensi browser atau program terpisah, dan sangat efektif dalam mengurangi risiko paparan iklan berbahaya.

4. Perhatikan Tanda-tanda Malvertising

Waspadai iklan yang terlalu agresif, menjanjikan hal yang terlalu bagus untuk menjadi kenyataan, atau meminta informasi pribadi secara tidak wajar. Hindari mengklik iklan yang mencurigakan dan selalu skeptis terhadap instruksi yang tidak masuk akal.

5. Periksa URL Secara Manual

Sebelum mengklik iklan atau tautan, periksa URL di bilah alamat browser Anda. Hindari tautan yang mencurigakan atau memiliki nama domain yang tidak sesuai dengan konten iklan.

6. Gunakan Mode Navigasi Aman

Aktifkan mode browsing aman atau private mode pada browser Anda, terutama saat mengunjungi situs yang tidak dikenal. Fitur ini membantu melindungi Anda dari serangan malware dan pelacakan daring.

7. Aktifkan Firewall dan Pengaturan Keamanan Tingkat Tinggi

Pastikan firewall Anda aktif untuk mencegah akses yang tidak sah. Selain itu, aktifkan pengaturan keamanan tingkat tinggi di browser Anda untuk memblokir skrip berbahaya dan mendeteksi situs yang mengandung malware.

8. Perhatikan Pemberitahuan Keamanan

Jika browser Anda menampilkan peringatan keamanan atau memblokir akses ke suatu situs, jangan abaikan. Peringatan ini dirancang untuk melindungi Anda dari serangan malware atau upaya phishing.

9. Laporkan Malvertising

Jika Anda menemukan iklan yang mencurigakan, laporkan segera kepada penyedia layanan iklan atau administrator situs web. Dengan melaporkan malvertising, Anda dapat membantu mencegah penyebaran malware lebih lanjut dan melindungi pengguna internet lainnya.

Lindungi Diri Anda dari Ancaman Malvertising

Malvertising adalah ancaman tersembunyi yang dapat merusak perangkat, mencuri data, dan menurunkan kepercayaan terhadap iklan online. Bahaya serangan ini terletak pada kemampuannya menyusup melalui iklan yang tampak sah. Selain menyebabkan kerugian finansial dan reputasi, malvertising juga mengganggu produktivitas.

Dengan memahami cara kerja dan dampaknya, Anda dapat mengambil langkah pencegahan seperti menggunakan perangkat lunak keamanan dan memasang adblocker. Jangan biarkan malvertising menjadi celah bagi ancaman siber, tingkatkan kesadaran Anda untuk menjelajahi dunia digital dengan lebih aman.

FAQ (Frequently Asked Question)

Apa itu malvertising dan bagaimana cara kerjanya?

Malvertising adalah teknik serangan siber yang menyebarkan malware melalui iklan digital di situs web atau platform iklan online. Pelaku menyisipkan kode jahat ke dalam iklan yang tampak normal, sehingga saat pengguna mengklik atau hanya melihatnya, malware bisa diunduh ke perangkat mereka. Serangan ini sering digunakan untuk menyebarkan ransomware, trojan, atau spyware.

Mengapa malvertising sulit dideteksi?

Malvertising sulit dideteksi karena iklan berbahaya ini biasanya berasal dari jaringan periklanan resmi. Peretas mengeksploitasi sistem periklanan otomatis untuk menyebarkan malware tanpa sepengetahuan platform iklan atau pemilik situs web. Beberapa serangan bahkan tidak memerlukan interaksi pengguna karena malware dapat diunduh secara otomatis.

Apa perbedaan antara malvertising dan adware?

Malvertising adalah metode serangan yang menyisipkan malware melalui iklan digital, sedangkan adware adalah perangkat lunak yang menampilkan iklan berlebihan tanpa perlu menyebarkan malware. Malvertising lebih berbahaya karena dapat mencuri data atau menginfeksi sistem tanpa sepengetahuan pengguna.

Bagaimana malvertising dapat menyebarkan ransomware?

Malvertising sering menggunakan exploit kit yang mengeksploitasi kelemahan dalam browser atau sistem operasi. Saat pengguna mengunjungi situs dengan iklan berbahaya, exploit kit dapat menginstal ransomware yang mengenkripsi data dan meminta tebusan untuk pemulihan.

Bagaimana cara melindungi diri dari malvertising?

Gunakan pemblokir iklan seperti uBlock Origin atau AdBlock Plus, perbarui browser dan sistem operasi secara rutin, serta aktifkan click-to-play untuk mencegah skrip berbahaya berjalan otomatis. Antivirus dengan proteksi real-time juga dapat membantu mencegah infeksi dari malvertising.

Apakah malvertising bisa menyerang perusahaan?

Ya, malvertising bisa menyerang perusahaan dengan menyebarkan malware melalui perangkat karyawan yang tidak terlindungi. Ini dapat menyebabkan pencurian data atau infeksi ransomware dalam jaringan perusahaan. Oleh karena itu, banyak organisasi menggunakan web filtering dan endpoint security untuk mencegah akses ke situs berbahaya.

Apa contoh kasus malvertising yang pernah terjadi?

Pada 2015, Yahoo Ads terkena malvertising yang menyebarkan malware ke pengguna tanpa mereka sadari. Pada 2018, Google Ads digunakan untuk mendistribusikan skrip Coinhive yang menambang cryptocurrency menggunakan daya komputasi pengguna.

Mengapa peretas memilih malvertising?

Malvertising memungkinkan peretas menyebarkan malware dalam skala besar tanpa menargetkan individu secara langsung. Dengan mengeksploitasi jaringan iklan, mereka dapat menjangkau jutaan pengguna sekaligus tanpa harus meretas situs web satu per satu.

Apakah VPN dapat mencegah malvertising?

VPN dapat mengenkripsi lalu lintas internet dan menyembunyikan alamat IP pengguna, tetapi tidak secara langsung mencegah malvertising. Untuk perlindungan lebih baik, gunakan VPN bersama dengan pemblokir iklan dan antivirus yang mendeteksi malware.

Bagaimana tren malvertising di masa depan?

Malvertising terus berkembang dengan teknik lebih canggih, seperti menyembunyikan malware dalam gambar atau video iklan (steganografi). Dengan meningkatnya penggunaan iklan berbasis AI, peretas kemungkinan akan mengeksploitasi teknologi ini untuk menghindari deteksi lebih lanjut.

Konsultasi Sekarang!!
Butuh Bantuan ?
Halo !
Ada yang bisa kami bantu tentang Apa itu Malvertising? Contoh, Dampak, dan Cara Menghindari ?