Tahukah Anda bahwa DOM adalah salah satu komponen penting yang menghubungkan struktur HTML dengan interaksi pengguna? Anda dapat mengakses, mengubah, dan memanipulasi elemen halaman secara dinamis menggunakan komponen ini.
Fungsi DOM untuk membantu program merespons aksi pengguna, membuat halaman lebih interaktif, dan mengatur properti elemen sesuai kebutuhan. Dalam praktiknya, memahami DOM memungkinkan Anda mengontrol struktur halaman dengan lebih mudah. Baca selengkapnya!
Apa Itu DOM?
DOM adalah interface yang menghubungkan dokumen web dengan kode program. Dengan DOM, pengembang dapat langsung mengubah konten, tampilan, dan struktur sebuah situs web. Secara lebih spesifik, DOM merepresentasikan data dari objek-objek yang membentuk struktur dan isi dokumen web.
Setiap halaman web digambarkan sebagai kumpulan nodes dan objek, sehingga bahasa pemrograman dapat berinteraksi dengan elemen-elemen tersebut. DOM merupakan representasi berorientasi objek dari halaman web, yang memudahkan pengembang memodifikasi halaman menggunakan bahasa scripting seperti JavaScript.
Struktur DOM berbentuk pohon (tree-shaped data structure) yang memetakan setiap elemen HTML sebagai objek dalam dokumen. Konsep ini bersifat cross-platform dan language-independent, sehingga skrip dari berbagai bahasa dapat mengakses dan memanipulasi elemen halaman.
Cara Kerja DOM
Document Object Model (DOM) adalah sebuah programming interface yang menjelaskan bagaimana dokumen web tersusun dan bagaimana program dapat berinteraksi dengannya. Anda bisa membayangkan DOM sebagai jembatan antara kode JavaScript dan tampilan halaman web.
Ketika browser memuat sebuah halaman web, ia membaca kode HTML statis lalu mengubahnya menjadi model objek dinamis di memori. Model ini berbentuk struktur data pohon yang disebut DOM Tree.
Setiap elemen HTML, atribut, hingga teks diubah menjadi object atau node dalam hierarki pohon ini. Misalnya, <html> menjadi node akar, <head> dan <body> menjadi node anak, lalu elemen lain membentuk cabang-cabang berikutnya.
Proses ini memungkinkan JavaScript memahami dan berinteraksi dengan halaman, karena bahasa ini tidak bisa langsung membaca tag HTML statis. Setelah DOM Tree terbentuk, JavaScript dapat mengakses elemen tertentu di dalamnya. Hal ini dilakukan melalui berbagai metode pada objek document.
Fungsi DOM
DOM berfungsi sebagai jembatan antara struktur dokumen HTML atau XML dengan interaksi pengguna. Inilah yang membuat sebuah website tampil dinamis dan interaktif, bukan hanya statis.

1. Melakukan Aksi pada Elemen
Anda bisa membuat halaman web lebih interaktif dengan memanfaatkan DOM. Saat pengguna menggulir halaman atau menekan tombol, DOM memungkinkan aksi itu diproses tanpa me-refresh halaman. Dengan menggunakan event listener dan handler, developer dapat memberikan respon instan yang membuat pengalaman pengguna terasa lebih halus dan responsif.
2. Menambahkan dan Menghapus Elemen
DOM memberi Anda kemampuan untuk menambahkan atau menghapus elemen HTML sesuai kondisi tertentu. Misalnya, saat pengguna menekan tombol, Anda bisa menampilkan elemen baru secara otomatis.
Sebaliknya, Anda juga dapat menghapus elemen yang tidak lagi relevan. Fitur ini memudahkan developer menyesuaikan tampilan dan isi halaman sesuai kebutuhan pengguna, karena DOM mampu membuat elemen baru (node) lalu menyisipkannya langsung ke struktur halaman.
3. Mengubah Atribut Elemen
Dengan DOM, Anda dapat mengubah atribut maupun isi elemen HTML secara langsung. Misalnya, Anda bisa mengganti teks dalam sebuah paragraf, mengubah gambar dengan memperbarui atribut src, atau menyesuaikan tautan dengan memodifikasi atribut href.
Fungsi ini menjadikan halaman web terasa lebih hidup karena konten bisa berubah seketika mengikuti logika aplikasi atau interaksi pengguna.
4. Memberikan Respon
Selain menjalankan aksi, DOM juga mampu memberikan respon terhadap berbagai interaksi. Contohnya, ketika pengguna mengklik tombol, DOM dapat memicu fungsi tertentu yang langsung berjalan. Jadi, developer dapat merancang pengalaman yang benar-benar interaktif, di mana setiap tindakan pengguna selalu mendapatkan respon yang sesuai.
Properti di DOM
Properti ini berfungsi untuk mengakses dan memodifikasi dokumen HTML, sehingga Anda bisa melakukan berbagai operasi di halaman web. Berikut adalah beberapa properti penting di dalam DOM:

1. Document Object
Document Object mewakili dokumen HTML yang telah dimuat ke dalam Window. Dengan properti ini, Anda dapat mengakses dan memodifikasi konten di dalam website. Saat ingin mengambil elemen yang ada di HTML, Anda bisa memulainya dari document object karena ia merupakan objek global yang menjadi pintu awal untuk berinteraksi dengan DOM.
Beberapa properti penting dari Document Object antara lain:
- document.documentElement: Mengacu pada elemen root dokumen, biasanya <html>.
- document.body: Mengacu pada elemen <body> dalam dokumen.
- document.head: Mengacu pada elemen <head>.
- document.title: Menunjukkan judul teks dari dokumen (isi dalam <title>).
- document.forms: Kumpulan form yang ada di dalam dokumen.
2. Window Object
Window Object adalah objek browser yang berada di puncak hierarki. Browser secara otomatis membuat objek ini agar Anda bisa mengakses seluruh properti dalam browser.
Beberapa properti yang sering digunakan dari Window Object adalah:
- window.innerWidth: Mengembalikan lebar viewport jendela.
- window.innerHeight: Mengembalikan tinggi viewport jendela.
- window.location: Menyediakan objek lokasi berisi informasi tentang URL saat ini.
- window.history: Memberikan akses untuk mengatur riwayat penelusuran pengguna.
3. Anchor Object
Anchor Object mewakili tag <a href> di dalam dokumen HTML. Dengan objek ini, Anda dapat mengelola tautan yang ada di halaman, seperti membaca nilai href atau mengubah arah tautan.
4. Link Object
Link Object mewakili tag <link> dalam dokumen HTML. Objek ini biasanya dipakai untuk mengelola sumber daya eksternal, seperti file CSS atau favicon yang terhubung ke halaman.
5. Form Object
Form Object mewakili tag <form> di dalam dokumen HTML. Anda dapat menggunakan objek ini untuk mengakses seluruh data dan elemen yang ada dalam sebuah form, baik untuk validasi maupun pengolahan data.
6. Form Control Elements
Form Control Elements adalah properti DOM yang berfungsi untuk mengelola elemen-elemen di dalam sebuah form. Elemen ini mencakup input text, button, checkbox, radio button, dan sebagainya. Dengan memanfaatkannya, Anda bisa mengatur cara pengguna berinteraksi dengan form di website.
Cara Mengambil Elemen HTML
Sebelum Anda bisa memanipulasi halaman web, Anda perlu tahu cara mengambil elemen HTML terlebih dahulu. Proses ini biasanya dilakukan dengan JavaScript melalui DOM. Dengan beberapa metode, Anda bisa memilih elemen yang ingin digunakan secara spesifik.
1. Menggunakan Nama Kelas
Anda dapat mengambil elemen berdasarkan nama kelas dengan metode document.getElementsByClassName(). Metode ini akan mengembalikan semua elemen yang memiliki kelas tertentu dalam bentuk HTML collection.
Contoh: let elemen = document.getElementsByClassName(“judul”);
2. Menggunakan Nama ID
Jika elemen memiliki ID unik, Anda bisa mengaksesnya dengan document.getElementById(). Metode ini hanya mengembalikan satu elemen sesuai dengan nilai ID yang dicari.
Contoh: let elemen = document.getElementById(“header”);
3. Menggunakan Nama Tag
Anda juga bisa mengambil elemen berdasarkan nama tag. Dengan document.getElementsByTagName(), metode ini akan mengembalikan semua elemen dengan tag yang sesuai.
Contoh: let elemen = document.getElementsByTagName(“p”);
4. Menggunakan QuerySelector
Metode document.querySelector() memungkinkan Anda memilih elemen berdasarkan CSS selector. Metode ini hanya akan mengambil elemen pertama yang sesuai dengan selector.
Contoh: let elemen = document.querySelector(“.judul”);
5. Mendapatkan Elemen Secara Spesifik
Untuk mengambil elemen yang lebih spesifik, Anda bisa memanfaatkan CSS selector dalam querySelector() atau querySelectorAll(). Dengan cara ini, Anda bisa menggabungkan tag, class, dan ID untuk menemukan elemen tertentu.
Contoh: let elemen = document.querySelector(“div.container p.judul”);
6. Menggunakan QuerySelectorAll
Metode document.querySelectorAll() bekerja mirip dengan querySelector(), tetapi mengembalikan semua elemen yang cocok dengan selector dalam bentuk NodeList.
Contoh: let elemen = document.querySelectorAll(“p”);
Cara Mengubah Elemen HTML
Saat Anda membuat halaman web, mengubah elemen HTML menjadi langkah penting untuk membuat tampilan lebih interaktif. Proses ini biasanya dilakukan dengan JavaScript melalui Document Object Model (DOM). Dengan memanfaatkan properti dan metode tertentu, Anda bisa memperbarui konten, struktur, hingga tampilan halaman secara dinamis.
1. Menggunakan innerHTML digabung dengan ID
Anda bisa mengubah konten elemen HTML dengan menggabungkan properti innerHTML dan metode document.getElementById(). Cara ini memungkinkan Anda mengganti teks pada paragraf atau bahkan menukar gambar dalam elemen img.
Contohnya: document.getElementById(“demo”).innerHTML = “Teks baru yang menggantikan konten sebelumnya”;
Dengan cara ini, Anda langsung menargetkan elemen tertentu berdasarkan ID-nya, lalu mengganti isi di dalamnya dengan kode HTML atau teks baru.
2. Menggunakan innerHTML digabung dengan getElementsByTagName()
Selain ID, Anda juga bisa mengakses elemen berdasarkan tag menggunakan document.getElementsByTagName(). Metode ini mengambil kumpulan elemen dengan nama tag yang sama, lalu Anda bisa memilih elemen tertentu untuk diubah kontennya.
Contohnya: document.getElementsByTagName(“p”)[0].innerHTML = “Paragraf pertama diganti dengan teks baru”;
Dengan teknik ini, Anda dapat memodifikasi elemen berdasarkan jenis tag, misalnya semua <p> atau <div>, dan memilih salah satu untuk diperbarui.
Pentingnya Memahami DOM dalam Pengembangan Web
DOM adalah jembatan antara struktur HTML dengan interaksi pengguna. Dengan memahami cara kerja, fungsi, properti, serta teknik manipulasi DOM, developer dapat menciptakan website yang lebih dinamis, interaktif, dan responsif terhadap aksi pengguna.
Tidak hanya sekadar mengubah tampilan, DOM juga memungkinkan pengelolaan elemen secara detail. Bagi yang ingin mengembangkan website modern, penguasaan DOM bukan lagi pilihan, melainkan keharusan. Semakin baik memahami DOM, semakin mudah pula membangun pengalaman pengguna yang optimal di setiap halaman web.
FAQ (Frequently Asked Question)
Bagaimana manipulasi DOM secara langsung dapat menimbulkan bottleneck performa pada aplikasi web modern?
DOM pada dasarnya bukan struktur data yang ringan, sehingga setiap perubahan seperti penambahan node atau perubahan atribut akan memicu reflow atau repaint. Jika manipulasi dilakukan berulang tanpa batching, performa rendering bisa turun drastis. Inilah alasan mengapa framework modern menggunakan virtual DOM atau shadow DOMuntuk mengurangi dampak perubahan langsung pada DOM nyata.
Mengapa DOM dianggap sebagai API stateful dan bagaimana hal ini memengaruhi debugging aplikasi web?
DOM selalu menyimpan state terbaru dari halaman web, yang bisa berubah akibat interaksi pengguna, event listener, atau script. Sifat stateful ini membuat debugging sulit karena state DOM pada suatu waktu tidak selalu mudah direproduksi. Developer sering harus menambahkan logging atau snapshot state untuk melacak perubahan yang menyebabkan bug.
Bagaimana DOM event bubbling dapat menciptakan masalah keamanan jika tidak ditangani dengan benar?
Event bubbling membuat event yang terjadi pada elemen anak naik hingga ke elemen induk. Jika developer tidak membatasi atau memvalidasi event di tingkat yang benar, penyerang bisa mengeksploitasi perilaku ini untuk menjalankan event handler yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, penggunaan stopPropagation() dan validasi input menjadi penting.
Mengapa shadow DOM diperkenalkan, dan bagaimana ia mengubah cara kita berinteraksi dengan DOM tradisional?
Shadow DOM diciptakan untuk memberi isolasi pada komponen web, sehingga style dan script di dalamnya tidak bocor ke luar. Hal ini menyelesaikan masalah klasik “CSS bleeding” yang membuat komponen sulit dipakai ulang. Namun, shadow DOM juga menambah lapisan kompleksitas karena debugging elemen tersembunyi tidak seintuitif DOM biasa.
Bagaimana DOM memengaruhi optimasi Core Web Vitals, terutama pada metrik CLS (Cumulative Layout Shift)?
CLS terjadi saat perubahan DOM memindahkan elemen yang sudah terlihat pengguna. Jika DOM dimodifikasi tanpa placeholder atau ukuran yang konsisten, halaman menjadi tidak stabil. Pengelolaan DOM yang hati-hati, seperti menetapkan ukuran elemen gambar atau menggunakan skeleton screen, dapat menurunkan CLS dan meningkatkan pengalaman pengguna.
Mengapa query DOM dengan selector kompleks dapat menurunkan performa rendering halaman?
Selector yang kompleks, seperti pencarian nested dengan kombinasi banyak pseudo-class, memaksa browser untuk melakukan traversal mendalam di pohon DOM. Pada DOM yang besar, hal ini meningkatkan waktu eksekusi query. Itulah sebabnya praktik terbaik menganjurkan penggunaan selector sederhana atau caching elemen DOM yang sering diakses.
Bagaimana integrasi DOM dengan Web Components mengubah paradigma modularisasi front-end?
Web Components memanfaatkan DOM sebagai fondasi dengan custom elements, shadow DOM, dan template. Pendekatan ini memungkinkan developer membuat komponen yang reusable tanpa bergantung pada framework tertentu. Namun, adopsinya masih terbatas karena tooling dan ekosistem belum sekuat framework besar seperti React atau Vue.
Apa implikasi memory leak pada DOM ketika elemen yang dihapus tetap direferensikan oleh JavaScript?
Jika elemen DOM dihapus dari dokumen tetapi masih direferensikan dalam variabel JavaScript atau event listener, browser tidak bisa melakukan garbage collection. Hal ini menyebabkan memory leak yang makin parah seiring interaksi pengguna. Untuk mencegahnya, developer harus memastikan event listener dilepas dan referensi dihapus saat elemen tidak lagi dipakai.
Bagaimana DOM memengaruhi rendering asinkron dalam aplikasi modern berbasis JavaScript?
JavaScript berjalan di thread yang sama dengan rendering DOM. Jika script memblokir thread terlalu lama, rendering tertunda dan halaman terasa lag. Oleh karena itu, pengelolaan DOM harus disinkronkan dengan task queue menggunakan mekanisme seperti requestAnimationFrame agar animasi dan interaksi tetap mulus.
Apa pelajaran dari kegagalan aplikasi besar yang tidak mengoptimalkan interaksi dengan DOM?
Banyak aplikasi besar mengalami keluhan performa karena terlalu banyak manipulasi DOM langsung, misalnya update tabel besar baris demi baris. Akibatnya, halaman menjadi lambat bahkan pada perangkat modern. Pelajaran utamanya adalah bahwa DOM adalah API yang mahal untuk dimodifikasi, sehingga strategi batching, virtual DOM, atau rendering berbasis diffing sangat diperlukan.