8 Contoh Penerapan Cyber Security di Perusahaan

8 Contoh Penerapan Cyber Security di Perusahaan

Daftar Isi

Di era digital yang serba terhubung, perlu memahami contoh penerapan Cyber Security di perusahaan agar tidak lengah terhadap ancaman tersembunyi. Banyak organisasi kini aktif menjaga reputasi, aset, dan data sensitif melalui penggunaan firewall, enkripsi, cloud storage, serta penguatan network internal. 

Namun, langkah tersebut hanyalah permulaan, di sini akan dibahas bagaimana budaya keamanan, pelatihan karyawan, dan standar kebijakan dapat menentukan tingkat perlindungan sebuah bisnis. Artikel ini mengajak Anda melihat penerapannya dan mulai menilai kesiapan digital bisnis.

Contoh Penerapan Cyber Security

Sebelum masuk ke praktik teknis, Anda perlu memahami bahwa perusahaan dapat menerapkan berbagai strategi berbeda untuk menjaga sistem digitalnya tetap aman dan terpercaya.

Contoh Penerapan Cyber Security

1. Application Security

Perusahaan menerapkan application security karena aplikasi menjadi pintu utama akses terhadap data sensitif pelanggan maupun internal. Tim pengembang memasukkan aspek keamanan sejak tahap development, kemudian menerapkan secure coding agar tidak muncul celah yang dapat dieksploitasi. 

Mereka juga rutin melakukan penetration testing (pentest) dan vulnerability assessment untuk menemukan serta menutup kelemahan sebelum penyerang memanfaatkannya. Selain itu, pengelola sistem memasang Web Application Firewall (WAF) guna memantau lalu lintas HTTP dan mencegah serangan seperti SQL injection maupun cross-site scripting (XSS).

2. Cloud Security

Ketika perusahaan memanfaatkan layanan cloud computing seperti AWS atau Google Cloud, mereka menerapkan cloud security agar data, aplikasi, dan infrastruktur tetap terlindungi. Pengelola sistem mengenkripsi data saat in transit maupun dalam storage sehingga hanya pihak berwenang yang dapat membacanya. 

Mereka juga menggunakan Identity and Access Management (IAM) dan Multi-Factor Authentication (MFA) untuk mengatur hak akses pengguna. Selain membatasi autentikasi, perusahaan memastikan layanan cloud mematuhi standar keamanan melalui compliance management, misalnya HIPAA atau GDPR, demi menjaga legalitas dan perlindungan data.

3. Network Security

Network Security atau keamanan jaringan berperan penting dalam melindungi infrastruktur teknologi perusahaan. Langkah ini menjaga lalu lintas data tetap aman, mencegah ancaman siber, dan memastikan integritas informasi yang keluar maupun masuk jaringan. 

Perusahaan aktif menerapkan network security agar operasional tetap lancar dan tidak terganggu serangan digital. Komponen dan implementasinya meliputi:

  • Firewall: Sistem ini memantau dan memfilter lalu lintas data berdasarkan aturan keamanan, sehingga jaringan internal tetap terlindungi dari akses tidak sah, malware, hingga serangan DDoS.
  • Intrusion Detection Systems (IDS): Perusahaan menggunakan IDS untuk memonitor aktivitas jaringan dan memberikan peringatan ketika muncul tindakan mencurigakan.
  • Intrusion Prevention Systems (IPS): IPS bertindak lebih proaktif dengan langsung menghentikan ancaman sebelum menyerang sistem.
  • Virtual Private Network (VPN): VPN mengenkripsi koneksi internet sehingga karyawan dapat mengakses jaringan perusahaan secara aman, terutama saat bekerja jarak jauh.
  • Segmentasi Jaringan: Langkah ini memisahkan sistem penting agar serangan di satu bagian tidak menyebar ke seluruh infrastruktur.

Baca Juga : 10 Cara Mengatasi Kebocoran Data Perusahaan

4. Endpoint Security

Endpoint Security berfokus pada perlindungan perangkat yang terhubung ke jaringan perusahaan, seperti komputer, laptop, dan perangkat mobile. Perusahaan menerapkan keamanan titik akhir ini untuk mencegah ancaman siber yang menargetkan pengguna atau perangkat karyawan. Penerapannya mencakup:

  • Antivirus dan Anti-malware Software: Sistem ini mendeteksi, mencegah, dan menghapus virus, trojan, spyware, hingga ransomware, serta memerlukan pembaruan rutin.
  • Endpoint Detection and Response (EDR): EDR menyediakan pemantauan real-time, analisis ancaman, dan respons cepat terhadap serangan.
  • Mobile Device Management (MDM): Perusahaan mengelola keamanan perangkat mobile melalui kebijakan, pengaturan akses, dan enkripsi data.
  • Firewall dan Kontrol Akses: Pengaturan keamanan di tingkat perangkat memastikan hanya pengguna berwenang yang dapat mengakses jaringan.

5. Data Security

Data Security menekankan perlindungan aset informasi perusahaan dari pencurian, kerusakan, manipulasi, atau kehilangan. Perusahaan menjaga keamanan data agar kegiatan bisnis tetap berjalan dan informasi sensitif tidak jatuh ke pihak yang salah. Strategi penerapannya meliputi:

  • Data Encryption: Enkripsi mengubah informasi menjadi format yang tidak dapat dibaca tanpa kunci dekripsi, baik saat data tersimpan di server maupun dikirim melalui jaringan.
  • Access Controls: Sistem kontrol akses memastikan hanya individu yang berwenang yang dapat memperoleh data sensitif, sehingga risiko pencurian menurun.
  • Data Loss Prevention (DLP): Perusahaan memantau dan mengatur aliran data sensitif untuk mencegah kebocoran.
  • Backup and Recovery Solutions: Cadangan data rutin dan penyimpanan di lokasi terpisah memungkinkan pemulihan cepat setelah serangan ransomware, kegagalan sistem, atau human error, sehingga operasional tetap terjaga.

6. Identity and Access Management (IAM)

Identity and Access Management (IAM) berperan penting dalam mengelola identitas digital dan hak akses pengguna di lingkungan perusahaan. Sistem ini mengontrol siapa yang boleh mengakses sumber daya perusahaan sehingga keamanan data tetap terjaga. 

Perusahaan biasanya menerapkan IAM untuk menyesuaikan akses sesuai kebutuhan kerja setiap pengguna. Tujuan dan Implementasinya:

  • Membatasi akses data sesuai peran: Perusahaan mengatur hak akses agar setiap pengguna hanya melihat informasi yang relevan dengan tugasnya.
  • Menjaga akses tetap terotorisasi: Sistem memastikan hanya pihak berwenang yang dapat membuka informasi sensitif.
  • Menerapkan otorisasi terstruktur: Pengaturan akses yang tepat membantu perusahaan mencegah kebocoran data internal.
  • Menggunakan Multi-Factor Authentication (MFA): Perusahaan menambahkan verifikasi berlapis untuk mencegah akses ilegal pada database, sistem keuangan, maupun layanan cloud.
  • Mengelola akses melalui Role-Based Access Control (RBAC): Hak akses ditetapkan berdasarkan peran pengguna di perusahaan.
  • Mempermudah login dengan Single Sign-On (SSO): Pengguna dapat mengakses berbagai aplikasi dengan satu kredensial tanpa mengurangi keamanan.

7. Cyber Security Awareness Training

Cyber Security Awareness Training membantu perusahaan meningkatkan kewaspadaan karyawan terhadap ancaman digital. Perusahaan aktif memberikan edukasi agar karyawan mampu mengenali risiko dan bertindak tepat saat menghadapi situasi berbahaya. 

Dengan begitu, karyawan dapat menjadi lapisan pertahanan pertama dalam menjaga keamanan data. Tujuan dan Implementasi Pelatihan:

  • Membangun kesadaran ancaman: Pelatihan mengenalkan risiko seperti phishing, malware, dan social engineering.
  • Meningkatkan kesiapan menghadapi serangan: Karyawan terlatih dapat lebih cepat mengenali tanda-tanda serangan siber.
  • Melakukan phishing simulations: Perusahaan menguji kewaspadaan karyawan melalui email tiruan untuk mencegah penipuan digital.
  • Memberikan incident response training: Karyawan mempelajari langkah respons saat terjadi pelanggaran keamanan.
  • Mengadakan sesi edukasi rutin: Perusahaan memperbarui pemahaman karyawan mengenai kebijakan keamanan dan ancaman terbaru.

8. Vulnerability Assessment & Penetration Testing (Pentest)

Perusahaan rutin melakukan Vulnerability Assessment dan Penetration Testing (Pentest) untuk mengevaluasi dan memperkuat sistem keamanan digital. Langkah ini bersifat proaktif karena perusahaan menguji pertahanan sebelum penyerang melakukannya.

Tujuan dan Proses Pentest:

  • Mengidentifikasi dan menutup celah keamanan: Tim keamanan mendeteksi kelemahan sistem sebelum dieksploitasi.
  • Mensimulasikan serangan nyata: Pengujian meniru teknik peretas untuk mengetahui seberapa kuat sistem bertahan.
  • Meningkatkan kepercayaan keamanan: Perusahaan dapat memastikan bahwa sistem telah terlindungi dengan baik.
  • Menguji keamanan aplikasi: Proses seperti penetration testing dan vulnerability assessment membantu perusahaan menemukan dan memperbaiki celah pada aplikasi digital.

Membangun Pertahanan Siber yang Berkelanjutan

Jadi, Anda perlu melihat keamanan digital sebagai komitmen jangka panjang, bukan sekadar proyek teknis sesaat. Delapan penerapan di atas menunjukkan bagaimana perusahaan dapat melindungi data, sistem, dan operasional melalui penguatan aplikasi, jaringan, perangkat, akses pengguna, hingga edukasi karyawan dan praktik evaluasi seperti pentest

Setiap langkah bekerja saling melengkapi agar ancaman siber tidak mudah menembus pertahanan perusahaan. Dengan mengevaluasi kebutuhan, memperbarui kebijakan, serta membangun budaya keamanan yang konsisten, Anda dapat memastikan bisnis tetap tangguh, kompetitif, dan siap berkembang di era digital yang penuh risiko.

Baca Juga : 13 Jenis Ancaman Cyber Security yang Harus Diwaspadai

Isi form berikut! Tim kami segera menghubungi Anda.