API adalah salah satu istilah yang sering terdengar dalam dunia teknologi dan pemrograman. Namun, apa sebenarnya API itu? API adalah singkatan dari Application Programming Interface, sebuah perangkat lunak yang memungkinkan dua aplikasi berkomunikasi satu sama lain.
Dengan berbagai macam API yang tersedia, fungsi API menjadi sangat penting dalam menghubungkan berbagai sistem dan aplikasi. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang apa itu API dalam pemrograman, macam-macam API yang ada, serta manfaat dan cara kerjanya.
Yuk, simak penjelasan lengkapnya agar Anda bisa lebih memahami pentingnya API dalam dunia digital dan bisnis saat ini!
Apa itu API?
API adalah mekanisme yang memungkinkan dua komponen perangkat lunak berkomunikasi menggunakan serangkaian definisi dan protokol. Secara umum, API memungkinkan perangkat lunak berinteraksi dengan komponen lain secara aman dan terkontrol.
Mereka mengatur komunikasi dan pertukaran data antar sistem, memungkinkan penggunaan layanan atau sumber daya dari aplikasi lain. API juga melindungi komponen perangkat lunak dari perubahan internal dengan mempertahankan antarmuka yang stabil meskipun sistem diperbarui.
API berfungsi sebagai kontrak antara pengembang aplikasi dan penyedia layanan, menentukan tipe data, format, dan protokol untuk komunikasi. Biasanya, API menggunakan standar industri seperti Representational State Transfer (REST) atau Simple Object Access Protocol (SOAP) untuk mengatur pertukaran data.
Cara Kerja API
Dalam prosesnya, API akan melakukan beberapa tahapan dari awal hingga memberikan hasil. Berikut cara kerja API yang tersusun dalam 4 tahapan:
- API memulai pekerjaannya saat pengguna membuka aplikasi. Misalnya, ketika pengguna membuka aplikasi pemesanan tiket online dan ingin mengakses tujuan tertentu, aplikasi tersebut akan mengakses API maskapai penerbangan yang sudah dihubungkan.
- Setelah aplikasi berhasil menghubungi alamat API, permintaan tersebut diteruskan ke server maskapai. API kemudian menginformasikan bahwa aplikasi memerlukan data terkait tanggal dan tujuan penerbangan yang diminta.
- Setelah data yang diminta ditemukan, server mengirimkan informasi kembali ke API, termasuk ketersediaan tempat duduk, waktu keberangkatan, dan detail lainnya.
- Terakhir, API memberikan informasi ke aplikasi yang diakses pengguna. Proses ini terjadi bersamaan dengan permintaan ke maskapai lain, sehingga aplikasi bisa menampilkan jadwal dari berbagai maskapai sekaligus dalam satu kali permintaan.
Jenis-jenis API
Terdapat 4 jenis API dengan fungsi dan penerapan yang berbeda-beda. Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!

1. Public API
Public API adalah jenis API yang dapat digunakan oleh seluruh developer. API ini memiliki tingkat authentication dan authorization yang rendah serta membatasi aset yang dibagikan. Keuntungan utama menggunakan public API adalah kemampuannya untuk membagikan data secara terbuka.
Sehingga dapat mendorong developer eksternal untuk mengintegrasikan software mereka dengan aplikasi yang memiliki API tersebut. Akibatnya, software pihak ketiga dan API menjadi lebih bernilai dan sering digunakan dalam berbagai proyek pengembangan.
2. Private API
Private API adalah jenis API yang penggunaannya terbatas dan tidak boleh digunakan secara umum. Biasanya, pengembang menggunakan Private API untuk keperluan pribadi atau internal dalam pengembangan aplikasi tertentu.
Contoh penerapan Private API adalah API dari backend yang digunakan untuk mengakses frontend suatu website. Dengan demikian, fungsi API ini sangat penting dalam menjaga keamanan dan integritas data dalam sistem yang lebih tertutup.
3. Partner API
Partner API adalah jenis API yang dibagikan secara eksternal namun terbatas hanya untuk orang-orang yang memiliki hubungan bisnis dengan perusahaan penyedia API. Dengan akses yang hanya tersedia untuk klien resmi dan berlisensi khusus, keamanan Partner API lebih tinggi dibandingkan open API.
Banyak bisnis memilih menggunakan Partner API karena memberikan kontrol lebih besar terhadap siapa saja yang dapat mengakses sumber daya mereka serta mengatur cara penggunaan sumber daya tersebut. Partner API membantu menjaga integritas data dan memastikan bahwa hanya pihak-pihak terpercaya yang dapat memanfaatkan layanan ini.
4. Composite API
Composite API menggabungkan dua atau lebih API untuk membuat sebuah rangkaian operasi yang saling terkait. Kelebihan dari composite API adalah mengurangi beban server dan memungkinkan sistem berjalan lebih cepat. Selain itu, composite API juga mengurangi kompleksitas dalam sistem, sehingga efisien dan efektif dalam pemrograman.
Manfaat API untuk Bisnis
Karena digunakan dalam keperluan teknis, manfaat API ini juga menunjang keberhasilan bisnis. Bagaimana API untuk bisnis? Berikut selengkapnya!
1. Pengembangan aplikasi yang lebih cepat dan efisien
API adalah alat yang sangat berharga dalam pemrograman, karena memungkinkan pengembang memanfaatkan fungsionalitas yang sudah ada untuk membangun aplikasi baru dengan lebih cepat dan efisien.
Daripada membuat semua fitur dari awal, API memungkinkan penggunaan ulang kode yang sudah ada. Ini tentunya menghemat waktu dan upaya pengembangan, serta mempercepat siklus pengembangan dan memungkinkan bisnis meluncurkan produk atau layanan lebih cepat ke pasar.
2. Integrasi sistem yang mudah
API menawarkan solusi untuk memudahkan integrasi antar sistem. Sebagai contoh, API dapat menghubungkan sistem manajemen pelanggan dengan sistem manajemen inventaris, sehingga informasi pelanggan dan stok dapat diperbarui secara otomatis.
Hasilnya, kebutuhan input manual berkurang, kesalahan manusia diminimalkan, dan efisiensi operasional meningkat secara keseluruhan.
3. Perluasan jangkauan dan kemitraan
API publik memainkan peran penting dalam memperluas jangkauan bisnis dan memperkuat kemitraan dengan mitra, pengembang aplikasi pihak ketiga, serta komunitas pengembang. Bisnis dapat menjalin kolaborasi yang membuka peluang untuk inovasi baru, integrasi dengan layanan lain, dan pengembangan ekosistem untuk produk atau layanan mereka.
Kolaborasi ini lah yang mendorong pertumbuhan dan membantu dalam membangun merek dan meningkatkan eksposur bisnis dalam ekonomi digital yang terhubung. API, sebagai alat yang menghubungkan berbagai sistem, memungkinkan bisnis memanfaatkan berbagai macam API untuk memperluas jangkauan mereka secara signifikan.
4. Peningkatan pengalaman pengguna
API juga berperan dalam meningkatkan pengalaman pengguna dengan memungkinkan akses ke fitur dan data melalui aplikasi pihak ketiga. Bagaimana maksudnya?
Misalnya, aplikasi perjalanan memanfaatkan API dari penyedia penerbangan atau perusahaan perhotelan untuk menampilkan informasi real-time tentang jadwal penerbangan atau ketersediaan kamar hotel.
Ini akan memperkaya pengalaman pengguna dan membuat aplikasi lebih terintegrasi dan bermanfaat. Dengan demikian, bisnis dapat menawarkan layanan yang lebih lengkap dan responsif, dan menjadikan interaksi pengguna lebih lancar dan menyenangkan.
5. Inovasi dan Monetisasi
API dapat menjadi pendorong utama inovasi dan sumber pendapatan tambahan bagi bisnis. Dengan menawarkan API yang dapat diakses secara eksternal, perusahaan membuka peluang bagi pengembang pihak ketiga untuk menciptakan aplikasi atau layanan yang terintegrasi dengan produk mereka.
Ini akan memperluas jangkauan produk dan menciptakan ekosistem yang lebih kaya. Selain itu, bisnis dapat memonetisasi API mereka melalui berbagai model, seperti berlangganan, pembayaran transaksi, atau tarif penggunaan. Pendekatan ini memungkinkan perusahaan untuk menambah nilai, meningkatkan pendapatan, dan memperluas cakupan bisnis.
Arsitektur API
Arsitektur API dibagi menjadi 3, ketiga macam ini memiliki fungsi yang beragam dan menyediakan beberapa keuntungan. Ketahui lebih lanjut!

1. Remote Procedural Call (RPC)
RPC, atau Remote Procedural Call, adalah salah satu arsitektur API yang paling sederhana. Dalam model ini, RPC berfungsi sebagai pemanggil tindakan yang dapat dieksekusi di server. Meskipun RPC memiliki protokol yang ketat, arsitektur ini tetap menjadi pilihan populer karena kesederhanaannya dalam mengeksekusi kode melalui jaringan jarak jauh.
RPC memungkinkan aplikasi untuk menjalankan prosedur atau fungsi pada server seolah-olah fungsi tersebut dijalankan secara lokal, memudahkan komunikasi dan integrasi antar sistem. Ini membuat RPC menjadi salah satu jenis API yang efektif dan efisien dalam berbagai aplikasi pemrograman.
2. Representational State Transfer (REST)
Representational State Transfer (REST) adalah salah satu arsitektur API yang sangat populer dan banyak digunakan dalam pemrograman. REST berfungsi untuk mengirimkan data dari server ke klien dengan mengikuti panduan khusus yang sederhana dan efisien.
Jenis arsitektur ini menjadi pilihan utama di kalangan developer karena kemudahannya dalam dioperasikan dan relatif ringan. Itulah mengapa REST sering dipilih untuk berbagai aplikasi yang memerlukan komunikasi data yang cepat dan handal.
3. Simple Object Access Protocol (SOAP)
Simple Object Access Protocol (SOAP) adalah salah satu macam API yang berfungsi untuk mentransmisikan data melalui jaringan dan merancang API itu sendiri. SOAP mendefinisikan prosedur pengiriman pesan serta informasi yang harus disertakan di dalamnya, sehingga membuatnya ideal untuk transfer data internal yang memerlukan tingkat keamanan tinggi.
Contoh Penerapan API
Penerapan API dapat ditemukan di berbagai layanan, mungkin Anda sering menggunakannya juga dalam kehidupan sehari-hari. Berikut 5 contoh penerapan API:
1. Penerapan API dalam Aplikasi Web dan Mobile
API memiliki penerapan yang luas dalam pengembangan aplikasi web dan mobile. Salah satu contohnya adalah integrasi API pembayaran, yang mempermudah pengguna untuk melakukan transaksi online secara langsung.
Misalnya, aplikasi e-commerce seringkali memanfaatkan API pembayaran dari penyedia dompet digital untuk memproses pembayaran dengan cepat dan aman. API juga berperan penting dalam integrasi media sosial. Sebagai contoh, API Facebook memungkinkan pengguna untuk masuk ke aplikasi serta berbagi konten melalui platform tersebut.
2. Penerapan API dalam Layanan Peta dan Navigasi
Dalam layanan peta dan navigasi, fungsi API dapat dilihat pada Google Maps, di mana API memungkinkan pengembang untuk mengintegrasikan peta interaktif ke dalam aplikasi mereka. Dengan API ini, pengembang dapat menampilkan lokasi, rute, dan informasi terkait lainnya secara langsung di aplikasi.
Pengguna pun dapat dengan mudah mencari rute tercepat, menemukan lokasi tertentu, atau menyesuaikan tampilan peta sesuai kebutuhan mereka. Penerapan API dalam konteks ini memudahkan pengembangan fitur navigasi yang canggih dan meningkatkan pengalaman pengguna secara signifikan.
3. Penerapan API dalam Industri Keuangan
Industri keuangan memanfaatkan API secara luas untuk meningkatkan efisiensi dan integrasi sistem. API memungkinkan bank dan lembaga keuangan lainnya untuk menghubungkan sistem mereka dengan aplikasi pihak ketiga, seperti layanan perencanaan keuangan atau perangkat lunak akuntansi.
4. Penerapan API dalam Internet of Things (IoT)
API juga diterapkan dalam Internet of Things (IoT) dengan memungkinkan perangkat IoT untuk saling berkomunikasi dan berbagi data. Misalnya pada konsep smart home, API memungkinkan Anda mengontrol perangkat seperti lampu atau sistem keamanan langsung dari aplikasi di smartphone.
5. Penerapan API dalam Industri Hiburan
Industri hiburan memanfaatkan API untuk memperkaya pengalaman pengguna dengan cara yang inovatif. API memainkan peran penting dalam platform streaming musik dengan memungkinkan integrasi layanan musik ke dalam aplikasi pihak ketiga.
Penerapan ini memungkinkan pengguna dengan mudah berbagi musik, membuat daftar putar, dan mengakses data musik melalui aplikasi lain secara langsung. Ini adalah contoh bagaimana API menghubungkan berbagai sistem dan meningkatkan fungsionalitas serta interaktivitas dalam industri hiburan.
Pentingnya API dalam Inovasi dan Perkembangan Bisnis
Sebagai alat yang mendasari banyak aplikasi dan sistem modern, API menawarkan kemudahan teknis dan efisiensi dalam dunia digital, khususnya untuk bisnis. Dengan kemampuan untuk menghubungkan berbagai sistem dan memperluas jangkauan layanan, API membantu bisnis beradaptasi cepat dan tetap relevan di pasar yang terus berkembang.
Memahami dan memanfaatkan potensi API akan mempermudah pengembangan teknologi dan juga membuka kesempatan yang menguntungkan. Di tengah pesatnya perkembangan teknologi, API tetap menjadi komponen penting dalam menciptakan pengalaman yang lebih terhubung dan responsif bagi pengguna.
FAQ (Frequently Asked Question)
Bagaimana strategi desain API berubah ketika organisasi beralih dari monolit ke arsitektur microservices?
Dalam sistem monolit, API biasanya bersifat internal dan terikat erat pada model domain tunggal. Namun, saat beralih ke microservices, desain API harus mempertimbangkan batas konteks (bounded context) yang jelas, kontrak eksplisit, dan pola komunikasi yang terdesentralisasi. Prinsip API as a product diterapkan—setiap layanan menjadi pemilik penuh API-nya, dengan dokumentasi, versioning, dan SLA yang mandiri. Tanpa disiplin ini, kompleksitas integrasi antar layanan dapat meningkat eksponensial dan menghambat skalabilitas sistem.
Bagaimana menentukan kapan harus memilih API sinkron (REST/gRPC) atau asinkron (event-driven/message broker)?
Pilih API sinkron untuk operasi yang membutuhkan respons langsung atau interaksi request-response sederhana seperti autentikasi atau validasi data cepat. Namun, untuk proses yang panjang atau berpotensi lambat, API asinkron jauh lebih efisien karena dapat melepaskan beban dari klien dan meningkatkan ketahanan sistem. Strategi yang matang sering kali memadukan keduanya—menggunakan REST untuk manajemen status dan event-based API untuk domain events dan komunikasi antar layanan yang tidak bergantung waktu.
Bagaimana pendekatan versioning yang baik untuk API agar tidak menimbulkan fragmentasi?
Alih-alih membuat versi baru untuk setiap perubahan, praktik terbaik adalah menerapkan non-breaking changes dan graceful evolution melalui backward compatibility. Untuk perubahan besar yang memang tidak bisa dihindari, gunakan semantic versioning di URL atau header, bukan di query string. Gunakan juga sistem deprecation notice otomatis di header respons agar klien mendapat peringatan dini. Platform besar seperti Stripe atau Twilio berhasil menjaga keandalan API mereka dengan memprioritaskan stabilitas kontrak di atas kecepatan inovasi.
Bagaimana prinsip keamanan Zero Trust diterapkan pada arsitektur API modern?
Zero Trust berarti tidak ada komponen—termasuk API internal—yang otomatis dipercaya. Setiap permintaan API harus diautentikasi, diotorisasi, dan divalidasi, bahkan antar layanan internal. Gunakan mutual TLS, JWT-based access control, dan fine-grained scopes untuk membatasi ruang lingkup token. Logging dan observasi akses API juga wajib diterapkan, karena deteksi dini anomali adalah bagian dari kontrol keamanan berlapis. Pendekatan ini membuat API lebih tahan terhadap penyusupan lateral di lingkungan microservices.
Bagaimana mengukur dan meningkatkan keandalan API tanpa bergantung pada uptime semata?
Uptime hanyalah indikator dasar; reliabilitas API yang sebenarnya diukur melalui latency percentiles (p95/p99), error rate, dan SLI/SLO compliance. Implementasikan synthetic monitoring—API dipanggil secara berkala dari berbagai lokasi untuk mengukur pengalaman nyata. Kombinasikan hasilnya dengan distributed tracing agar titik bottleneck (network, database, dependency) dapat diidentifikasi. Pengujian chaos engineering juga membantu memverifikasi bahwa fallback dan retry logic bekerja seperti yang diharapkan dalam kondisi kegagalan nyata.
Mengapa dokumentasi otomatis saja tidak cukup untuk API publik dan bagaimana mengatasinya?
Swagger atau OpenAPI memang membantu membuat dokumentasi cepat, tetapi sering kali hanya mencerminkan skema, bukan konteks bisnis atau batasan teknis. Dokumentasi yang baik harus mencakup contoh nyata (use case-driven), pola kesalahan, batas rate, dan panduan keamanan. Gunakan portal API interaktif dengan sandbox environment agar developer bisa langsung bereksperimen. API yang terdokumentasi dengan baik bukan hanya mudah digunakan—tetapi juga mengurangi beban tim support secara signifikan.
Bagaimana API Gateway dapat meningkatkan observabilitas tanpa menimbulkan overhead berlebihan?
API Gateway sebaiknya tidak hanya menjadi gerbang lalu lintas, tetapi juga sumber metrik yang kaya: latency, error codes, consumer identity, dan rate limit utilization. Gunakan centralized tracing headers (seperti W3C Trace Context) agar setiap permintaan bisa dilacak end-to-end tanpa logging manual di tiap layanan. Namun, batasi jumlah log dan sampling pada tingkat gateway agar tidak membebani sistem analitik. Dengan cara ini, gateway berfungsi sebagai lapisan visibilitas yang efisien dan bukan bottleneck performa.
Bagaimana menerapkan rate limiting yang adil pada API multi-tenant dengan traffic tak menentu?
Gunakan token bucket atau leaky bucket algorithm berbasis identitas tenant, bukan IP. Untuk tenant besar, dynamic quota scaling dapat diterapkan agar lonjakan sah tidak dianggap serangan. Di sisi infrastruktur, gunakan rate-limiting middleware di gateway dengan redis-backed counters agar distribusi global tetap konsisten. Dengan pendekatan adaptif ini, tenant kecil tetap terlindungi dari monopoli sumber daya oleh tenant besar, tanpa perlu membatasi throughput secara kaku.
Bagaimana cara memitigasi risiko dependency coupling pada API antar tim yang berkembang cepat?
Masalah umum di organisasi besar adalah “API dependency lock-in,” ketika tim klien terhambat karena perubahan di layanan penyedia. Gunakan kontrak eksplisit dengan consumer-driven contract testing (misalnya Pact) agar setiap perubahan API diverifikasi terhadap ekspektasi klien sebelum dirilis. Selain itu, pisahkan domain API berdasarkan batas fungsional dan sediakan deprecation period resmi agar transisi lebih terprediksi. Pendekatan ini memperkecil friksi antar tim tanpa memperlambat laju pengembangan.
Bagaimana pendekatan observabilitas berbasis API memengaruhi strategi DevOps dan reliability engineering?
API modern adalah “sensor” alami sistem, sehingga setiap panggilan API harus dapat dipantau, dilacak, dan dikorelasikan. DevOps kini memanfaatkan API telemetry (log, metric, trace) untuk membuat error budget dan memantau SLO secara otomatis. Ketika observabilitas API diintegrasikan ke pipeline CI/CD, setiap deploy bisa divalidasi secara real-time dengan data performa dan stabilitas nyata. Dengan kata lain, observabilitas API mengubah testing pasca-deploy menjadi proses adaptif yang terus memperbaiki kualitas layanan.












