Perbedaan ISO 27001 dan 27002, Apa Bedanya?

Perbedaan ISO 27001 dan 27002, Apa Bedanya?

Daftar Isi

Perbedaan ISO 27001 dan 27002 adalah topik yang sering membingungkan banyak orang, terutama bagi Anda yang baru mengenal standar keamanan informasi. Keduanya memang terdengar mirip, bahkan sering disalahartikan memiliki fungsi yang sama. 

Padahal, perannya sangat berbeda dalam penerapan information security management. Dalam artikel ini, Anda akan menemukan penjelasan singkat namun jelas mengenai tujuan, struktur, dan fokus masing-masing standar. Yuk, kenali perbedaan mendasarnya agar tak lagi keliru!

Apa Itu ISO 27001?

ISO 27001 merupakan kerangka utama dalam seri standar ISO 27000 yang secara khusus menjelaskan praktik terbaik dalam membangun Information Security Management System (ISMS) di suatu organisasi. Standar internasional ini mengatur bagaimana organisasi mengelola keamanan informasi secara menyeluruh.

Dengan mengikuti panduan ini, organisasi dapat mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengurangi risiko yang berkaitan dengan keamanan informasi. Tujuannya jelas: menjaga kerahasiaan, integritas, dan ketersediaan data penting. Anda juga akan lebih siap menghadapi berbagai ancaman, gangguan, atau risiko yang bisa merusak sistem informasi.

Dalam praktiknya, ISO 27001 mencakup gambaran umum komponen ISMS dan mengharuskan organisasi melakukan risk assessment secara berkala. Hal ini membantu organisasi menentukan prioritas perlindungan terhadap data dan aset digital mereka.

Standar ini berlaku secara global dan bisa diterapkan di berbagai jenis organisasi—baik perusahaan swasta, lembaga pemerintah, nirlaba, maupun skala kecil. Tak hanya itu, ISO 27001 juga mensyaratkan audit eksternal dan sertifikasi pihak ketiga untuk memastikan kepatuhan terhadap standar.

Apa Itu ISO 27002?

Sementara ISO 27001 memberi kerangka manajemen, ISO 27002 hadir sebagai panduan teknis yang membantu organisasi memilih dan menerapkan kontrol keamanan yang tepat dalam sistem ISMS mereka. Standar ini bersifat pelengkap dan tidak berdiri sendiri.

ISO 27002 menyajikan daftar lengkap kontrol keamanan informasi, mulai dari pengamanan fisik, pengaturan akses, kebijakan keamanan, hingga pengelolaan jaringan dan risiko. Organisasi dapat menyesuaikan kontrol ini sesuai kebutuhan, skala, dan konteks mereka masing-masing.

Meskipun tidak memiliki kriteria sertifikasi tersendiri, ISO 27002 sangat penting dalam praktik implementasi ISO 27001. Anda dapat menggunakan standar ini sebagai acuan dalam menyusun kebijakan dan prosedur keamanan informasi secara terperinci.

Dengan kata lain, ISO 27001 mengelola sistemnya, sedangkan ISO 27002 menunjukkan bagaimana cara mengendalikan berbagai aspek teknis di dalamnya.

Perbedaan iso 27001 dan 27002

Keduanya memang saling berkaitan dan sama-sama digunakan di bidang information technology, tetapi ada perbedaan mendasar dalam hal pedoman, sertifikasi, dan penerapannya.

1. Detail Pedoman

ISO 27001 berfungsi sebagai primary framework dalam seri standar ISO 27000. Standar ini menyajikan gambaran umum tentang Information Security Management System (ISMS) dan memandu organisasi dalam mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengurangi risiko keamanan informasi. 

Organisasi menggunakan ISO 27001 sebagai dasar untuk membangun, menjalankan, memelihara, dan meningkatkan ISMS secara berkelanjutan. Di sisi lain, ISO 27002 memberikan panduan yang lebih rinci dan teknis. 

Standar ini berfokus pada aspek pengendalian (controls), seperti kontrol fisik, kontrol akses, kebijakan keamanan, keamanan jaringan, hingga manajemen risiko. ISO 27002 menyajikan daftar lengkap security controls beserta cara penerapannya, sehingga organisasi dapat menyesuaikan kontrol tersebut berdasarkan kebutuhan, skala, dan konteks masing-masing.

2. Sertifikasi

Organisasi dapat memperoleh sertifikasi untuk ISO 27001. Standar ini mencakup persyaratan yang harus dipenuhi, termasuk audit eksternal dan verifikasi oleh pihak ketiga untuk memastikan kepatuhan terhadap sistem keamanan informasi.

Sebaliknya, ISO 27002 bukan standar yang bisa disertifikasi. Fungsi utamanya adalah sebagai panduan pelengkap yang mendukung implementasi ISO 27001. Organisasi bisa menggunakannya sebagai referensi, namun tidak dapat memperoleh sertifikasi langsung dari standar ini.

3. Penerapan

Dalam penerapannya, ISO 27001 mewajibkan organisasi melakukan risk assessment untuk mengenali dan memprioritaskan risiko yang berkaitan dengan keamanan informasi. Proses ini bertujuan untuk menjaga kerahasiaan, integritas, dan ketersediaan data penting, serta mencegah ancaman dan gangguan. 

ISO 27001 juga mengadopsi pendekatan PDCA (Plan-Do-Check-Act) untuk mendukung perbaikan berkelanjutan. Berbeda dengan itu, ISO 27002 tidak mewajibkan adanya risk assessment. Standar ini lebih berfungsi sebagai referensi dalam memilih dan menjalankan kontrol keamanan yang tepat. 

Karena tidak memberikan panduan eksplisit untuk penilaian risiko, penggunaannya sering kali dikombinasikan dengan ISO 27001. Dalam praktiknya, ISO 27001 mengelola sistem keamanan secara menyeluruh, sedangkan ISO 27002 memberikan arahan teknis untuk pelaksanaan kontrol yang relevan.

Proses Sertifikasi dan Audit

Proses ini mengikuti langkah-langkah terstruktur untuk memastikan organisasi benar-benar menerapkan praktik keamanan informasi sesuai standar. Berikut tahapan yang biasanya dijalani organisasi dalam mendapatkan dan mempertahankan sertifikasi ini.

Proses Sertifikasi dan Audit
Proses Sertifikasi dan Audit

1. Pemilihan Lembaga Sertifikasi yang Tepat

Langkah pertama yang harus Anda lakukan adalah memilih lembaga sertifikasi yang bereputasi baik dan sudah terakreditasi. Lembaga ini akan menugaskan auditor independen untuk menilai kepatuhan organisasi terhadap standar ISO 27001.

2. Penilaian Awal (Gap Analysis)

Sebelum mengajukan sertifikasi, organisasi perlu melakukan penilaian awal atau gap analysis. Tujuannya adalah mengidentifikasi sejauh mana sistem manajemen keamanan informasi yang diterapkan saat ini sudah sesuai dengan standar.

3. Pengajuan Permohonan Sertifikasi

Setelah melakukan penilaian awal, organisasi dapat mengajukan permohonan sertifikasi kepada lembaga yang telah dipilih. Proses ini menandai dimulainya tahapan audit resmi.

4. Audit Awal (Stage 1 Audit)

Pada tahap ini, auditor melakukan audit pendahuluan untuk menilai kesiapan organisasi menjalani audit sertifikasi secara penuh. Auditor akan meninjau dokumen, prosedur, dan kebijakan awal yang ada.

5. Audit Sertifikasi (Stage 2 Audit)

Audit tahap dua menjadi momen krusial. Auditor akan menilai secara menyeluruh apakah organisasi benar-benar menerapkan praktik sesuai standar ISO 27001. Mereka akan memeriksa kebijakan, prosedur, serta penerapannya dalam operasional sehari-hari.

6. Tindak Lanjut dan Koreksi

Jika auditor menemukan ketidaksesuaian dengan standar, organisasi harus segera melakukan tindakan korektif. Auditor akan memberi catatan temuan yang wajib diperbaiki sebelum sertifikasi diberikan.

7. Sertifikasi

Setelah semua persyaratan terpenuhi dan temuan sudah dikoreksi, lembaga sertifikasi akan menerbitkan sertifikat ISO 27001. Sertifikat ini menjadi bukti bahwa organisasi telah memenuhi standar internasional dalam pengelolaan keamanan informasi.

8. Audit Rutin (Surveillance Audits)

Sertifikasi bukan akhir dari proses. Setiap tahun, lembaga sertifikasi akan melakukan audit rutin untuk memastikan organisasi tetap mematuhi standar dan menjaga penerapan sistem manajemen keamanan informasi.

9. Pembaruan Sertifikat

Sertifikat ISO 27001 memiliki masa berlaku, biasanya tiga tahun. Untuk memperbaruinya, organisasi harus menjalani audit ulang dan terus menjaga kesesuaian dengan standar selama periode tersebut.

Memahami Fungsi dan Keterkaitan ISO 27001 dan 27002

Setelah memahami seluruh proses, kini Anda dapat melihat bahwa ISO 27001 dan ISO 27002 bukanlah standar yang saling bersaing, melainkan saling melengkapi. ISO 27001 berperan sebagai kerangka manajemen yang menetapkan sistem, sementara ISO 27002 memberikan panduan teknis dan praktis dalam memilih serta menerapkan kontrol keamanan

Jika Anda ingin membangun sistem keamanan informasi yang kuat dan kredibel, memahami perbedaan dan hubungan antara keduanya menjadi langkah awal yang penting. Gunakan keduanya secara strategis agar perlindungan data di organisasi tidak hanya efektif, tetapi juga terstandarisasi secara internasional.

Baca Juga : Pentingnya Penerapan ISO 27001 bagi Perusahaan

Isi form berikut! Tim kami segera menghubungi Anda.

Butuh Bantuan ?