Anda mungkin sering mendengar istilah IoT Security adalah hal penting dalam dunia digital, tapi seberapa dalam sudah memahaminya? Artikel ini akan mengungkap berbagai jenisnya, mulai dari langkah dasar hingga strategi canggih yang bisa diterapkan untuk melindungi perangkat.
Selain itu, Anda akan mengetahui tools yang efektif dan cara-cara memperkuat keamanan tanpa harus menjadi ahli IT. Dengan pemahaman ini, Anda bisa lebih waspada dan siap menghadapi tantangan keamanan di era Internet of Things.
Apa itu IoT Security?
IoT Security adalah langkah-langkah perlindungan dan praktik yang dirancang untuk mengamankan perangkat Internet of Things (IoT) dari berbagai ancaman siber. Secara sederhana, keamanan ini bertujuan untuk melindungi perangkat IoT beserta data yang terhubung ke internet agar tetap aman dan berfungsi dengan baik.
Secara lebih mendalam, IoT security merupakan bagian dari teknologi yang berfokus pada pengamanan perangkat, jaringan, dan data dalam ekosistem IoT. Praktik ini mencakup berbagai langkah untuk mencegah akses tidak sah, menjaga integritas data, serta memastikan ketersediaan dan performa perangkat.
Mengapa IoT Security Sangat Penting?
Seiring berkembangnya teknologi ini, keamanan perangkat IoT menjadi hal yang tidak bisa diabaikan. Perangkat yang tidak diamankan ibarat rumah dengan banyak pintu terbuka yang siap dimasuki oleh pihak tak bertanggung jawab.
1. Banyaknya Perangkat dan Titik Akses
Pertumbuhan jumlah perangkat IoT menciptakan banyak titik akses yang bisa dimanfaatkan oleh penyerang. Mulai dari kamera pengawas, asisten virtual, kendaraan pintar, hingga perangkat medis, setiap perangkat berpotensi menjadi target peretasan. Semakin banyak perangkat yang digunakan, semakin besar peluang celah (loopholes) yang muncul.
Jaringan yang terus berkembang menambah kompleksitas dalam menjaga setiap koneksi dari serangan siber. Dengan ribuan bahkan ratusan ribu perangkat yang terhubung, surface attack menjadi lebih luas, sehingga tim IT perlu solusi khusus untuk memantau semuanya. Variasi dan skala perangkat juga menantang penerapan standar keamanan yang konsisten.
2. Perlindungan Data Sensitif
Perangkat IoT sering mengumpulkan dan menyimpan data sensitif, seperti data pribadi, kesehatan, lokasi, keuangan, hingga informasi kritikal sektor finansial dan kesehatan. Melindungi data ini mencegah pelanggaran privasi dan pencurian identitas.
Jika data tidak diamankan, pihak tidak bertanggung jawab bisa menyalahgunakannya untuk kejahatan seperti pencurian identitas, penipuan perbankan, atau phishing.
Bagi perusahaan, keamanan lemah berpotensi menyebabkan kebocoran informasi bisnis bernilai tinggi atau rahasia dagang yang bisa dijual pesaing. Dampaknya juga bisa merusak reputasi perusahaan dan menimbulkan sanksi hukum.
3. Risiko Terhadap Keamanan Fisik
Serangan terhadap sistem IoT tidak hanya mengancam data, tetapi juga keselamatan fisik. Perangkat yang diretas dapat menimbulkan gangguan layanan hingga risiko fisik.
Contohnya, kendaraan otonom yang diretas bisa menyebabkan kecelakaan, dan sistem rumah pintar yang dikendalikan peretas dapat membahayakan penghuni. Dalam industri atau sektor kesehatan, serangan terhadap sistem medis atau sistem industri juga dapat mengancam keselamatan manusia.
4. Kepatuhan terhadap Regulasi
Perusahaan harus mematuhi regulasi ketat terkait privasi dan keamanan data. Banyak industri mengharuskan sistem IoT mereka memenuhi standar keamanan dan perlindungan data.
Jika perusahaan gagal melindungi perangkat IoT, risiko yang muncul termasuk denda besar, tuntutan hukum, dan sanksi regulator. Selain itu, kegagalan dalam kepatuhan bisa membuat pelanggan kehilangan kepercayaan, yang berdampak langsung pada reputasi dan kelangsungan bisnis.
Jenis-jenis IoT Security
Untuk melindungi ekosistem IoT, keamanan harus diterapkan pada berbagai lapisan sistem. Terdapat tiga jenis utama IoT Security yang berperan menjaga perangkat, data, dan jaringan tetap aman.

1. Network Security
Network Security bertugas melindungi data yang ditransmisikan antara perangkat IoT dan jaringan yang terhubung. Dalam dunia IoT, perangkat sering terhubung melalui internet publik atau jaringan wireless, sehingga rentan terhadap serangan siber seperti DDoS (Distributed Denial of Service) dan man-in-the-middle attack.
Dengan menerapkan protokol keamanan yang kuat, perangkat dapat mengirim dan menerima data dengan aman, sekaligus meminimalkan risiko gangguan yang berasal dari luar.
2. Embedded Security
Embedded Security fokus pada perlindungan terhadap hardware dan software yang tertanam di dalam perangkat IoT. Keamanan ini mencakup pengembangan perangkat dengan hardware yang tahan terhadap serangan fisik, serta deployment software yang aman dari eksploitasi.
Dengan pengamanan ini, setiap perangkat dapat berfungsi dengan optimal tanpa mudah dimanipulasi, baik untuk sabotase maupun pencurian data. Fondasi ini memastikan bahwa ekosistem IoT tetap kokoh dan dapat diandalkan.
3. Firmware Assessment
Firmware Assessment merupakan proses evaluasi terhadap firmware yang menjalankan perangkat IoT. Firmware mengontrol fungsi dasar hardware, sehingga keamanan dan kestabilannya sangat penting.
Proses ini meliputi pengujian kode firmware untuk menemukan celah keamanan, memeriksa pembaruan perangkat, serta mengatur prosedur update yang aman agar patch dapat diterapkan tanpa mengganggu operasional. Evaluasi rutin ini memastikan tidak ada retakan atau kelemahan yang dapat dieksploitasi penyusup.
Cara Memperkuat IoT Security
Perangkat IoT yang tidak terlindungi dengan baik sering menjadi sasaran empuk bagi peretas untuk mencuri data atau mengambil alih sistem. Untuk mengurangi risiko serangan siber dan menjaga keamanan ekosistem IoT, ada beberapa langkah yang bisa langsung diterapkan.
1. Implementasi Multi-factor Authentication
Multi-factor authentication (MFA) meningkatkan lapisan keamanan dengan menuntut lebih dari satu metode verifikasi untuk memastikan identitas pengguna. Cara ini menggabungkan sesuatu yang diketahui pengguna (misalnya kata sandi), sesuatu yang dimiliki pengguna (seperti token atau perangkat), dan sesuatu yang melekat pada diri pengguna (misalnya biometrik).
Mengaktifkan MFA, termasuk autentikasi dua faktor (2FA), secara signifikan menurunkan risiko akses tidak sah ke perangkat IoT. Bagi pengguna individu, langkah sederhana ini efektif menjaga perangkat dari penyusup, sementara perusahaan dapat menerapkan MFA untuk melindungi seluruh ekosistem IoT mereka.
2. Enkripsi End-to-End
Enkripsi end-to-end (E2E) memastikan data yang dikirim antara perangkat IoT dan jaringan tetap aman dan tidak dapat dibaca pihak lain. Proses ini mengubah informasi yang dikirim dari sensor atau perangkat ke format yang tidak terbaca kecuali oleh penerima yang sah.
Dengan enkripsi, data sensitif terlindungi dari penyadap (interceptors) maupun serangan pihak ketiga. Perusahaan harus mengenkripsi semua data yang dikirim dan diterima oleh perangkat IoT, menggunakan protokol aman seperti AES-256.
Tujuannya untuk data yang tersimpan dan TLS (Transport Layer Security) untuk data dalam transmisi. Tanpa enkripsi yang tepat, komunikasi antarperangkat mudah disadap dan hacker dapat mengubah pengaturan perangkat atau mencuri informasi penting.
3. Audit Keamanan
Audit keamanan rutin menilai konfigurasi keamanan secara menyeluruh dan mengidentifikasi celah yang bisa dimanfaatkan peretas. Proses ini tidak hanya mencegah serangan siber, tetapi juga memastikan perangkat IoT berjalan aman dan optimal.
Audit keamanan biasanya mencakup:
- Penilaian risiko (risk assessment).
- Pengendalian risiko (risk mitigation).
- Uji penetrasi (penetration testing).
- Pengelolaan kerentanan (vulnerability management).
Perusahaan dapat memulai penguatan keamanan IoT dengan audit menyeluruh, memanfaatkan solusi vulnerability management untuk menemukan dan menutup kerentanan di seluruh ekosistem. Dengan langkah ini, perangkat dan data IoT tetap terlindungi dari ancaman yang terus berkembang.
Apa yang Akan Terjadi Jika IoT Security Tidak Ada?
Tanpa penerapan IoT Security yang tepat, perangkat Internet of Things menjadi target empuk bagi berbagai ancaman siber. Berikut adalah beberapa dampak serius yang bisa terjadi jika keamanan IoT diabaikan:
1. Pencurian Data Pribadi
Perangkat IoT sering menyimpan informasi sensitif seperti nama, alamat, kebiasaan pengguna, data kesehatan, lokasi, hingga kredensial bank. Tanpa keamanan yang kuat, peretas dapat mengambil alih perangkat dan mencuri data pribadi.
Informasi ini kemudian bisa digunakan untuk melakukan phishing, pencurian identitas (identity theft), atau penipuan perbankan (banking fraud), yang merugikan korban secara langsung.
2. Kebocoran Informasi Perusahaan
Perusahaan memanfaatkan IoT untuk mengelola operasional dan mengumpulkan data pelanggan, terutama di sektor kesehatan dan finansial. Keamanan yang lemah membuat data bisnis bernilai tinggi mudah bocor.
Akibatnya, rahasia dagang bisa dicuri dan dijual, informasi pelanggan terbuka, dan perusahaan harus menanggung biaya besar untuk menanggulangi kebocoran tersebut.
3. Serangan Siber yang Meluas
Perangkat IoT yang tidak aman bisa diambil alih dan dijadikan bagian dari jaringan botnet, digunakan untuk melancarkan serangan Distributed Denial of Service (DDoS). Serangan ini dapat melumpuhkan server perusahaan, mengganggu layanan online, bahkan mengancam infrastruktur kritis seperti rumah sakit.
Contoh nyata adalah serangan Botnet Mirai pada Dyn (2016), yang memanfaatkan perangkat IoT dengan kredensial default untuk menonaktifkan situs besar seperti Twitter, Amazon, dan Netflix.
4. Kerugian Finansial yang Besar
Serangan terhadap IoT menimbulkan kerugian finansial langsung. Pemulihan sistem membutuhkan biaya tinggi, perangkat yang rusak harus diganti, dan perusahaan yang gagal melindungi data berisiko menghadapi tuntutan hukum serta denda besar dari regulator.
5. Kerusakan Reputasi
Keamanan yang buruk merusak kepercayaan pelanggan. Insiden berulang membuat reputasi perusahaan hancur, pelanggan beralih ke merek lain, dan investor atau mitra bisnis enggan bekerja sama. Kerusakan reputasi ini berdampak jangka panjang, menghambat pemasaran dan ekspansi bisnis.
5 Tools IoT Security
Berbagai ancaman siber dapat menyerang perangkat yang kurang terlindungi, sehingga penggunaan alat keamanan yang tepat menjadi kunci. Berikut 5 tools IoT Security yang diakui secara luas dan dapat membantu Anda melindungi sistem IoT dari berbagai risiko digital.

1. Microsoft Azure Sphere
Microsoft Azure Sphere menyediakan solusi keamanan IoT end-to-end yang dikembangkan langsung oleh Microsoft. Alat ini menggabungkan mikroprosesor aman, sistem operasi khusus, dan layanan keamanan berbasis cloud untuk memastikan perangkat tetap terlindungi. Azure Sphere memberikan perlindungan berlapis yang aktif menjaga integritas perangkat.
2. Cisco IoT Threat Defense
Cisco IoT Threat Defense melindungi perangkat dan jaringan IoT dari berbagai ancaman siber. Solusi ini aktif memantau lalu lintas jaringan, mendeteksi ancaman berbasis perilaku, dan membagi jaringan menjadi segmen-segmen aman. Dengan strategi ini, Cisco memastikan keamanan infrastruktur IoT tetap terjaga.
3. Armis Security
Armis Security adalah platform yang memberikan visibilitas penuh terhadap seluruh perangkat IoT, baik yang dikelola maupun tidak. Alat ini mampu mendeteksi perangkat rentan, mengawasi aktivitas mencurigakan, dan memberikan respons otomatis terhadap ancaman. Dengan Armis, keamanan IoT menjadi lebih proaktif dan real-time.
4. Trend Micro IoT Security
Trend Micro IoT Security fokus pada perlindungan perangkat dan ekosistem IoT dari serangan siber. Solusi ini mendeteksi intrusi, mencegah malware, dan mengenkripsi data untuk menjaga kerahasiaan informasi yang ditransmisikan. Penggunaan alat ini membantu memastikan keamanan perangkat tetap optimal.
5. NURSE (eNd-UseR IoT malware detection tool for Smart homEs)
NURSE dirancang untuk pengguna akhir di lingkungan rumah pintar. Alat ini menganalisis lalu lintas jaringan IoT untuk mendeteksi perangkat yang terinfeksi malware dengan akurasi tinggi. NURSE bekerja tanpa perlu konfigurasi jaringan rumit atau perangkat keras khusus, sehingga memudahkan pengguna rumah pintar menjaga keamanan perangkat mereka.
Menjaga Keamanan IoT Secara Proaktif
Melalui pemahaman tentang IoT Security, jenis-jenis perlindungan, cara memperkuat sistem, dan pemanfaatan tools yang tepat, Anda dapat memastikan perangkat IoT berfungsi dengan aman dan optimal. Mengabaikan keamanan perangkat membuka risiko pencurian data dan kebocoran informasi perusahaan, juga mengancam keselamatan fisik dan reputasi organisasi.
Dengan menerapkan langkah-langkah yang dijelaskan di atas, Anda dapat meminimalkan celah ancaman dan menjaga ekosistem IoT tetap andal. Keamanan IoT yang proaktif adalah kunci untuk menghadapi era digital yang penuh serangan ini.
FAQ (Frequently Asked Question)
Mengapa keamanan IoT sering gagal bukan karena lemahnya enkripsi, tetapi karena desain identitas perangkat yang buruk sejak awal?
Banyak sistem IoT memperlakukan perangkat sebagai objek anonim tanpa identitas kriptografis yang kuat, sehingga autentikasi hanya bergantung pada credential statis atau shared secret. Ketika satu perangkat bocor, seluruh populasi perangkat berisiko dieksploitasi. Tanpa identitas unik berbasis sertifikat atau hardware root of trust, kontrol akses menjadi rapuh meskipun enkripsi transport sudah diterapkan.
Bagaimana keterbatasan sumber daya perangkat IoT memaksa kompromi keamanan yang tidak terjadi pada sistem IT tradisional?
Perangkat IoT sering memiliki CPU, memori, dan daya yang sangat terbatas, sehingga tidak mampu menjalankan kontrol keamanan berat seperti full disk encryption atau agent EDR. Akibatnya, vendor memilih algoritma ringan atau bahkan meniadakan kontrol tertentu demi performa. Kompromi ini menciptakan celah yang harus ditutup di level jaringan, gateway, atau cloud backend sebagai lapisan kompensasi.
Mengapa firmware update menjadi salah satu vektor serangan paling berbahaya dalam ekosistem IoT?
Firmware update adalah jalur dengan privilege tertinggi karena mengubah logika inti perangkat. Jika proses update tidak memverifikasi signature secara ketat atau menggunakan channel tidak aman, attacker dapat menyisipkan firmware berbahaya yang sulit dideteksi. Sekali terinfeksi, perangkat bisa bertahan lama sebagai bagian dari botnet atau titik masuk ke jaringan internal.
Bagaimana IoT Security berbeda ketika perangkat beroperasi di jaringan publik dibandingkan jaringan industri tertutup?
Di jaringan publik, ancaman berasal dari internet luas sehingga fokus pada enkripsi end-to-end, autentikasi kuat, dan proteksi API backend. Di jaringan industri tertutup, ancaman sering datang dari insider atau lateral movement, sehingga segmentasi jaringan dan monitoring perilaku menjadi lebih penting. Perbedaan konteks ini menuntut strategi keamanan yang berbeda meskipun perangkatnya serupa.
Mengapa visibility menjadi tantangan utama dalam mengamankan lingkungan IoT berskala besar?
Banyak organisasi tidak memiliki inventaris akurat tentang perangkat IoT yang terhubung, termasuk versi firmware dan status keamanannya. Tanpa visibility, patching dan monitoring menjadi tidak efektif karena perangkat yang rentan bahkan tidak diketahui keberadaannya. Kurangnya standar discovery dan identifikasi membuat IoT sering menjadi blind spot dalam arsitektur keamanan perusahaan.
Bagaimana komunikasi machine-to-machine (M2M) memperluas attack surface pada sistem IoT?
Komunikasi M2M sering menggunakan protokol ringan seperti MQTT atau CoAP yang dirancang untuk efisiensi, bukan keamanan. Jika topik, broker, atau endpoint tidak dikonfigurasi dengan kontrol akses ketat, attacker dapat menyuntikkan perintah atau memanipulasi data antar perangkat. Serangan ini sulit terdeteksi karena lalu lintas terlihat sah dan berasal dari perangkat yang dipercaya.
Mengapa segmentasi jaringan menjadi kontrol keamanan paling krusial dalam lingkungan IoT enterprise?
Segmentasi membatasi dampak ketika satu perangkat IoT berhasil dikompromikan, mencegah pergerakan lateral ke sistem kritis lain. Tanpa segmentasi, perangkat sederhana seperti sensor dapat menjadi pintu masuk ke server atau sistem OT bernilai tinggi. Pendekatan zero trust network sangat relevan di IoT karena asumsi bahwa perangkat selalu aman hampir tidak pernah valid.
Bagaimana keamanan IoT berubah ketika perangkat menjadi bagian dari ekosistem cloud dan SaaS?
Ketika IoT terhubung ke cloud, permukaan serangan bergeser ke API, identity management, dan konfigurasi backend. Banyak insiden IoT modern justru terjadi karena misconfiguration cloud seperti bucket terbuka atau token API bocor, bukan eksploitasi perangkat fisik. Hal ini menuntut integrasi antara IoT security dan cloud security posture management.
Mengapa lifecycle management sering diabaikan dalam IoT Security meskipun menjadi sumber risiko jangka panjang?
Perangkat IoT sering digunakan bertahun-tahun tanpa update atau dukungan vendor yang jelas. Ketika perangkat mencapai end-of-life tetapi tetap terhubung ke jaringan, kerentanan lama tetap aktif dan tidak dapat diperbaiki. Tanpa kebijakan lifecycle yang jelas, organisasi mewarisi risiko permanen yang terus bertambah seiring waktu.
Bagaimana IoT Security perlu beradaptasi terhadap ancaman berbasis botnet dan serangan terdistribusi skala besar?
IoT botnet memanfaatkan jumlah perangkat yang masif dan keamanan lemah untuk melakukan serangan DDoS atau espionage. Pertahanan tidak cukup hanya di perangkat, tetapi harus mencakup deteksi anomali trafik, rate limiting, dan isolasi otomatis di level jaringan. Pendekatan berbasis kolektif ini penting karena ancaman IoT bersifat terdistribusi dan tidak dapat ditangani secara individual.
Baca Juga : Apa itu IoT Gateway? Cara Kerja, Fungsi, dan Manfaatnya

















