Apa itu Formjacking? Penyebab, Cara Kerja, dan Cara Mencegahnya

Apa itu Formjacking? Penyebab, Cara Kerja, dan Cara Mencegahnya

Daftar Isi

Formjacking adalah ancaman keamanan siber yang semakin marak belakangan ini. Serangan ini terjadi ketika data yang dimasukkan ke dalam formulir online dicuri tanpa sepengetahuan pengguna. Biasanya, penyerang menggunakan malware untuk mengakses informasi sensitif seperti data kartu kredit atau akun pengguna. Apa penyebabnya? 

Bagaimana cara kerja serangan ini? Dan yang paling penting, bagaimana kita bisa mencegahnya? Dalam artikel ini, kami akan membahas semua itu, serta memberikan tips untuk melindungi data pribadi Anda dari bahaya ini. Berikut ini informasi penting yang bisa menjaga keamanan online Anda!

Apa itu Formjacking?

Formjacking adalah teknik kejahatan siber di mana para penjahat mencuri data kartu kredit dan informasi pribadi dari formulir online, terutama di situs e-commerce, dengan menyisipkan kode JavaScript berbahaya. 

Para pelaku menyisipkan kode tersebut ke dalam formulir checkout situs web, yang kemudian menyalin data pembeli. Data yang dicuri akan dikirimkan kepada penyerang, sering kali dalam bentuk teks biasa.

Beberapa aspek utama dari formjacking meliputi metode serangan, di mana penjahat siber menyuntikkan kode berbahaya, biasanya JavaScript, ke dalam formulir situs web, terutama di halaman checkout. 

Target utama serangan ini adalah data terkait pembayaran online, seperti rincian kartu kredit dan informasi pribadi. Akibat dari formjacking dapat berupa pencurian data pribadi dan finansial yang kemudian dijual di forum ilegal. Serangan ini mirip dengan “skimming” di mesin ATM, tetapi dalam konteks digital.

Serangan ini lebih sering terjadi pada toko online kecil dan menengah, meskipun situs e-commerce besar juga menjadi sasaran. Dampak bagi bisnis bisa sangat merugikan, mulai dari kerugian finansial hingga kerusakan reputasi dan gangguan pada rantai pasokan. 

Penyebab Formjacking

Serangan formjacking semakin sering terjadi, dengan lebih dari 4.800 situs web terinfeksi setiap bulan pada tahun 2018. Misalnya, sepuluh kartu kredit yang dicuri dapat menghasilkan hingga $2,2 juta per bulan, dan satu kartu kredit dapat dijual seharga $45 di pasar gelap. 

Serangan ini biasanya terjadi karena beberapa penyebab utama berikut:

Penyebab Formjacking

1. Keamanan Website yang Lemah

Penjahat siber memanfaatkan celah keamanan di situs web toko online untuk menyisipkan kode berbahaya ke dalam formulir pembayaran. Hal ini mirip dengan penggunaan alat skimmer pada mesin ATM. 

Penyerang menyisipkan kode untuk menyalin informasi pembeli, dan data yang dicuri seringkali dikirimkan ke penyerang melalui email setelah transaksi selesai. Laporan dari Symantec menunjukkan bahwa lebih dari 4.800 situs web terinfeksi kode formjacking setiap bulan.

2. Skrip Pihak Ketiga yang Tidak Aman

Banyak toko online menggunakan ekstensi atau plugin pihak ketiga untuk menambah fungsionalitas pada situs mereka. Jika plugin ini memiliki bug, celah keamanan terbuka dan bisa dimanfaatkan oleh peretas. 

Pemilik toko online perlu memastikan sistem manajemen konten (CMS) mereka selalu diperbarui dan menghindari penggunaan plugin dengan bug yang diketahui. Penyerang sering menggunakan fitur dari pihak ketiga untuk melancarkan serangannya, bukannya fitur dari pengembang aplikasi asli.

3. Serangan Zero-Day

Meskipun sumber tidak menyebutkan secara langsung serangan zero-day, penyerang sering kali menargetkan kerentanannya dalam perangkat lunak atau plugin. Ketika celah keamanan ditemukan namun belum diperbaiki dengan pembaruan.

Maka hal tersebut akan  menjadi kerentanannya yang bisa dieksploitasi oleh penjahat siber jika tidak segera ditangani. Pembaruan perangkat lunak secara rutin sangat penting untuk menutupi celah keamanan ini dan menghindari serangan berbasis zero-day.

Cara Kerja Formjacking

Formjacking telah menjadi semakin umum karena penjahat siber beralih dari metode lain seperti ransomware dan cryptojacking. Serangan ini sangat menguntungkan bagi pelaku, di mana satu kartu kredit yang dicuri dapat dijual hingga $45 di forum ilegal.

Formjacking dapat mencuri data kartu kredit dan informasi pribadi melalui penggunaan kode JavaScript berbahaya pada situs web toko online. Berikut adalah cara kerjanya agar Anda semakin berhati-hati dengan serangan ini:

1. Penyisipan Skrip Berbahaya

Penjahat siber menyisipkan kode berbahaya, biasanya JavaScript, ke dalam formulir checkout di situs web e-commerce. Ini sering dilakukan dengan mengeksploitasi celah keamanan pada situs atau menggunakan plugin pihak ketiga yang tidak aman. 

Kode berbahaya ini bertujuan untuk menangkap informasi sensitif yang dimasukkan oleh pengguna selama proses checkout, mirip dengan cara kerja perangkat skimming di ATM.

2. Pencurian Data Input Pengguna

Saat pelanggan memasukkan detail pembayaran dan informasi pribadi ke dalam formulir checkout yang terinfeksi, skrip berbahaya ini menangkap data tersebut secara real-time. 

Data yang dicuri bisa berupa nomor kartu kredit, nama, alamat, dan informasi pribadi lainnya. Skrip ini beroperasi di latar belakang tanpa sepengetahuan pengguna, sehingga sulit untuk dideteksi tanpa alat keamanan khusus.

3. Pengiriman Data ke Server Pelaku

Setelah pengguna mengirimkan formulir, data yang dicuri dikirim ke server yang dikelola oleh penyerang. Data tersebut sering kali dikirim melalui email dalam bentuk teks biasa, setelah korban menyelesaikan checkout

Hal ini memungkinkan penyerang untuk mengumpulkan informasi yang dicuri, yang kemudian dapat digunakan untuk pembelian ilegal atau dijual di dark web.

Dampak Formjacking bagi Bisnis dan Pengguna

Formjacking adalah ancaman serius yang dapat berdampak besar bagi bisnis dan pengguna. Dampaknya mencakup kerugian finansial, kehilangan kepercayaan konsumen, dan risiko hukum yang signifikan. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut:

1. Kerugian Finansial

Untuk bisnis, serangan formjacking dapat menyebabkan kerugian finansial yang besar. Biaya pemulihan, biaya hukum, denda, serta kerusakan reputasi bisa sangat merugikan. Jika sebuah bisnis terbukti tidak memiliki langkah pengamanan yang memadai, mereka bisa diminta bertanggung jawab atas kerugian finansial yang dialami oleh pelanggan mereka. 

Bahkan pengecer kecil pun berisiko tinggi terinfeksi kode formjacking. Sementara itu, untuk pengguna, kerugian finansial langsung berupa transaksi penipuan bisa terjadi karena informasi kartu kredit yang dicuri sering kali dijual di dark web. Data kartu yang dicuri bisa dijual harga tinggi dan digunakan untuk pembelian palsu lainnya.

2. Kehilangan Kepercayaan Konsumen

Formjacking juga bisa merusak kepercayaan konsumen terhadap bisnis yang terinfeksi. Konsumen cenderung enggan berbelanja atau menggunakan layanan perusahaan yang sudah mengalami pelanggaran keamanan.

Kerusakan reputasi bisa sangat sulit diperbaiki dan bisa menyebabkan penurunan loyalitas pelanggan serta penurunan penjualan dalam jangka panjang. Pengguna pun sering kali tidak dapat mengetahui apakah situs yang mereka kunjungi terinfeksi kecuali mereka memiliki langkah pengamanan yang lengkap.

3. Risiko Hukum

Perusahaan yang gagal melindungi data pelanggan dengan baik dapat menghadapi konsekuensi hukum. Pelanggaran data seperti serangan formjacking bisa berujung pada tuntutan hukum, denda, dan sanksi regulasi. 

Peningkatan serangan formjacking juga menunjukkan peningkatan risiko serangan rantai pasokan, serta risiko terkait reputasi dan kewajiban hukum bagi perusahaan yang terinfeksi.

Cara Mencegah Formjacking

Untuk mencegah serangan formjacking, beberapa langkah dapat diambil guna memastikan keamanan situs web Anda dan melindungi data pengguna.

Cara Mencegah Formjacking

1. Memperkuat Keamanan Website

Pemilik situs web harus melakukan pemeliharaan rutin pada situs mereka. Jika menggunakan Content Management System (CMS) sumber terbuka, pastikan untuk selalu memperbarui informasi tentang ekstensi atau plugin pihak ketiga. 

Hindari menggunakan plugin yang memiliki bug dan pastikan untuk memperbarui CMS ke versi terbaru, karena bug biasanya akan diperbaiki dalam pembaruan tersebut. Selain itu, praktik pengkodean yang aman sangat penting untuk mencegah penyisipan kode berbahaya.

2. Monitoring Skrip Pihak Ketiga

Berhati-hatilah dalam memilih aplikasi pihak ketiga yang akan diinstal. Aplikasi yang menjanjikan fitur menarik sering kali menjadi jebakan, seperti aplikasi yang menawarkan mata uang dalam permainan gratis. 

Hindari aplikasi yang meminta izin berlebihan, seperti akses ke sensor yang tidak relevan. Selalu periksa detail aplikasi dan pastikan pengembangnya terpercaya. Hindari aplikasi yang mengandung banyak iklan atau yang memiliki ulasan buruk.

3. Menggunakan Web Application Firewall (WAF)

Web Application Firewall (WAF) merupakan alat keamanan yang digunakan untuk melindungi aplikasi web. WAF dapat menyaring dan memonitor lalu lintas HTTP antara aplikasi web dan internet, yang memungkinkan deteksi dan pemblokiran skrip berbahaya, sehingga membantu mencegah serangan formjacking.

4. Edukasi dan Pelatihan Karyawan

Penting bagi perusahaan untuk melibatkan karyawan dalam pelatihan keamanan siber. Meski tidak disebutkan secara langsung, kesadaran terhadap ancaman dan pengetahuan tentang langkah-langkah pencegahan yang tepat dapat membantu mencegah serangan. 

Misalnya, karyawan perlu memahami tentang bagaimana pentingnya menghindari transaksi di toko online yang tidak aman dan memanfaatkan metode pembayaran lain yang lebih aman.

Jaga Keamanan Data dari Bahaya Formjacking!

Formjacking adalah ancaman serius yang dapat merusak bisnis dan menempatkan data pribadi pengguna dalam bahaya besar. Serangan ini bisa mengakibatkan kerugian finansial yang signifikan, hilangnya kepercayaan konsumen, hingga potensi risiko hukum. Oleh karena itu, penting untuk memahami cara mencegah formjacking agar tidak menjadi korban.

Langkah-langkah seperti memperkuat keamanan situs, memonitor skrip pihak ketiga, menggunakan Web Application Firewall (WAF), serta memberikan edukasi kepada karyawan adalah beberapa cara yang bisa diambil untuk mencegah formjacking. Dengan langkah-langkah pencegahan ini, Anda dapat melindungi data penting, menghindari kerugian finansial, dan menjaga reputasi bisnis dari dampak buruk formjacking. Jangan biarkan ancaman ini merusak kepercayaan pelanggan dan keamanan online Anda!

FAQ (Frequently Asked Question)

Apa itu formjacking dan bagaimana cara kerjanya?

Formjacking adalah teknik serangan siber di mana peretas menyuntikkan kode berbahaya ke dalam formulir pembayaran atau login di situs web untuk mencuri data sensitif pengguna, seperti nomor kartu kredit dan kredensial login. Ketika pengguna mengisi formulir dan mengirimkannya, data tersebut secara diam-diam dikirim ke server peretas tanpa mengganggu transaksi asli.

Bagaimana formjacking berbeda dari skimming kartu kredit?

Skimming kartu kredit tradisional melibatkan perangkat fisik yang dipasang di mesin pembayaran, sedangkan formjacking adalah versi digitalnya yang mencuri data langsung dari formulir online. Formjacking lebih sulit dideteksi karena terjadi di tingkat kode situs web tanpa interaksi fisik.

Situs web seperti apa yang paling rentan terhadap serangan formjacking?

Situs e-commerce yang memiliki formulir pembayaran atau login pelanggan adalah target utama. Situs web yang menggunakan plugin pihak ketiga atau layanan eksternal tanpa pemeriksaan keamanan yang ketat juga lebih rentan terhadap injeksi kode berbahaya.

Bagaimana peretas menyuntikkan kode formjacking ke situs web?

Peretas biasanya mengeksploitasi kerentanan dalam JavaScript pihak ketiga atau menyusup ke server hosting untuk menyuntikkan skrip berbahaya. Skrip ini dapat mengubah kode formulir asli sehingga data yang dikirim oleh pengguna juga dikirim ke server peretas.

Apa tanda-tanda bahwa sebuah situs telah terinfeksi formjacking?

Sebagian besar serangan formjacking tidak terlihat oleh pengguna, tetapi pemilik situs web dapat mendeteksi tanda-tanda seperti adanya skrip tidak dikenal yang dimuat di halaman pembayaran, perubahan mendadak pada file JavaScript, atau laporan dari pengguna tentang aktivitas transaksi mencurigakan setelah mengisi formulir.

Bagaimana cara melindungi situs web dari serangan formjacking?

Pemilik situs web harus memantau dan memperbarui kode mereka secara berkala, menggunakan Content Security Policy (CSP) untuk membatasi skrip yang bisa dieksekusi, serta menerapkan pemindaian keamanan secara rutin. Selain itu, menggunakan layanan seperti Subresource Integrity (SRI) dapat membantu memastikan JavaScript pihak ketiga tidak dimodifikasi oleh peretas.

Bagaimana pengguna bisa melindungi diri dari formjacking saat berbelanja online?

Pengguna bisa mengurangi risiko dengan menggunakan metode pembayaran yang lebih aman seperti PayPal atau kartu kredit virtual, memastikan situs web memiliki HTTPS yang valid, serta menghindari memasukkan informasi kartu kredit di situs yang terlihat mencurigakan atau tidak dikenal.

Apakah antivirus bisa mendeteksi serangan formjacking?

Beberapa antivirus dengan fitur web protection dan anti-phishing bisa mendeteksi skrip berbahaya yang terkait dengan formjacking, tetapi tidak semua serangan dapat dicegah. Menggunakan ekstensi browser yang memblokir skrip mencurigakan juga dapat membantu mengurangi risiko.

Apa contoh nyata dari serangan formjacking?

Salah satu kasus terbesar adalah serangan Magecart yang berhasil mencuri data pelanggan dari situs e-commerce terkenal seperti British Airways dan Ticketmaster. Peretas menyuntikkan kode ke halaman pembayaran, memungkinkan mereka mencuri ribuan data kartu kredit pelanggan dalam waktu singkat.

Apa yang harus dilakukan jika data pribadi dicuri akibat formjacking?

Jika Anda mencurigai bahwa data kartu kredit atau informasi login telah dicuri, segera hubungi bank untuk memblokir kartu, ubah kata sandi akun terkait, dan pantau aktivitas transaksi untuk mendeteksi penggunaan yang tidak sah. Melaporkan insiden ke penyedia layanan pembayaran atau situs web terkait juga penting untuk membantu mencegah serangan lebih lanjut.

Apakah perusahaan bisa terkena denda jika terkena serangan formjacking?

Ya, terutama di bawah regulasi seperti GDPR atau CCPA, di mana perusahaan bertanggung jawab atas keamanan data pengguna. Jika ditemukan kelalaian dalam perlindungan data, perusahaan dapat dikenakan denda besar dan kehilangan kepercayaan pelanggan.

Bagaimana masa depan serangan formjacking?

Serangan formjacking diprediksi akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan e-commerce. Peretas akan semakin menggunakan teknik canggih seperti AI dan otomatisasi untuk menginfeksi lebih banyak situs dengan lebih cepat. Oleh karena itu, pemantauan keamanan yang proaktif dan sistem deteksi berbasis AI akan menjadi kunci dalam pencegahan di masa mendatang.

Konsultasi Sekarang!!
Butuh Bantuan ?
Halo !
Ada yang bisa kami bantu tentang Apa itu Formjacking? Penyebab, Cara Kerja, dan Cara Mencegahnya ?