Apakah kata sandi Anda aman? Jika Anda menjadi korban serangan Man in the Middle (MITM), pelaku mungkin mengawasi setiap aktivitas online Anda.
Dalam serangan MITM, peretas memantau aktivitas penjelajahan Anda, menunggu momen paling tepat agar pelaku dapat menyerang. Jadi, apa sebenarnya Man in the Middle Attack itu?
Apa itu Man in the Middle Attack?
Man in the Middle Attack adalah istilah umum yang mengilustrasikan situasi di mana pelaku menempatkan dirinya di antara percakapan pengguna dan aplikasi. Hal ini dilakukan untuk menguping atau menyamar sebagai salah satu pihak, sehingga pertukaran informasi tampak seperti interaksi yang normal.
Tujuan utama serangan MITM adalah mencuri informasi pribadi seperti kredensial login, detail akun, dan nomor kartu kredit. Korban utamanya adalah pengguna aplikasi keuangan, bisnis SaaS, situs e-commerce, hingga situs web lain yang memerlukan login.
Informasi yang diperoleh selama serangan dapat digunakan untuk berbagai tujuan, termasuk pencurian identitas, transfer dana tanpa izin, atau perubahan kata sandi yang tidak sah. Selain itu, informasi ini juga bisa digunakan untuk mendapatkan akses ke dalam sistem yang aman sebagai bagian dari serangan persisten lanjutan.
Cara Kerja Man in the Middle Attack
Setelah memahami apa itu Man in the Middle (MitM), penting untuk mengetahui cara kerja serangan ini agar dapat mengantisipasinya sejak dini. Secara umum, ada dua tahapan utama dalam Man in the Middle Attack:
1. Interception
Salah satu cara kerja dari serangan Man in the Middle adalah dengan melakukan “interception” atau penangkapan data. Dalam tahap ini, seorang pelaku akan memotong atau menyusup pada lalu lintas data pengguna melalui jaringan yang telah dimodifikasi sedemikian rupa agar dapat melakukan serangan.
Salah satu metode yang umum digunakan adalah dengan menciptakan hotspot WiFi gratis berbahaya yang menarik perhatian pengguna. Hotspot tersebut biasanya diberi nama yang mirip dengan WiFi lain yang aman, sehingga pengguna akan terkecoh dan terhubung ke jaringan yang tidak aman.
2. Decryption
Tahap selanjutnya setelah berhasil melakukan intercept adalah tahap “decryption”. Pelaku akan memakai teknik mendeskripsi lalu lintas SSL dua arah tanpa sepengetahuan korban. Pelaku dapat dengan mudah menyadap segala informasi yang dikirimkan dan diterima korban saat mengakses website atau aplikasi tertentu.
Dekripsi merupakan proses kunci dalam serangan Man in the Middle, karena berhasil mendeskripsi lalu lintas data yang dienkripsi, pelaku dapat mudah membaca dan memanipulasi informasi yang dikirimkan antara korban dan server.
7 Jenis Man in the Middle Attack
Setelah pelaku Man in the Middle Attack berhasil melakukan interception, mereka dapat melanjutkan dengan berbagai jenis serangan berikut ini:
1. IP Spoofing
IP Spoofing adalah teknik yang mirip dengan pencurian identitas, di mana pelaku mengubah alamat IP situs web menjadi alamat IP lain tanpa sepengetahuan korban. Hal ini memungkinkan pelaku melakukan serangan mitm, di mana mereka dapat mencuri informasi pribadi korban saat korban memasukkan data sensitif.
Ketika korban percaya bahwa mereka berinteraksi dengan situs web yang sah, sebenarnya mereka sedang berkomunikasi dengan pelaku yang telah menyamar sebagai situs web tersebut. Penting bagi pengguna internet selalu waspada terhadap potensi serangan IP Spoofing dan melindungi informasi pribadi dengan keamanan yang tepat.
2. DNS Spoofing
DNS Spoofing merupakan salah satu jenis serangan Man in the Middle yang memanfaatkan kelemahan dalam DNS (Domain Name System) untuk mengarahkan pengguna ke situs web palsu. Dalam serangan ini, DNS asli diubah dan diarahkan ke DNS yang dikendalikan oleh penyerang, sehingga pengguna akan diarahkan ke situs web berbahaya tanpa disadarinya.
Tujuan utama dari serangan DNS Spoofing adalah untuk mencuri kredensial login pengguna, seperti username dan password, saat pengguna mencoba untuk mengakses situs web tertentu. Dengan cara ini, penyerang dapat dengan mudah mengakses informasi sensitif pengguna dan bahkan melakukan tindakan ilegal seperti pencurian identitas.
3. HTTPS Spoofing
Serangan Spoofing HTTPS merupakan taktik yang digunakan dimana pelaku mengirimkan sertifikat palsu ke browser korban saat korban mencoba mengakses suatu website. Dengan cara ini, pelaku dapat dengan mudah mengakses informasi pribadi yang dimasukkan oleh korban sebelum data tersebut diteruskan ke website yang sebenarnya.
4. SSL Beast
SSL Beast adalah serangan yang ditujukan terhadap TLS (Transport Layer Security) atau SSL (Secure Sockets Layer) menggunakan metode man in the middle attack. Serangan ini dilakukan dengan cara menginfeksi perangkat korban menggunakan script berbahaya yang memiliki kemampuan untuk mendekripsi cookie dan token otentikasi.
Dalam skenario serangan ini, para penyerang dapat bebas memantau dan merekam semua data yang dikirim antara server dan pengguna tanpa sepengetahuan mereka. Hal ini membuka celah bagi para pelaku untuk melakukan kegiatan-kegiatan kriminal seperti pencurian identitas, pencurian data pribadi, atau bahkan akses ilegal ke akun pengguna.
5. SSL Hijacking
Serangan SSL Hijacking adalah aksi kejahatan yang dilakukan dengan cara memberikan kunci otentikasi palsu kepada korban saat korban melakukan koneksi TCP ke suatu website. Pelaku dapat dengan mudah mengendalikan segala aktivitas korban selama berinteraksi dengan website tersebut.
6. SSL Stripping
Serangan SSL Stripping merupakan taktik yang digunakan oleh penyerang dalam jenis serangan MitM untuk mengubah koneksi HTTPS menjadi HTTP dengan cara mengintersep otentikasi TLS yang dikirimkan dari situs web kepada korban.
Dalam proses ini, penyerang akan mengganti versi situs web yang seharusnya terenkripsi dengan versi yang tidak terlindungi, namun tetap menjaga sesi aman dengan situs web tersebut. Semua aktivitas yang dilakukan oleh korban di situs web dapat terbaca oleh penyerang tanpa disadari.
7. Cache Poisoning
Cache Poisoning, atau yang dikenal juga sebagai ARP Cache Poisoning, merupakan salah satu taktik serangan yang semakin populer dalam dunia keamanan informasi. Serangan ini melibatkan manipulasi data pada cache ARP untuk menyesatkan komunikasi antara dua perangkat dalam jaringan yang sama.
Cara Menghindari Man in the Middle Attack
Ada beberapa cara agar terhindar dari serangan man in the middle, berikut ini penjelasannya:
1. Amankan jaringan
Menjaga keamanan jaringan dari serangan Man in the Middle (MitM) merupakan hal yang penting dalam dunia cyber. Serangan ini memanfaatkan kerentanan jaringan untuk mengintip dan mencuri informasi pribadi pengguna. Perlunya untuk selalu waspada terhadap ancaman tersebut, terutama saat menggunakan jaringan WiFi publik.
2. Tidak menggunakan password yang sama
Jangan memakai password yang sama untuk semua akun online Anda. Meskipun mungkin lebih mudah diingat, tetapi hal ini dapat membuka pintu bagi pelaku cybercrime, terutama dalam kasus Man in the Middle Attack, teknik di mana seorang hacker mencuri informasi sensitif dengan menyusup ke dalam komunikasi antara dua pihak yang sah.
3. Hindari mengakses situs tanpa protokol HTTPS
Hindarilah akses ke situs tanpa protokol HTTPS, karena HTTPS adalah versi yang lebih aman dari HTTP. Dengan menggunakan HTTPS, website dapat menjamin bahwa komunikasi antara browser pengguna dan server website tersebut berjalan dengan aman, sehingga melindungi informasi pribadi dari potensi serangan man in the middle attack.
Website yang telah menggunakan HTTPS biasanya akan ditandai dengan adanya gembok berwarna hijau di address bar, sebagai tanda bahwa koneksi antara pengguna dan server website terenkripsi dengan baik. Hal ini memberikan perlindungan tambahan terhadap data sensitif yang dikirimkan melalui internet.
4. Gunakan sertifikat SSL
Manfaatkanlah sertifikat SSL untuk meningkatkan keamanan website. SSL, atau Secure Sockets Layer, merupakan sebuah sertifikat digital yang memastikan bahwa setiap koneksi yang terjadi antara server dan pengguna telah terenkripsi dengan baik. Dengan demikian, informasi yang ditukar antara keduanya akan terjaga kerahasiaannya dan tidak rentan terhadap serangan dari pihak tidak bertanggung jawab, seperti Man in the Middle Attack.
5. Gunakan VPN
Jika kamu terpaksa menggunakan jaringan WiFi publik, ada cara yang lebih aman untuk melindungi informasi pribadimu dari serangan Man in the Middle (MitM), yaitu dengan menggunakan VPN, karena koneksi internet dan transfer data online akan dienkripsi, sehingga sulit bagi pelaku MitM untuk melakukan dekripsi dan menyadap informasi pribadimu.
Tanda-Tanda Terkena Man in the Middle Attack
Serangan Man in the Middle (MITM) dapat memberikan dampak signifikan pada pengguna Internet. Dibawah ini beberapa tanda yang perlu Anda waspadai untuk mendeteksi adanya serangan dari MITM:
1. Perubahan pada Koneksi Internet
Jika Anda mulai merasakan perubahan mencurigakan dalam kecepatan atau stabilitas koneksi Internet tanpa alasan yang jelas, hal tersebut dapat menjadi pertanda bahwa Anda sedang menjadi korban serangan Man In The Middle (MITM), dilakukan oleh pihak tidak bertanggung jawab dengan cara memperlambat koneksi untuk melancarkan aksinya.
MITM adalah jenis serangan yang sangat merugikan karena dapat menyebabkan informasi pribadi Anda diretas atau dicuri oleh pihak yang tidak berhak. Penting bagi Anda untuk waspada dan segera mengambil langkah-langkah perlindungan yang diperlukan jika Anda mencurigai adanya serangan semacam ini.
2. Peringatan Keamanan
Jika Anda menemui peringatan keamanan yang tidak biasa saat mengakses suatu situs web, segera waspada. Peringatan tersebut bisa jadi merupakan tanda adanya ancaman serius, seperti upaya man in the middle attack yang berbahaya. Hal ini bisa terjadi ketika seseorang mencoba untuk menyusup ke dalam komunikasi antara pengguna dan server, dengan tujuan mencuri informasi pribadi atau merusak integritas data.
3. Perubahan pada Halaman Web
Perubahan tiba-tiba pada tata letak atau konten halaman web yang biasanya Anda kunjungi dapat menjadi indikasi adanya serangan. Penyerang yang terlibat dalam serangan ini dapat dengan mudah memanipulasi halaman web untuk menyuntikkan skrip berbahaya atau mengarahkan pengguna ke situs palsu tanpa sepengetahuan mereka.
Lindungi Aset Anda dari Ancaman Man in the Middle Attack
Anda baru saja membaca tentang ancaman serius “Man in the Middle Attack” betapa mudahnya informasi sensitif perusahaan bisa jatuh ke tangan yang salah. Serangan ini tidak hanya merugikan secara finansial, tetapi juga bisa merusak reputasi bisnis Anda. Data pelanggan, rencana strategis, dan komunikasi internal bisa disadap tanpa Anda sadari.
Risiko ini nyata dan bisa terjadi kapan saja, jangan biarkan bisnis Anda menjadi korban berikutnya. PT Digital Solusi Group hadir untuk melindungi aset digital Anda dari ancaman cyber. Hubungi kami sekarang untuk konsultasi gratis dan lindungi bisnis Anda sebelum terlambat!